"Gue mau maafin lo, asalkan lo mau jadi pacar gue?! Gimana?"
Syakira terkejut mendengar perkataan dari Rava "gila lo, ga masuk akal, apa hubungan nya coba"
"Lo lupa udah bikin gue jadi kayak gini, dan sekarang Lo ga mau tanggung jawab atas apa yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Suara sirine ambulance menemani perjalanan Rava dan keluarga dari rumah duka menuju tempat peristirahatan terakhir Valencia, dikawal oleh polisi agar mempercepat perjalanan mereka sedangkan Rava beserta keluarga nya menggunakan mobil Alphard tepat di belakang ambulance disusul beberapa mobil milik saudara saudara Rava serta para sahabat Rava yang ikut menemani
Mereka mengetahui kabar ini dari Rivaldi 20 menit pulang nya Rava kerumah, Rivaldi sendiri mengatahui kabar duka ini beradalah dari grup keluarga nya, jangan lupakan fakta bahwa rivaldi masih saudara Rava
Tak perlu tunggu lama mereka pulang sekolah langsung menuju kediaman rava, mereka semua turut sedih dan berduka atas kabar kepergian cia ini, terutama Rivaldi yang memang paling dekat dengan cia setelah Rava, bahkan Rivaldi sudah menganggap cia seperti adik nya sendiri, sering bermain bersama dari bayi hingga sebesar sekarang
Keluarga besar Rava yang tinggal diluar kota bahkan negeri pun turut hadir dipemakaman cia
Tama merangkul istri nya yang terlihat lemas, lemah tak berdaya, wajah nya sembab pandangannya pun kosong tapi mata nya tak berhenti meneteskan air mata nya, wanita itu seakan akan kehilangan jiwa nya, bahkan tadi sewaktu masih dirumah istri nya sudah pingsan dua kali tak kuasa bila mengingat sang anak yang sangat dicintainya sudah pergi meninggalkan nya
Syakira sendiri dari awal kedatangan nya selalu berada di sisi lelaki itu, walaupun Rava tidak menangis seperti mami nya tapi wajah nya tidak bisa menutupi raut kesedihahannya
Rava berdiri dengan memeluk foto cia yang di bawa ke pemakaman untuk diletakan disana, sesekali Rava mengusap wajah adik kesayangannya yang berada di foto itu, seolah olah wajah itu nyata didepannya, Rava sadar bahwa dia tidak akan bisa lagi memeluk dan mencium adiknya untuk selamanya
"Pak keluarin anak saya, jangan dimasukin kedalam, disana gelap pak anak saya takut sama gelap" Rancau Vania saat jasat cia sudah dimasukkan kedalam liang lahat
Tama mengusap lengan istri nya menenangkan nya "Pi, keluarin cia dari dalam situ, nanti dia tidur nya gimana, kalo laper gimana Pi"
"Iklhas mi"
"Pi mami mau ikut cia aja, mau nemenin cia biar ga sendirian" Rancau Vania semakin menjadi jadi
Syakira, Rava dan yang lainnya tak tega, dan tak kuasa menahan tangis melihat mami rava merancau seperti itu dengan air mata yang terus mengalir
"Istighfar mi, go boleh ngomong gitu"
"Pi mami mau sama ci-...PAK STOP, ADA ANAK SAYA DIDALEM SANA" histeris Vania saat makam cia akan ditimbun tanah
"PAK TANAH NYA JANGAN DITURUNIN, ANAK SAYA ADA DI DALEM PAK, KELUARIN LAGI TANAH NYA, UDAH PAK DENGER GA SAYA BILANG APA" Vania memberontak di pelukan suami nya ingin menyingkirkan orang orang yang sedang mengurusi pemakaman anak nya