Rindu yang paling berat yaitu ketika kita merindukan seseorang yang sudah tiada.
~Rava Danial Adhitama
***
Sudah hampir seminggu sejak kepergian cia, dan besok adalah hari dilakukan nya tahlilan mengenang 7 hari kepergian cia di kediaman rava. Vania sendiri masih belum mengikhlaskan, menerima dan merelakan kepergian sang anak
Sejak kepergian cia sendiri membuat Vania menjadi sering melamun dan menangis di kamarnya, tak pernah keluar dari kamar selama seminggu ini hanya berdiam diri dengan tangan terus memeluk foto sang anak, seakan akan foto itu nyata.
Baru seminggu saja Vania sudah sangat merindukan sang anak, suara nya, rengekan manjanya, bahkan tangisan nya yang sudah tidak bisa dia dengar lagi selama hidup nya, sudah seminggu pula Vania menunggu anak nya menemuinya di dalam mimpinya saat tidur, namun sampai sekarang dia belum mendapatkan nya, dan sering kali berpikir dengan cara apa dirinya bisa bertemu sang anak kecuali didalam mimpi, sempat terbesit dibenak nya untuk mengakhiri hidupnya dan bisa bertemu anak nya disana, namun belum sempat melakukannya sudah diketahui terlebih dahulu oleh sang suami.
Wajah nya seperti tak bernyawa, pandangannya kosong dan tak kerap kali berbicara sendiri dengan foto cia, lalu tertawa tawa dan kemudian tiba tiba menangis
Tama sendiri sudah sering kali memberi motivasi dan dukungan, dan menyuruh sang istri untuk mengikhlaskan kepergian anak mereka, namun tetap saja reaksi Vania selalu seperti ini, sampai Tama bingung harus dilakukan dengan cara apalagi, agar istrinya dapat menerima keadaanya saat ini dan istrinya kembali menjadi hidup tidak seperti ini
Tama hanya takut bila semakin lama dibiarkan Vania akan depresi, melakukan hal hal buruk yang ada dipikiran nya tanpa pikir panjang dan bisa jadi gila, Tama sungguh tidak ingin itu terjadi, cukup anak nya saja yang pergi meninggalkan nya, dia tidak ingin terjadi kepada istri nya juga
Rava membawakan makan siang ke kamar orang tua nya, untuk mami nya yang belakangan ini mengurung dirinya dikamar
Tok...tok...tok
Tak ada sahutan dari dalam, Rava langsung masuk kedalam terlihat mami nya yang sedang tidur membelakangi pintu, sebenarnya Vania tidak tidur tapi hanya memejamkan mata nya saja, dengan foto cia yang setia di pelukannya
"Mi...Rava bawain makan siang nih"
"Mami tidur ya??"
"Mii..."
"Taro aja di nakas nanti mami makan" jawab Vania lirih dengan mata terpejam
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVASYA [END]
Teen Fiction"Gue mau maafin lo, asalkan lo mau jadi pacar gue?! Gimana?" Syakira terkejut mendengar perkataan dari Rava "gila lo, ga masuk akal, apa hubungan nya coba" "Lo lupa udah bikin gue jadi kayak gini, dan sekarang Lo ga mau tanggung jawab atas apa yan...