46. Akhir Cerita Panji

1.2K 80 3
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Panji meneteskan air mata nya, apakah hidup nya akan berakhir sekarang, Panji sungguh sangat tidak tega melihat ibu dan ayahnya, apalagi saat ibunya meneriaki nya sambil menangis, kalau bisa bolehkah Panji memutar waktu memperbaiki semuanya agar kejadian hari ini tidak terjadi

"PAK ANAK SAYA JANGAN DIBAWA" teriak mama Panji saat polisi memborgol anaknya

"PAK BAWA SAYA AJA JANGAN ANAK SAYA"

"Ma udah, biarin Panji menerima ini semua, kita doain aja semoga Panji bisa melewati ini semua, dan bisa menjadi lebih baik lagi" nasihat papa Panji

"Hiks hiks tapi paaa kasian Panji...hiks hiks...dia masih muda masa depan dia masih panjang, mama ga tega pa"

"Biarkan Panji mempertanggung jawabkan perbuatannya, dia harus menebus kesalahannya ma, mungkin ini jalan untuk mendewasakan Panji, agar menjadi orang yang lebih baik lagi"

"Hiks Panji...."

"Pak sebentar saya izin menemui orang tua saya" izin Panji kepada salah satu petagas yang akan membawanya

Dengan tangan yang di borgol Panji mendekati kedua orang tua nya "ma, pa, maafin Panji yaa, maafin Panji belum bisa jadi anak yang baik buat mama dan papa, maafin Panji yang masih suka nyusahin mama papa, maafin Panji belum bisa nurut sama kalian, masih suka ngebantah maafin Panji buat semua kesalahan yang udah Panji lakuin, yang buat kalian susah dan menderita karena harus Menggung beban karena perbuatan yang Panji lakuin" Panji tak kuasa menahan air mata nya

"Hiks engga, kamu anak baik, kamu anak satu satunya yang mama punya, kamu ga pernah nyusahin mami sama papa, hiks hiks Panji maafin mama, yang belum bisa didik kamu menjadi lebih baik, kerena mami lebih ngurusin urusan mama"

"Engga ma, mama ga salah ini salah Panji, mama udah jadi mama yang baik buat Panji mama selalu ada buat Panji, jadi mama ga boleh salahin diri mama karena Panji"

"Maafin papa juga yang belum bisa jadi suami dan papa yang baik untuk kalian"

"Papa dan mama adalah orang tua terbaik yang Panji punya" kemudian mama dan papa Panji memeluk Panji, sedangkan Panji tidak bisa karena tangannya yang diborgol

"Doain terus Panji ya ma, pa"

"Mama dan papa akan selalu mendoakan kamu"

"Panji pamit dulu"

Surya sangat sedih melihat anaknya yang harus menanggung ini semua, dan Surya sedih karena dia akan berjauhan dengan Panji anak satu satunya yang masih dia miliki setelah kepergian putri nya, dan Surya juga sedih melihat istrinya yang seperti ini

"Mari ikut kami" intrupsi dari petugas kepolisian

"Sebentar pak, ma pa, Panji pamit dulu yaa"

Kemudian panji berjalan ke arah Tama dan Vania "om, tante, sekali lagi maafin kesalah saya, saya pamit"

"Maafkan saya yang tidak bisa mencabut tuntutan saya ini, saya melakukan ini untuk kebaikan kita semua dan anak juga membutuhkan keadilan" sebenarnya Tama tidak tega melihat remaja dihadapannya ini apalagi dia seumuran dengan Rava anaknya, tapi mau bagaimana lagi ini semua juga karena perbuatannya sendiri

RAVASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang