16. A Complete Haze

783 82 8
                                    

(Beam's POV)

Aku mengingat semuanya.... semua yang terjadi semalam.

Berapa banyak botol alkohol yang kuminum...

Kapan Kit memilih kembali ke kamar kami....

Percakapan yang kumulai dengan Forth....

Dan ciuman hangat yang kami bagi bersama...

Aku mengingat semua... Itulah realita yang menghantamku saat aku membuka mataku dari tidur nyenyak. Aku pikir, semua itu hanyalah mimpi... tapi kenyataan bukan dan tidak akan terjadi. Aku bahkan tidak memikirkan sakit di kepalaku karena pikiranku dipenuhi oleh kenangan-kenangan itu.

.

.

.

Aku mengacaukan semaunya...

.

.

.

"Akhirnya, yang mulia bangun juga."

Aku pikir, aku mendengar suara Kit dari kejauhan, tapi aku tidak bisa melihat apapun ketika aku mengulangi kembali setiap detail kejadian kemarin.

"Ini sudah siang. Cepat bangun kalau kau tidak mau ditinggalkan."

Apa? Apa yang dia katakan? Ditinggalkan yang lain? Kenapa? Kenapa mereka meninggalkan kami? Dan siapa mereka?

"Oi Beam. Kau sudah bangun? Atau kau masih bermimpi?"

Mimpi? Mungkin, ini hanyalah mimpi. Aku berharap... Amat sangat berharap semua yang terjadi adalah mimpi karena aku tidak tahu harus bagaimana aku mengatasi yang satu ini. Pikiranku berkabut, aku merasa seakan...

Plak!!

Pukulan keras di kepala membawaku kembali dari lamunanku. Aww! Sakit sialan!

Aku melotot pada orang yang bertanggung jawab untuk ini. Tapi Kit seakan tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Dia hanya tersenyum dari satu telinga ke telinga lainnya seakan dia tidak memukulku sama sekali.

"Kau seperti orang idiot." Dia nyaris tertawa ketika mengatakannya, "Apa yang terjadi padamu Beam? Apa salah satu Star menolakmu sehingga kau terlihat menyedihkan?"

"Bagaimana dia bisa menolakku? Aku yang menolak mereka dan bukan sebaliknya." Aku memberengut sembari memijat bagian yang ia pukul. Nanti akan kubalas.

Kemudian Kit melemparkan handuk ke wajahku.

"Terserah. Kau harus cepat bangun dan bersiap, yang mulia. Kita akan pulang sejam lagi. Kau tidur seakan kau ada di apartemenmu sendiri saja. Forth bilang, kau mabuk lagi. Aku sudah bilang padamu untuk kembali denganku, tapi kau memaksa tetap tinggal. Kau bahkan tidak mendengarkan..."

Seperti biasa dia mulai mengomel seperti emak-emak. Tapi aku berhenti mendengar kata-katanya ketika mendengar nama itu. Aku merasa seluruh otot tubuhku menegang dan dadaku berdebar.

"Forth?!" semburku.

Kit menghentikan omelannya, "Kenapa dengan Forth?" dia bertanya kembali.

"Kau melihatnya hari ini?" Kupikir aku berbicara pelan.

Beruntungnya Kit sedang sibuk membereskan barang-barangnya, jadi dia tidak melihat bagaimana bulatnya mataku tapi aku menyadari dia menekuk alisnya.

"Ya, dia kesini beberapa kali untuk mengecek apa kau baik-baik saja. Dia khawatir kau akan sakit kepala ketika bangun..." Dia menatap kearahku dengan mata mengejek, "... suami perhatianmu meninggalkan aspirin, siapa tahu istrinya membutuhkannya."

Engineering Moon and the Crazy DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang