(Beam's POV)
Hidupku mulai kacau balau, seakan sebelumnya belum berantakan saja, setelah kecerobohan yang kulakukan sebelumnya. Aku seperti seorang buronan yang sedang bersembunyi dari kejaran polisi, yang setiap saat, bisa saja muncul entah dari mana. Mataku selalu berlarian kemana-mana, mencari tanda-tanda kehadiran pria tinggi, kekar, dan menarik perhatian. Terkadang Kit, yang merasa kesal dengan tingkah anehku, akan memukul kepalaku. Aku mengatakan rasa terima kasihku karena membantuku kembali ke diriku sendiri yang membuatnya semakin penasaran tapi aku tidak akan memberikan menjelaskan apa pun.
Bagaimana bisa aku menjelaskannya jika aku sendiri tidak bisa mengetahui kenapa aku bertingkah aneh seperti ini? Yang aku tahu aku tidak mau melihat wajah tegas Forth atau pun berada disekitarnya. Aku bahkan harus mematikan teleponku karena dia terus mengirimkan pesan dan meneleponku, walau semuanya kuabaikan. Aku juga berhenti datang ke hall latihan dengan alasan aku mempunyai urusan penting lainnya karena kutahu dia akan berada disana. Aku rasa radar Forth-ku akan berbunyi jika aku merasakan kehadirannya dan memberitahuku untuk pergi secepatnya.
Singkatnya kami sedang bermain petak umpet dan aku tidak tahu kenapa aku melakukan ini?!
Karena ciuman kemarin? Tidak mungkin?! Seakan-akan kemarin pertama kalinya aku berciuman saja, bahkan dengan laki-laki. Aku sudah pernah mencium laki-laki sebelumnya tapi tidak sampai membuatku menjadi kacau seperti ini.
Aku memberitahukan diriku sendiri untuk berpura-pura seakan tidak ada yang pernah terjadi, mengatakan jika itu adalah sebuah mimpi indah, namun itu menghantuiku seperti peluru mengarah targetnya. Aku tidak bisa berpura-pura tidak tahu seperti aku tidak bisa menghadapi pria yang membuat kebingungan ini...
Kit tiba-tiba memukul kepalaku. Fuck! Ini seakan sudah menjadi kebiasaannya untuk memukul kepalaku. Setelah aku melewati kebingungan ini aku akan membayarnya dua kali lipat. Aku bersumpah.
"Kau melamun lagi," katanya ketika melihat kekesalan di wajahku dan menahan senyumnya.
"Aku tidak sedang melamun. Aku berdoa... Berdoa semoga kau bisa menjaga wajah mengesalkanmu itu ketika aku membalasnya. " Gumamku pelan walau aku sangat ingin menggantung lehernya.
"Selalu sok tahu meskipun kau sedang sangat menyedihkan huh?" Aku memutar bola mataku dan mendengarnya menahan tawa karena kami sedang berada didalam perpustakaan.
"Terserah."
Aku harus memfokuskan perhatianku pada catatan yang harus kami bahas untuk kuis dikelas selanjutnya setelah istirahat makan siang. Belakangan ini nilai kuis-kuisku menurun jadi aku harus mendapatkan nilai yang lebih baik atau, aku harus mengucapkan selamat tinggal kepada Fakultas Kedokteran. Walau aku selalu menggerutu mengenai tugas sekolah, aku sama sekali tidak ada niatan untuk mundur begitu saja. Setelah melewati semua jeri payah ini? Aku akan menjadi seorang dokter, camkan? Jadi aku harus membuang semua pikiran menyebalkan yang menggangguku dan fokus pada semua bahasa-bahasa medis ini.
"Oi, Beam," panggil Kit lagi untuk mendapatkan perhatianku. Tetapi kali ini dia tidak sedang seperti menggodaku lagi.
"Apa?" tanyaku.
"Kau mau ikut denganku?" aku menaikkan salah satu alisku. "Aku akan pergi ke toko buku setelah kelas ini. Aku menghilangkan salah satu binderku. Aku harus membeli yang baru. Hanya kau yang bisa pergi karena seseorang sedang sibuk dengan pacarnya."
Aku berbalik kepada sosok yang tengah duduk disebelahku sedang sibuk dengan handphonenya. Pha seakan tidak menyadari kehadiran kami. Dia sudah seperti ini semenjak ia mendapatkan hati dari Nong tercintanya. Yaa... Setelah permainan kucing-kucingan mereka (Kenapa ini terdengar sangat familiar? Terserahlah!) mereka akhirnya berada didalam pelukan masing-masing. Mereka memang belum resmi menyatakan jika mereka sudah resmi pacaran tetapi paling tidak mereka sudah menyatakan perasaan masing-masing. Kit dan aku setidaknya tidak perlu lagi mendengarkan pidato tak berkesudahan dari Pha tentang cintanya yang tak berujung kepada 'Yo pujaan hatinya.' YEY!!! Dari semua itu, perasaan lega muncul karena ia pada akhirnya mengikuti kata hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Engineering Moon and the Crazy Doctor
Romance"Aku jatuh cinta dengan seseorang yang memiliki senyum paling bersinar." ~ Forth "Mereka bilang, jika kau ingin melihat dunia maka dakilah gunung. Aku sebenarnya mempercayainya. Sampai aku bertemu denganmu dan menjungkir balikkan duniaku. Sekarang d...