(Forth's POV)
Pergi ke pantai untuk pengambilan gambar benar-benar bukan seleraku, terutama pergi dengan kendaraan tertutup seperti bus yang menjadi transportasi kami hari ini. Aku lebih menyukai hamparan hijau luas sambil memacu kecepatan mesin motorku dimana aku bisa merasakan terpaan angin pada wajah dan tubuhku. Tapi, aku tidak mungkin bisa melakukannya, karena aku ditugaskan untuk berada di dalam bus dan menjaga para junior ini. Aku menduga, para staff berpikir aku bisa mengontrol mereka jika mereka mulai membuat kekacauan dengan tatapan tajamku, jadilah mereka meletakanku disini...
Tepat jam 8 pagi, satu jam sebelum keberangkatan kami, aku sampai di depan gerbang kampus dimana menjadi tempat berkumpul kami. Ketika bus akhirnya terlihat, beberapa staff mulai mengatur para murid baru. Sedangkan aku menolong yang lain memasukkan barang-barang ke dalam bagasi bus.
Kami sedang memasukkan barang-barang dan beberapa hal yang akan kami gunakan untuk pemotretan kedalam bagasi ketika CR-V putih parkir beberapa meter dimana bus di parkirkan. Meski kaca mobil itu sangatlah gelap, aku bisa mengetahui dengan pasti siapa pemiliknya.
Kit yang pertama turun dari kursi penumpang, berjalan kearah kursi supir untuk mengetuk pintu. Kelihatannya sang pemilik tidak berniat untuk keluar jika temannya tidak memaksanya. Sangat jelas mereka menunggu temannya yang lain, Pha.
Beam dengan malas meregangkan tubuhnya setelah membuka pintu. Mata dengan bosan melihat sekeliling area dimana sedang para Moon dan Star tengah ramai sampai matanya bertemu denganku... lalu dengan cepat dia berbalik pada temannya, Kit, seakan tidak melihatku sama sekali, matanya dengan penuh semangat menunjuk pada para Star yang ada.
What.The.Heck?!
Aku hampir mendengus padanya.
Beam selalu seperti ini selama beberapa hari belakangan. Kapan pun mata kami bertemu atau pun bertabrakan satu sama lain di hall latihan, dia selalu menjadi yang pertama menghindar seperti dia tidak pernah melihatku atau dia menemukan sesuatu yang lebih menarik untuk dilihat atau dibicarakan. Dia juga selalu tersenyum cemerlang kepada semua orang seakan dunia akhirnya menemukan kedamaian, kecuali padaku.
Jujur saja, aku mulai tidak mengerti tentangnya sama sekali. Apa yang permasalahannya denganku? Aku pikir, kami akhirnya berbaikan setelah berkirim-kirim pesan kemarin, tapi ternyata tidak. Malah menjadi lebih buruk. Apa dia sedang mempermainkanku? Apa dia sedang mencoba mengacaukan pikiranku? Karena jika dia memang melakukannya...
Dia sudah berhasil...
... Terutama ketika dia mengacaukan rencana yang disebutnya kencanku.
Teman-teman kami mengira jika Beam mencoba merayu perempuan itu, N'Dream, yang sedang bersamaku malam itu ketika dia sudah sangat mabuk. Padahal kenyataannya, dia tidak melakukannya.
Dia tidak merayu nong Dream atau pun menggodanya untuk membuatnya menjauh dariku pada malam itu. Sebenarnya, dia memberitahukan N'Dream untuk menjauh dariku karena (menurut Beam) aku tidak siap untuk menjalin hubungan apapun jadi dia jangan berharap untuk mendapatkan janji kencan lainnya. Aku terlalu sibuk dengan jadwalku antara kompetisi Moon dan Star, kuliahku, dan juga keluargaku (Itu juga menurutnya meski pun aku tidak tahu dari mana dia mendapatkan ide itu),maka dari itu N'Dream seharusnya tidak menggangguku.
N'Dream berpikir dia berbicara omong kosong (itu memang omong kosong) karena kami baru saja berbicara mengenai kehidupan kuliah kami dan aku memberitahunya meski pun aku sedang sibuk, aku masih memiliki waktu untuk urusan lain. Tapi, Beam menjadi lebih gigih. Dia bahkan mencoba meyakinkan N'Dream untuk tidak berpacaran denganku...
Aku tahu seharusnya aku menghentikannya berbicara yang tidak-tidak, tapi aku tidak bisa melakukannya... Aku terpesona... Beam memperingatkan gadis itu untuk pergi dan tidak merayuku... Jika aku tidak mengingatkan diriku sendiri untuk berhenti berharap jika itu datang dari Beam, aku akan mengira dia sedang cemburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Engineering Moon and the Crazy Doctor
Romance"Aku jatuh cinta dengan seseorang yang memiliki senyum paling bersinar." ~ Forth "Mereka bilang, jika kau ingin melihat dunia maka dakilah gunung. Aku sebenarnya mempercayainya. Sampai aku bertemu denganmu dan menjungkir balikkan duniaku. Sekarang d...