Hari minggu, waktu yang enak untuk merebahkan diri dan menenangkan hati serta jiwa. Sama halnya dengan para bujang Galaxer. Mereka semua masih pada tertidur pulas padahal kini sudah jam dua belas, benar benar tidak patut dicontoh ya kawan. Untungnya terkecuali untuk tuan rumah, ia sudah bangun sejak jam sembilan tadi. Padahal ia semalam juga sulit tidur gara-gara resah takut ketauan kepada teman temannya.
Namun, ia tak mau rumahnya jadi kandang babi karena ulah teman temannya yang tak tau diri, bukannya merapikan saat selesai bermain malah dibiarkan begitu saja kayak kapal pecah. Sabar, Parez sangat beruntung dilahirkan menjadi penyabar sebab jika tidak kemungkinan saat ini Parez sudah gila menghadapi perilaku teman temannya yang setara anjing gila di Crash Bandicot.
Setelah selesai merapikan rumahnya yang sebelumnya seperti tak layak dihuni sekarang rumahnya sudah sedikit lebih bersih. Tentu saja Parez hanya membersihkan sebagian saja sisanya biarlah nanti asisten rumah tangganya yang melanjutkan. Kemudian, Parez pun akan mandi di lantai bawah.
Coba kita lihat siapa orang kedua yang sudah bangun, yap! Potter lah orangnya. Potter sudah membuka matanya tapi nyawanya masih main di taman lawang, tapi bohong hehe. Matanya masih agak lengket kayak kena lem serigala, ia bengong menatap langit langit kamarnya, seperti bertanya "aku dimana?," "sama siapa?," "semalam berbuat apa?."
Lah, kok jadi bernada ya.
Potter merubah posisinya menjadi duduk, ia sebenarnya sangat malas untuk bangun tapi ia kebelet buang air kecil dan perutnya kelaparan. Ia pun ke kamar mandi untuk melakukan ritualnya, lalu setelah selesai ia keluar kamar berniat mencari makanan di kulkas. Benar benar tidak tau diri.
"Yah... kosong," ia kembali menutup pintu kulkas dan duduk bersandar di sofa.
Potter kembali memejamkan matanya karena walaupun sudah siang tapi terasa dingin dirumahnya Parez. Tiba tiba saja terlintas percakapan ia dan Parez kemarin malam, percakapan yang Parez menyuruhnya untuk meminta maaf pada adik kelasnya itu.
Potter memang orang yang sombong dan keras kepala tapi jauh di lubuk hatinya ia juga memiliki rasa bersalah dan simpati walau hanya secuil.
Ketika sedang berpikir keras Potter teringat sesuatu, yaitu kejadian dia yang ingin menghabisi adik kelasnya itu dengan mengirimkan penjahat. Kini Potter nambah bersalah, ia juga bingung kenapa hatinya lemah banget sekarang. Terakhir kali ia marah marah atau temperamental itu ketika orang aneh itu memberi syarat supaya ia tidak berbicara kasar lagi dan ingin Potter jadi lebih memiliki attitude.
"Apa gua begini gara-gara dia?," ucap Potter yang sedang menatap televisi yang mati.
"Tapi kenapa bisa? Masa dia sihir gua?," bingung Potter akibat perubahan sikapnya yang sekarang jadi agak baik dibandingkan sebelumnya.
"Hhhh gatau ah....," Potter membuka ponselnya berniat untuk memesan makanan.
Namun, muncul notifikasi dari nomor orang aneh, si Terrorich. Potter buru buru membukanya, ia penasaran apalagi yang akan disuruh Terrorich itu.
0821XXXXXXXX
Halo anda yang disana, bagaimana kabarnya?0821XXXXXXXX
Kabar burung anda disini baik baik saja, ingin lihat?0821XXXXXXXX
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHT
Teen Fiction(On Going) Terang. Satu kata yang membuat anak gadis jejeritan. Dilarang copy paste cerita gaje ini karena author sudah susah merangkai kata katanya dan menelusuri lagi memori saat kejadian yang pernah dialami saat Sekolah Menengah Keatas. Created b...