15. Arine

24 8 1
                                    

Hati hati bacanya, konflik menyambut eaa :v

---

"Parez! Itu cewe lo ngomong dikacangin mulu kesian bege," ujar temennya yang bernama Heri.

"Udah gpp Her... mungkin Parez lagi ada hal penting yang harus ia pikirkan," sela perempuan itu yang notabenya pacar Parez. Cewenya sudah terbiasa melihat tingkah Parez yang akhir akhir ini berubah. Ia lebih banyak melamun dan setengah cuek.

Cewe Parez yang bernama Arine itu memang baik. Bahkan sangatlah baik. Sama seperti Parez. Mereka sama sama baik dan itu sangat cocok. Jika orang pacaran biasanya setiap malam minggu keluar, mereka tidak. Mereka hanya sekedar chattan dan Video Call. Hanya sesekali saja mereka keluar untuk malam mingguan, itu juga yang mau dari pihak cowonya, cewenya hanya mengiyakan.

Juga, saat orang lain berpacarannya pergi ke tempat yang menghabiskan uang dan tidak berguna, kini mereka berbeda. Mereka pergi ke taman yang rindang tidak jauh dari rumah Parez. Banyak lampu kerlap kerlip yang menghiasi pepohonan, ayunan, dan juga saung. Mereka pun juga pergi ke tempat berilmu, seperti perpusnas, kota tua, dan yang lainnya. Yah... mereka berdua memang pemikirannya dewasa, tetapi lebih dewasa cewenya.

Sebenarnya Arine tau apa yang dilakukan Parez akhir akhir ini. Ia tau itu dari teman dekatnya yang pernah beberapa kali melihat Parez memboncengi perempuan yang temannya ketahui bahwa itu adik kelasnya. Temannya menceritakan itu kepada Arine dengan nada tidak suka, ia berkata bahwa Parez sekarang telah mempunyai kekasih dan itu adalah temannya. Jadi Parez tidak boleh dekat dekat dengan jenis cewe yang lain.

Temannya itu mengomel hampir setiap saat entah itu dijalan, di sekolah, di kantin, di grup bahkan saat ekskul. Tapi Arine hanya terkekeh kecil dan menjawabnya dengan bijak, "Kami hanya pacaran, bukan menikah. Tidak ada peraturan khusus melekat pada kami, karena kami belum ke jenjang yang lebih serius. Dan itu hak seseorang mau menyukai siapapun." Temannya yang melihat Arine geram sendiri. Mengapa ada seseorang sebaik Arine? Dan mengapa orang sebaik dia yang harus tersakiti?

Makanya itu, Parez memilih Arine karena cewe itu bersifat dewasa dan selalu berpikir positif. Parez menyukai itu.

"Gila... lu masih betah aja sih Rin sama orang kek Parez? Mending lu juga cari yang lain dah yang lebih perhatian dan baik sama lo. Kaya gue misalnya," ucap Heru menaikan satu alisnya. Arine hanya terkikik pelan melihat tingkah temannya Parez.

"Yasudah aku pergi dulu... masih banyak yang harus dikerjakan. Bye...," Arine berlalu meninggalkan tiga sejoli yang berada di taman belakang sekolahnya. Parez hanya melihat punghung pacarnya itu dengan tatapan kosong.

Mereka bertiga sedang menikmati istirahatnya sambil menghirup udara yang sejuk. Teman lainnya tidak bisa berkumpul karena mereka pada sibuk, ada yang main ML, nyalin PR, dan juga males. Tapi ada satu temannya yang sedang menuju kemari. Maka dari itu mereka bertiga sedang menunggunya.

"Oy! Disini Del"

"Eh tadi gue liat Arine... abis dari sini ya cewe lu Rez?," tanya Delviero. Yang ditanya ga ngejawab sama sekali.

"Ck! Udah del gausa mgomong sama Parez, lu berasa ngomong sama ghoib," cercah Heri kesal.

"Emang ada apa sih? Mereka lagi slek?," tanya Delviero lagi dengan bingung.

"Biasa si Parez yang selalu gajelas," ucap Heru santai sambil meminum minumannya yang dia beli.

"Yaudah lah gausa ikut campur, biar itu jadi urusan mereka berdua," kata Delviero yang gamau ikut pusing pusing.

---

Sudah tiga minggu berlalu sejak Inem sama Parez jalan. Iyel ga pernah chattan lagi sama si Terang, begitupun Inem dan yang lainnya tidak pernah lagi ngomongin si Terang. Setelah insiden yang Parez ngajakin Inem pulang setelah ekskul basket tanpa disuruh Iyel, dari situlah mereka meneguhkan untuk tidak berurusan lagi dengan Parez. Juga mereka bertiga udah ngasih tau apa saja yang mereka lakukan belakangan ini ke Empet, Mimin, dan Qorry.

Dan mereka semua terkejut kaget terheran heran.

Awalnya mereka ga percaya tapi setelah Iyel nunjukin bukti seperti chat-an sama Parez. Mereka jadi percaya.

Dan Inem sekarang ini terlihat tidak menyukai Parez lagi, buktinya pas saat berpapasan ia tetep liat kedepan berasa ga ada Parez. Padahal Parez udah liatin dia.

Beda lagi kalo Iyel sama Pale, kalo mereka ketemu atau berpapasan sama Parez, mereka liat Parez tapi dipelototin. Si Pareznya yang liat mereka berdua bingung tapi tetep senyum.

"Senin depan pts cuy," kata Mimin.

Iyel yang lagi ķeluarin kotak bekelnya mengerutkan keningnya, "Lah anjir seriusan?."

"Serius.... tunggu aja ntar pasti Pak Jek kasih tau," jawab Qorry menyendokkan nasi kedalam mulutnya.

"Perasaan cepet banget dah ulangan," ucap Pale mencomot donat dari kotak bekel Iyel.

"Jangan ngambil yang itu shit"

"Tapi udah gue pegang hehe"

"Ck! Yudahlah ambil sono," Iyel memakan J.CO yang ia beli semalan. Ia makan yang coklat.

"MAU DONG AING," teriak Empet yang baru sadar karena sedari tadi ia mainin laptop Mimin.

"MANA SINI YEL"

Iyel kasih kotak bekelnya ke Empet dan sama Empetnya langsung diambil rakus,"Udah minta maksa lagi, dasar ngepet,"

"Permisi.... ada yang namanya Hiera Karmila?,"

Mereka yang asik ngobrol dan makan pada nengok kearah sumber suara. Kini terlihat kepala yang menyembul dari pintu. Ganteng gaes. Mirip Lai Guanlin member WANNAONE.

Berasa namanya dipanggil Empet langsung berdiri dari kursi nyamperin cogan itu. Mereka semua bertatapan bingung, ada apa gerangan ini si Empet bisa kenal sama kakel yang juga famous itu. Sangat membingungkan.

"Kamplang si Empet ga bilang bilang kalo punya simpenan," Ujar Pale yang membuat temen temennya ngakak.

---

Inilah sosok Parez yah... kira kira miriplah kaya Sehun my sepupu :")

Sama sama Terang wkwk

Sama sama Terang wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang