28. Sisi Lain

25 5 25
                                    

Berang berang bawa panci
Parabot parabot pala botak

---

Masih ga habis pikir Parez sama Iyel yang lebih memilih supirnya dibanding dia. Apa ketampanan dia mulai redup dan dicuri oleh supir itu? Ga mungkin. Buktinya ibu ibu di komplek dia masih bersiul siul kalau Parez lewat maupun dia pakai pakaian rapi atau robek robek.

Sekarang sudah pukul delapan malam yang mengharuskan dia belajar supaya nilainya tetap steril. Tapi yang dia lakukan sekarang tiduran di kasur yang empuk sambil melihat langit langit pelaponnya yang berwarna putih. Lebih tepatnya sih nuansa di kamar dia catnya berwarna putih.

Dia masih keingat kata kata Potter, member terbrengsek di Galaxer.

"Gue yang culik dia"

Ck! Benar benar sampah masyarakat. Ga ada minta maaf dan penyesalan sama sekali. Jika diingat ingat bikin emosi saja. Apalagi Iyel malah membantunya membawa ke kamar. Dia lebih memilih mengurus si brengsek itu daripada Parez yang mau menyelamatkan dia. Emosi Parez melonjak naik ke ubun ubun.

"Aish... sial kepala gue"

Parez segera nengambil vitamin di laci dan mengambil botol minum di tas sekolahnya. Parez merebahkan lagi dirinya di kasur, sepertinya hari ini ia tidak bisa belajar. Walaupun Parez sendiri sebenarnya kalau belajar dalam seminggu minimal tiga kali dan maksimal empat kali.

Sekarang sudah jam sembilan, berarti sisa dua jam lagi. Parez harus segera tidur kalau ga dia bakal kesulitan untuk tidur. Parez menutup matanya mencoba tidur. Tidak. Tidak bisa. Matanya tidak bisa diajak kompromi. Matanya seolah berkata belum mengantuk jadi tetap ingin melek.

"Mata sialan. Cepet anjing ngantuk!"

Parez memejamkan matanya erat serta kedua tangannya pun ikut menutup. Parez berdoa dalam hati. Semoga dewi fortuna untuk kedua kalinya berpihak padanya.

Tuk tuk tuk

Hanya terdengar suara denting jam. Parez sudah grasak grusuk di kasurnya. Dengan menghentakkan tangannya Parez membuka matanya.

"Bangsat! Tetep aja ga bisa!"

Parez mendudukan dirinya lalu mengusap wajahnya gusar. Parez mendongak melihat jam.

"Tai udah jam sepuluh"

Parez sudah menyerah. Biarkanlah itu terjadi, toh dia juga sudah selalu mengalaminya. Lagipula dia sudah punya obat untuk sedikit menguranginya. Ya, hanya sedikit.

11.00 pm.

"Hmm~ haha lucu ih"

"Ah iya gue belum minum obatnya nanti dokter marah"

"Minum obat harus minumnya pake air mineral biar cepet sembuh"

"Anjir gue ngomong apa tadi?!"

Seperti inilah kelakuan Parez setiap jam sebelas malam. Berubah menjadi sosok yang berbeda, dari dirinya. Parez seperti ini sejak memasuki SMA. Saat ia masih kelas satu SMA ia pikir ini hanya efek lelah saja. Tapi karena setiap saat terjadi ia berpikir bahwa ini bukan karena efek lelah melainkan penyakit.

Namun Parez baru memeriksa dan mengobatinya kelas sebelas ini. Ternyata benar dugaan dia kalau itu penyakit. Sampai saat ini obatnya belum terlalu jitu untuk menyembuhkannya, hanya bisa menguranginya atau mungkin mencegahnya sedikit. Supaya tidak terlalu lepas kendali.

"Ngaca ah pasti gue imut---stop gue ini laki"

Penyakit Parez ini sejenis berkepribadian ganda yang dimana dia mempunyai kepribadian dua macam. Tapi ditentukan dengan waktu. Jadi ga sembarangan dia berubah begitu saja. Itu dokter katakan pada Parez.

"Mending tiduran aja di kasur"

"Ah empuk banget sih---ish apaan anjeng gelik"

"Aduh gulingnya tumben ena dipeluk"

"Berasa meluk cog---gue laki bazeng!"

"Udahlah gue harus tidur!!"

Karena merasa lelah dengan dirinya, akhirnya Parez pun terlelap tidur dan bermimpi indah. Mimpinya peri gigi. Haha.

---

Potter bangun dari tidurnya yang sangat puas. Sudah lima jam ia tidur. Baru kali ini dia kebo tidurnya selain hari libur. Ia melihat jam yang kini pukul sembilan malam. Pantas saja dia lapar berhubung tadi siang dia juga belum makan. Coba saja kalau dia ga lapar mungkin dia masih tidur sekarang sampai pagi trus bangun telat dan terlambat ke sekolah. Sebenarnya sih sudah biasa terlambat juga. Namanya Potter sudah masuk ke daftar hitam catatan BK.

"Ini kenapa ga ada makanan di kulkas njir"

Setelah mencari di kulkas ga ada, Potter mencari di laci dapur. Disana ada dua mie instan yang tersisa.

"Gue kok mendadak miskin gini sih tai. Kamplang banget"

"Bodolah yang penting gue makan daripada gue mati kelaperan. Kan ga lucu cogan kek gue matinya ga keren"

"Lagian nanti kasian jalang jalang gue yang masih butuh belaian dari Bernard gue. Haha"

Selesai masak Potter pun langsung menyantapnya padahal masih dalam keadaan berasap atau panas panasnya. Potter masak dua mie instan itu sekaligus dua duanya. Jangan melihat covernya gaes, perut Potter mah macam toren yang berlogo pinguin. Dari luar memang ga terlihat tapi kalau yang sudah kenal sama Potter dari jaman oek oek, ngompeng, pipis di celana sampai sekarang pasti tau.

Di sela sela makannya Potter teringat kata kata Parez yang mebuat Potter ingin menendang kejantanan si Parez.

"Sampe lu begini lagi. Lo bakal habis sama gue..."

"...sampah"

Potter menyeringai sambil mengunyah mienya. Kemudian dia tertawa ga jelas padahal ga ada yang melawak.

"Si sampah itu emang ga tau diri ck ck"

Lalu Potter tiba tiba teringat wajah Iyel yang datar sedang mengobatinya, tatapan matanya yang jernih. Sentuhan lembut tangannya di pipi dan bibirnya. Potter menyentuh bibirnya,  sentuhan itu masih terasa. Potter menggigit bibirnya. Lagi lagi dia mengingat kalimat yag dikeluarkan dari mulut Iyel.

Deg

"Cih, jangan digigit goblog bibir lu ntar nambah luka"

Potter langsung melepaskan gigitannya. Ia mengetuk ngetuk kepalanya dengan sumpit dan sendok untuk makan mie.

"Jangan mikirin cewe badak kaya dia anjir. Ga selevel sama lo Potter Rafliez yang super tampan sekali genjot memuaskan para jalang"

Brakkk

Potter memukul mejanya keras. Dia harus mengingat hal apa yang selanjutnya dia lakukan kepada cewe itu.

Tring

Seketika lampu pijar menyala diatas kepalanya yang menandakan ia mebdapatkan sebuah ide. Lalu Potter tertawa jahat yang sangat dipaksakan mana mukanya ngeledek lagi.

"Oke, ini bakalan seru. Kedua manusia bodoh itu harus kena akibatnya"

"Kali ini harus berhasil"

"Liat aja lo cewe badak gue bakal bikin lo menjerit"

Potter melanjutkan makannya tapi dia mendadak tersedak dan batuk batuk.

"Aer aer aer!! Anjing kenapa pedes sih bangsat. Perasaan tadi gue ga pake cabe fuck!!"

Sok sok pakai perasaan lu ah chentong tanah. Punya aja mah kaga.

---

Woy ah bakil nih gue.

Gaes gaes pada baca webtoon ga kalean?

Aing pen bat baca tapi kuota ga mendukung hueee /guling guling di beling/

Kangen bat aing sama cogan webtoon omege );

LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang