Parez dateng dengan santainya yang kedua tangannya berada di saku celananya. Parez kini udah berdiri disamping guru yang sedang duduk di tempatnya. Guru itu menoleh karena merasakan kehadiran setan---eh salah orang.
"Darimana saja kau anak muda?"
Sekarang semua mata tertuju padanya. Termasuk mata mata. Ga. Boong.
Kelas yang tadi hening, sekarang tambah hening lagi. Tanda tanda kehadiran manusia yang berjumlah tiga puluh lima itu seketika lenyap.
"Dari luar pak"
Jawaban yang keluar begitu datar begitupun dengan mukanya. Seperti baru kehilangan setengah jiwanya.
Apa dia baru kesambet setan? Ga mungkin, ini belom terlalu siang.
"Pintar kali kau menjawab anak muda!. Kau tau kan siapa aku?!"
"Pak guru"
Baru kali ini Parez ngelakuin hal semacem ini membales pertanyaan guru dengan sedikit ga sopan---lebih tepatnya melawan guru.
"Aku pun tau kalo aku itu guru!. Maksudku, orang seperti apa aku itu. Tau kan kau?!"
"Tau Pak"
"Kalo kau tau, coba kau jelaskan anak muda!"
Suruh Pak guru Sihombing yang beraksen batak itu. Guru itu mengajar dalem pelajaran Matematika.
"Bapak ga akan percaya sama alesan klasik murid. Bagi bapa itu semua cuma akting rendahan seperti di drama"
Parez menatap lurus kedepan lalu pandangannya tepat di Potter yang memasang muka ngeledek kearahnya. Hampir mirip badak somalia.
Mereka berdua seolah-olah berbicara lewat batin.
Mampus kan lu kena sembur air mancur wangi jigong - Potter
Lagian sok sok-an ngilang lu kaya tuyul cari emaknya - Potter
Apaansi gajelas - Parez
Itu mah Enci - Parez
Hachi goblok - Potter
"Kurang tepat kau!. Masih ada yang salah dari penjelasan kau barusan anak muda!"
"Dimananya Pak?"
"Kata terakhir!. Seharusnya kau gunakan kata sinetron bukan drama!"
"Sudah kubilang berapa kali ke kalian, kalo aku lebih suka drama daripada sinetron!"
"Hei! Kau anak muda siapa nama kau?"
Tunjuk Pak Sihombing ke muka Parez.
"Parez Charesto, Pak"
"Oh jadi kau yang bernama Parez itu! Darimana pula cakepnya kau! Kulit putih pucat macem orang tak hidup pun. Memang salah mata wanita wanita itu nyah! Parasku udah jelas lebih tampan dari si pucat ini! Masih saja nyah mereka tak mau ngaku!"
Parez udah nahan napas biar ga kecium aroma bau menyan yang keluar dari mulut Pak Sihombing. Air mancur yang keluar bagai bom di dalem air. Udah muncrat kemana-mana, tangan dan baju Parez pun kena. Untung aja mukanya sih kaga.
"Kau---ketua kelas disini kan?!"
"Bukan Pak"
"Lalu---," Pak Sihombing mengedarkan pandangan ke seluruh murid, "Siapa ketua kelas disini nyah?!".
"Saya Pak"
Si coklat---Delviero mengangkat tangan kanannya. Dalem hati dia udah merutuki dirinya sendiri yang mau aja dicalonkan jadi ketua kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHT
Teen Fiction(On Going) Terang. Satu kata yang membuat anak gadis jejeritan. Dilarang copy paste cerita gaje ini karena author sudah susah merangkai kata katanya dan menelusuri lagi memori saat kejadian yang pernah dialami saat Sekolah Menengah Keatas. Created b...