Part 1

18.3K 771 18
                                    

Dewara Adam Wicaksana

Hih. Aku benci sekali dengan nama itu. Nama yang membuat detak jantungku berhenti sekejap namun juga langsung membuat darahku naik. Dia! Laki-laki yang sudah mematahkan hatiku. Tidak hanya patah. Hancur berkeping-keping. Cinta masa sekolahku dan sumber kesedihan masa sekolahku.

Ralat. Tidak hanya masa sekolah. Saat aku sudah menjadi mahasiswapun, sosok itu tetap menjadi sumber kesedihanku. Dan sekarang, dia muncul lagi dihadapanku. Percayalah, aku hampir melupakan dia. Aku lari jauh dari kota asalku untuk kabur dari bayang-bayang Dewara. Namun, sepertinya semua sia-sia.

Aku mengusap kasar wajahku. Aku benci sekali sore ini. Harusnya aku tidak mengiyakan ajakan Natasha untuk nongkrong di sebuah Coffee Shop terkenal di Indonesia, bahkan di dunia. Dan harusnya aku lebih memilih untuk langsung pulang setelah bekerja.

Menerima ajakan Natasha membuatku harus bertemu dengannya. Setengah mati aku sudah berusaha menghindarinya namun  karena kecerobahanku, aku malah menabraknya dan membuat kopi pesananku tumpah dengan suksesnya di jas mahalnya. Bad!

*Flashback ON*

"Damn!" Ucapnya dengan emosi, tangannya berusaha membersihkan tumpahan kopi di jasnya. Tidak hanya jas, kemejanya pun ikut terkena tumpahan kopi.

Aku masih menunduk, tidak berani menatapnya.

"What are you doing? heh!" Nada ucapannya semakin meninggi, membuatku kaget dan langsung mengangkat wajahku. Seketika aku langsung melihat wajahnya. Mataku dan Matanya bertemu. Dia terkejut sebentar namun raut mukanya kembali mengeras.

"Sorry" Gumamku dan kembali menundukkan wajah.

"Anda lihat? Baju saya kotor karena perbuatan anda yang ceroboh. Dan perlu anda tahu, saya masih ada janji bertemu client malam ini dan anda berhasil membuat baju saya kotor dan hanya mengucapkan sorry"

Dia masih terlihat marah. Sangat marah. Dan sepertinya dia berakting tidak mengenaliku. Oke, akupun juga akan melakukan hal yang sama.

"Sorry. Saya benar-benar tidak sengaja"

"Selalu saja ceroboh sejak dulu" Gumamnya pelan. Namun aku masih  bisa mendengarnya walaupun sedikit tidak jelas.

"Maaf, apa tadi anda bilang sesuatu pak? Saya benar-benar minta maaf"

"Terserah" Ucapnya sambil berlalu dari hadapanku.

Aku langsung mengelus-ngelus dadaku. Mencoba melapas ketegangan. Masa bodoh dengan tatapan para pembeli yang lainnya. Aku masih shock dengan pertemuan ini.

"Dit, kenapaa?" Teriakan Natasha menyadarkanku kembali.

"Ngg..apa Nat?"

"Lo kenapa? Lo abis ribut? Sama siapa? Bilang ke gue Dit. Lo sih tadi maen ninggal gue aja"

"Ish bodo amat. Gue capek mau pulang"

Aku langsung keluar dari gerai kopi tersebut sambil mengumpat didalam hati. Aku sudah tak memperdulikan lagi teriakan Natasha yang memanggil namaku.

*Flashbak Off*

Begitulah kisahnya. Pertemuan pertama kali setelah bertahun-tahun aku tidak melihatnya lagi. Dan kenapa harus terjadi hal buruk di pertemuan tadi? Memang sikapku yang cerobolah yang menjadi biangnya.

Aku panik saat melihat sosoknya sedang mengantri. Awalnya aku tidak yakin jika itu dia. Namun setelah aku melihatnya dengan seksama ternyata benar dialah orangnya. Aku panik. Aku takut dia melihatku. Aku langsung bergegas mengambil kopi pesananku dan langsung pergi dengan kepala yang menunduk dan sialnya aku malah menabrak seseorang, tubuhku oleng dan menabrak lagi kemudian kopiku tumpah. Great Job, Dita.

Finding LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang