Halo guys. Baru sempet ngelanjutin ngetik part ini. Semoga masih ada yang nungguin ceita ini yaa...yg kangen sama Dewa monggo dinikmati bang Dewanya. Tetep komen dan votenya ditunggu ya guys. Biar makin semangat. Jujur, seneng banget kalo ada yang ngasih vote atau kome buat ceritaku. Bikin semangat.
----Pov Dewa
Anindita Radhisty
Aku suka sekali dengan nama itu. Dan aku sangat...sangat sayang kepadanya. Sembilan tahun bukan waktu yang singkat untuk mempertahankan rasa sayang pada seseorang.
Selama sembilan tahun, hanya namanya yang ada dalam setiap langkahku. Aku tak berniat melupakannya. Aku sudah pernah mencobanya. Percayalah, aku gagal.
Aku memang tampan dan mempunyai karir yang bagus. Tapi aku tidak dapat memiliki lagi wanita yang amat sangat aku cintai. Banyak wanita mendekatiku, namun hanya seorang Anindita yang aku inginkan.
Saat aku sedang mengantri untuk membeli kopi, seseorang menabrakku dan menumpahkan kopinya di jasku. Aku sangat kesal mengetahui jas dan kemejaku kotor dan aku masih harus bertemu client.
Aku mengumpat dan saat mataku bertemu dengan matanya, aku terkejut. Dia Dita. Ditaku. Aku buru-buru menghilangkan rasa terkejutku dan kembali marah padanya. Aku berpura-pura tidak mengenalnya.
Terlalu gengsi untuk menurunkan harga diriku. Aku sudah terlanjur marah padanya. Tidak mungkin aku langsung berubah menjadi lemah lembut. Walaupun setelah itu aku menyesal.
Ketika sudah berada didalam mobil aku memukul stir dengan keras. Aku salah melakukan hal itu kepadanya. Aku ingin memeluknya, aku rindu sekali padanya. Namun rasa gengsiku mengalahkan semuanya.
Besoknya aku bertemu dengan client-ku di sebuah restauran. Dan saat urusanku sudah selesai dan aku tengah berjalan untuk keluar dari restauran ini, aku mendengar namaku dipanggil oleh seseorang.
"Dewaaa" Aku menoleh ke asal suara. Kevin. Ternyata dia tidak sendiri. Menikmati makan siang dengan Dita.
Aku berjalan kearah mereka. Hatiku memanas melihat Dita duduk dengan laki-laki lain. Apa ini cemburu?
"Get lunch Mr. Arian?"
"Haha..masih kaku aja lo Wa" Aku hanya tersenyum tipis.
"Lunch juga Wa?" Tanya Kevin.
"Yes. Sekalian ketemu client"
"Ah iya, kenalin ini Dita. My secretary"
Sekertaris? Apa benar Dita hanya sekretarisnya? Aku memicingkan mataku melihat Dita yang hanya diam saja dan tidak merespon ucapan Kevin.
"Dit, diem aja lo. Terpesona?" Aku menarik sudut bibirku. Rasanya ingin tersenyum melihat Dita merona setelah Kevin mengucapkan kata terpesona.
"Ngg...Dita pak" Ujarnya sambil mengulurkan tangan mengajakku bersalaman
"Dewara" Jawabku singkat. Dan dia buru-buru menarik tangannya.
"We'll meet at 7 pm right ?" Tanyaku kepada Kevin. Hanya basa-basi karena aku masih merasa belum puas bertemu dengan Dita.
"Yap Wa. Nanti kita ketemu jam 7"
Aku kehabisan ide. Tidak tahu lagi harus bertanya kemudian aku pamit untuk pergi dulu.
Seakan Tuhan masih berpihak padaku, besoknya aku bertemu lagi dengannya di sebuah butik kebaya langganan mama. Mama menyuruhku untuk mengambil kebaya pesanannya. Harusnya mama langsung yang mengambilnya.Tapi tadi pagi, Azka, keponakanku rewel. Mba Rahma kewalahan tidak bisa mengurusnya. Ditambah lagi Mas Yuda sedang berada diluar kota. Sudah seminggu ini mama menemani Mba Rahma di Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Love
RomansaAnindita Pramesthi, 27 Tahun. Single dan gagal move on. Bertemu dengan Dewara Adam Wicaksana, pengacara sukses yang selalu Ia hindari.