4 bulan kemudian...
Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Setelah membersihkan wajah, aku segera pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Ini kegiatan memasakku yang pertama setelah tiga bulan aku menempati rumah baru ini.
"Mama..." Aku menyapa mama sesampainya di dapur.
"Lho nduk kamu udah bangun?"
"Iya ma, mau bikin sarapan buat Tristan"
Mama hanya tersenyum kemudian kembali masuk kedalam kamar. Akupun bergegas mengeluarkan bahan-bahan yang kemarin sudah ku beli.
Setelah selesai memasak aku segera mandi dan bersiap diri untuk mengantarkan sarapan untuk Tristan.
Aku berjalan kaki menuju rumah Tristan, jarak rumahnya tidak terlalu jauh. Cukup berjalan tidak sampai lima menit aku sudah sampai dirumahnya.
Semalam Tristan menelponku dan mengatakan jika dia akan pulang ke Bandung. Aku senang, setelah menutup telpon aku langsung pergi ke supermarket untuk membeli bahan-bahan makanan yang akan kumasak.
Aku tersenyum senang sepanjang perjalanan. Membayangkan akan bertemu dengan Tristan. Aku rindu padanya. Pekerjannya di luar kota membuat kita hanya bertemu dua hari dalam seminggu. Itupun jika dia tidak sibuk dan tidak ada jadwal operasi.
Sesampainya di depan rumah Tristan, aku melihatnya memakai kaos putih polos, celana santai dan sepatu olahraga. Sepertinya dia habis berolahraga.
"Tristan..." Dia berbalik dan tersenyum kepadaku.
"Halo bawel" Dia mengacak rambutku. Aku mencebik kesal padanya. Kenapa dia suka sekali memanggilku bawel dan mengacak-acak rambutku.
"No hug?"
"Kamu mau aku peluk? Aku lengket, nih keringetan habis olahraga" Ucapnya kemudian tertawa.
Lagi-lagi aku mencebik kesal. Tak peduli dengan keringat dan kesalku, aku langsung memeluk Tristan. Dia terdiam dan kemudian mengelus pelan pundakku lalu melepaskan pelukanku.
"Kamu bawa apa? Ayo masuk"
Aku mengikuti Tristan masuk kedalam rumah. Dan langsung menuju dapur untuk menyiapkan sarapan yang sudah aku masak.
"Aku buatin kamu sarapan. Dimakan yaa...makanan kesuakaan kamu"
"Hah?" Dia hanya melongo. Berdiri diam di pintu penghubung antara ruang makan dan dan ruang tv.
"Sini deh duduk. Aku siapin dulu makanannya"
"Emm mama gak masak?" Tanya Tristan. Yang dimaksud mama adalah mamanya Tristan.
"Enggak. Aku udah bilang sama mama buat gak masak"
"Ngg...kamu serius masak?"
"Hiiih...gak percayaan banget sih. I cooked it. Bentar aku panggil mama dulu"
"Waaah...kayaknya enak nih"
"Mamaaa...belajar dari resep yang mama kasih nih. Makanan kesukaan Tristan"
Mama kemudian menarik kursi dan duduk di seberang Tristan. Sementara aku duduk di sebelah Tristan.
Tristan hanya diam menikmati makanannya. Dia tidak berkomentar apapun. Aku tanya enak atau tidak makanannya, dia hanya menjawabnya dengan anggukan.
Aku dan Tristan sekarang duduk di ruang tengah, menikmati acara tv di sabtu pagi. Sebenarnya hanya aku yang menikmati. Tristan tidak suka dengan acara cartoon di pagi hari. Walaupun selalu protes, tapi pada akhirnya dia selalu menemaniku hingga aku bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Love
RomansaAnindita Pramesthi, 27 Tahun. Single dan gagal move on. Bertemu dengan Dewara Adam Wicaksana, pengacara sukses yang selalu Ia hindari.