I'm baaack. Ada yang nungguin kah? hehe. Langsung saja ya. ditunggu komen dan vote-nya.
----
Kakiku mendadak lemas melihat Dewa berdiri didepanku dan menggendong bayi. Kenyataan pahit lagi. Dadaku sesak. Sangat sesak.
"Dita" Dia memanggilku.
"Maaf pak, saya harus menemui Natasha" Aku langsung berjalan naik menuju kamar Natasha.
Aku tidak mampu melihatnya lagi. Karena aku yakin, sedetik saja aku melihatnya aku akan menangis. Dia sudah sangat cocok menjadi ayah. Caranya menggendong bayi sangat luwes. Tidak ada ketakutan saat dia harus menggendong bayi sekecil itu.
Jadi itu anak Dewa? I'm happy for him. Tidak. Aku bohong. Mana mungkin aku bahagia tapi didalam hatiku sakit. Tetap saja masih ada rasa tidak ikhlas. Istri Dewa sangat beruntung memiliki suami seperti Dewa.
Aku mengetuk pintu kamar Natasha dan membukanya.
"Hai" Aku menyapa Natasha yang sedang merapikan baju kebayanya.
"Ditaaaa!" Natasha berjalan tertatih kearahku dan langsung memelukku.
"Jaritnya bikin gue susah jalan Dit" Natasha mencebik kesal.
"Bersusah-susah dahulu Nat, abis ini kan seneng"
"Gue kan jadi gak bisa lari-lari Dita"
"Astaga. Lo mau dilamar orang apa mau jadi wasit bola?"
"Ih. Gue jadi susah nyamperin tamu-tamu nanti" Natasha mengerucutkan bibirnya.
"Selamat ya Nat. Lo udah dilamar orang"
"Thank beb. Makanya buka hati biar bisa dilamar orang juga"
Aku tersenyum kecut. Orang yang aku inginkan untuk melamarku sudah melamar wanita lain dan menikahinya.
"Em Nat. Lo kenal Tante Rima?"
"Tante Rima? Ya iyalah, Tante Rima kan tante gue. Adiknya bokap"
Aku hanya mengangguk mendengar penjelasan dari Natasha. What a small word. Bertahun-tahun mengenal Natasha aku baru tahu jika Tante Rima adalah tante dari Natasha.
"Oh iya, lo udah ketemu sama anaknya yang cowok? Itu sepupu gue yang ma..."
Tok...tok
Suara ketuka pintu memotong ucapan Natasha. Akupun segera membuka pintu.
"Turun yuk. Ivan sama keluarganya udah dateng"
Aku berjalan menggandeng Natasha. Sepanjang menuruni tangga, dia tetap saja masih ngedumel karena jarit yang dipakainya membuatnya susah jalan.
Aku duduk didekat Kevin dan Vika. Aku sempat melihat Dewa duduk di sebelah wanita cantik yang sedang menggendong bayi, disebelahnya lagi ada Tante Rima. Dan aku benar-benar ingin pergi dari tempat ini.
Saat sedang menikmati acara di halaman belakang, aku pamit pada Natasha untuk pulang duluan. Aku bilang padanya aku sedang tidak enak badan. Dia sempat melarangku pulang dan memintaku untuk menginap.
Jawabannya jelas tidak. Aku pulang untuk menghindari Dewa. Bukan karena aku benar-benar sedang tidak enak badan.
Setelah berhasil meyakinkan Natasha, aku mencari keberadaan Kevin dan Vika.
"Kep, gue pulang duluan ya. Lo langsung anter Vika aja ntar"
"Lo kenapa Dit? Bareng ajadeh kalo mau pulang"
"Gak usah, gue udah dijemput didepan. Badan gue agak gak enakan"
"Tuh kan Mbak Dita beneran sakit. Pantes tadi mukanya lesu gitu. Yaudah yuk pulang aja, kita anter Mbak Dita"
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Love
RomanceAnindita Pramesthi, 27 Tahun. Single dan gagal move on. Bertemu dengan Dewara Adam Wicaksana, pengacara sukses yang selalu Ia hindari.