sembilan belas.

9.3K 1.1K 213
                                    

"Dia akan sembuh, hanya saja jangan pernah melewatkan terapi selama dua bulan ini." Begitu kata seorang wanita berambut curly dengan jubah putih selutut, khas psikiater. "Aku tidak menyangka dia setangguh itu. Ada banyal hal-hal positif dalam dirinya yang bisa disugestikan untuk menyembuhkan dirinya sendiriㅡitu bagus sekali."

Junkyu menoleh pada Hyunsuk yang sedang berbenah, memakai mantel dan syalnya lalu melempar senyum tipis pada sang detektif berbahu lebar itu. Junkyu mengangguk pelan, kemudian menerima beberapa bungkus obat yang harus dikonsumsi oleh Hyunsuk secara rutin.

"Aku akan memastikannya tidak akan melewatkan terapi, dia anak penurut, kok." Jawab Junkyu dan bangkit berdiri untuk pamitan, begitu juga Hyunsuk yang membungkuk dan mengatakan terima kasih pada sang psikiater.

Sudah empat bulan berlalu sejak kejadian menyakitkan itu. Hyunsuk dirawat oleh Junkyu dengan sangat baik, semua kebutuhannya amanㅡtermasuk penyembuhan ke psikiater. Hyunsuk tidak menolak karena dia rasa butuh untuk melenyapkan momen-momen tersebut dari kepalanya, walau tidak akan pernah bisa.

Park Jihoon dan enam anak buahnya sudah mengotori sebagian kanvas kehidupan Hyunsuk, tidak akan pernah terhapuskan.

"Dokter Kanemoto masih tidak mau buka mulut." Celetuk Junkyu ketika mereka sampai di area mobilnya yang terparkir di depan klinik psikiatri. "Menyebalkan sekali melihat wajahnya lagi, hampir setiap hari."

Hyunsuk meneleng. "Dia orang yang paling loyal setelah So Junghwan."

Junkyu menyetujui statement itu. "Yoon Jaehyuk juga masih belum bangun, kupikir sia-sia menunggunya. Kita terus memaksakan raganya agar hidup, padahal jiwanya sudah tidak ada di dalam tubuhnya."

"Jangan bicara begitu." Hyunsuk mengedip lambat. "Dokter bilang itu hanya obat bius, dia tidak benar-benar mati."

"Bukankah kita menyiksanya?"

"Kita akan tahu di mana sisa para bajingan itu jika mempertahankan Jaehyuk, dia sedikit lebih lunak dan manusiawiㅡaku yakin dia akan berpihak pada kepolisian." Hyunsuk memberi kemungkinan dari karakter sesosok Yoon Jaehyuk.

Sang detektif pun hanya mengangguk dan menuruti keinginan Hyunsuk, melihat teman kecilnya itu membuat Junkyu teringat ketika dia pertama kali bertemu dengannya di bungker. Hyunsuk tidak banyak berubah, hanya saja sedikit lebih pendiam.

"Aku ingin bertemu dengan Yoshi."

Mata Junkyu melotot. "Kau yakin baik-baik saja?"

Hyunsuk tersenyum tipis. "Yoshi tidak seberbahaya itu, jika bukan karena diaㅡmungkin kita tidak pernah bertemu lagi sampai hari ini, Junkyu-ssi. Aku tidak mati karena pengorbanan pria itu, terlepas apa yang sudah dia perbuat."

"Baiklah, aku akan menemanimu."

•••

Memasuki awal musim dingin bulan Desember yang begitu kelabu.

Hyunsuk menghembuskan napasnya, membuat kepulan uap ikut terhempas ke udara dari mulutnya. Di depannya, ada sesosok pria yang memakai baju tahanan berwarna oranye. Bukan lagi kemeja rapi dan jas hitam yang mengintimidasi. Bukan lagi ekspresi dingin yang mencekik. Bukan lagi obrolan tentang Boss Park dan tidak ada lagi Yoshi yang Hyunsuk kenalㅡhanya seorang pria biasa dengan tangan yang terborgol juga wajah pucat yang begitu tenang.

"Senang melihatmu lagi." Bisik Yoshi disertai senyum tipis, pandangannya sedikit terhalau poni yang panjang menusuk mata. "Apa kabarmu?"

"Kau masih bertanya setelah semua yang kau dan rekan keparatmu lakukan padaku?" Hyunsuk berdecih. "Aku sangat baikㅡbaik untuk membuatmu membusuk di penjara."

1 • talkin' about your body [hoonsuk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang