dua puluh delapan.

7K 700 356
                                    

"Aphrodite tidak bisa pulang ke Busan."

Jaehyuk dan Jeongwoo menghadap pada Boss Park yang sedang duduk di kursi hitam kebesarannya, memantau sesuatu dilayar laptopnya yang masih menyala. Hari masih pukul delapan pagi, jika sesuai rencana maka harusnya sejak satu jam yang lalu Aphrodite dan Ichi sudah terbang menuju Busan seperti yang lelaki itu inginkanㅡhidup tenang bersama putra semata wayangnya di pinggir kota, sekaligus mengenang Haruto.

"Detektif Kim sudah menandai rumah itu." Lanjut Jeongwoo sambil menunjukkan beberapa foto di mana Junkyu mengawasi rumah milik Doyoung yang sedang kosong.

Jihoon berdecih sinis, menatap foto Junkyu dengan lirikan jijik. Tikus kecil itu, terlalu jauh bermain-main dengan seseorang seperti Jihoon seakan tak akan terkalahkanㅡseolah tikus kecil tanpa pendukung di instansinya itu bisa menghancurkan Michoso.

"Apa yang membuat Komisaris Jang begitu lama melenyapkan tikus kecil seperti Kim Junkyu?" tanya Jihoon merasa geli.

"Detektif Kim memiliki masyarakat Korea yang mendukungnya." Sahut Jeongwoo. "Kurasa Komisaris Jang juga tidak akan semudah itu mengambil keputusan."

"Detektif Kim hanya menginginkan anak itu." Kata Jaehyuk yang membuat Jihoon segera menatapnya tajam.

"Siapa maksudmu?"

"Choi Hyunsuk." Sambungnya tegas. "Detektif Kim akan membiarkan kasus Michoso ditutup kalau dia sudah memiliki anak itu."

Jeongwoo mengangguk setuju. "Benar, Detektif Kim mengajukan kesepakatan pada Komisaris Jang akan melepas kasus Michoso jika Hyunsuk dipulangkan dengan keadaan baik-baik saja."

"Karena itu, Komisaris Jang ingin berbicara dengan Anda." Tukas Jaehyuk bergantian. "Kesepakatan tentang Choi Hyunsuk."

"Kenapa semua orang menginginkan anak itu?" tergambar rasa jengkel dalam nada bicara Jihoon. "Dia hanya anak biasa."

"Ya, dia hanya anak biasa." Jeongwoo mengangguk. "Kesepakatannya terlalu berisiko, kita tidak bisa memastikan anak itu akan tutup mulutㅡDetektif Kim pasti akan mencecarnya sampai bersuara."

Jihoon berdecih. "Tidak ada kesepakatan, biarkan Kim Junkyu melakukan apapun yang dia inginkan. Anak itu hanya milikku."

"Bagaimana dengan Aphrodite?"

"Carikan tempat yang aman di Jeju, lebih private dan Jeongwooㅡaku memintamu menemani Aphrodite menggantikan Haruto." Jihoon menatap pria yang jelas saja kaget. "Aku tak akan membiarkannya sendirian."

"Kurasa Yedam lebih mahir menembak, Boss." Jeongwoo mencari cara untuk menolak.

"Yedam tidak ramah pada anak-anak, Ichi tidak menyukainya." Kata Jihoon cepat. "Kau merasa keberatan?"

Tentu! Jeongwoo ingin sekali menggebrak meja dan menarik kerah kemeja Jihoon sambil berteriak; menurutmu, bajingan?!!

Aphrodite sialan itu merebut Haruto darinya selama bertahun-tahun, menjadi penyebab matinya pria yang dia cintai dan sekarang Park Jihoon memintanya menemani bedebah sialan yang selalu menyusahkan itu? Hidup memang penuh dengan candaan.

"Aku akan mencari tempat tinggal di Jeju." Jeongwoo mengangguk. "Secepatnya."

"Bagus."

Jaehyuk melirik temannya itu seakan bertanya; kau baik-baik saja, brengsek? sementara Jeongwoo sungguh ingin menggebrak meja.

"MINGGIR!"

Monster kecil memasuki ruang kerja Jihoon dengan kaki menghentak, Junghwan dan Yoshi mengikutinya dari belakang karena mereka tahu Jihoon sedang melakukan pembicaraan yang serius dengan Jaehyuk maupun Jeongwoo tapi Hyunsuk malah seenaknya menggebrak pintu dan masuk sambil bersungut.

1 • talkin' about your body [hoonsuk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang