dua puluh.

10.9K 1.1K 362
                                    

kalo ada yang ga dapat notif chap 19, check previous dulu ya!

•▪︎•▪︎•

"Lihat dirimu? Kau dihajar dan dibius sampai hampir mati, mengapa masih berpihak pada rekan-rekanmu itu?" Junkyu mendesah frustrasi. "Kau bisa hidup dan membuka kedua mata sialanmu itu karena kepolisian membayar rumah sakit dan semua pengobatanmu, apa kau tidak tahu berterima kasih?"

Jaehyuk bergeming, pandangannya fokus pada segelas susu sereal yang dia genggam dengan kedua tangan di atas pangkuan. Sesekali dia akan menatap Junkyu yang misuh-misuh, tapi tidak ada kalimat apapun yang keluar dari mulutnya.

"Hukuman mati bisa saja diganti menjadi hukuman penjara seumur hidup jika kau mau memberi informasi mengenai Boss Park." Junkyu menarik kursinya menjadi lebih dekat ke ranjang, lalu berkata serius. "Yoon Jaehyuk, kau tidak bisa terus diam seperti ini. Seluruh masyarakat Korea mengharapkan kau mati, wajah dan identitasmu sudah terekspos di televisi maupun koran mingguan. Tidak ada celah untuk melarikan diri."

Jaehyuk menghela napas panjang dari lubang hidungnya, kemudian membuang muka dan meneguk susu serealnya tanpa peduli.

"Baiklah, aku pun sudah muak melihat wajah jelekmu dan dokter gadungan itu." Junkyu menyentak punggungnya ke kursi. "Lebih baik persidanganmu dipercepat dan segera dijatuhi hukuman mati, kau hidup sama sekali tidak berguna."

Jaehyuk mengetuk-ngetuk gelas serealnya dengan telunjuk, kemudian tersenyum tipis yang tidak disadari oleh Junkyu—karena seorang rekan detektifnya masuk untuk membisikkan sesuatu. Jaehyuk melirik sekilas, sedikit penasaran mengapa ekspresi muak Junkyu berubah antusias.

"Busan?" ulang Junkyu terkejut, lalu dia bangkit dan menarik rekannya ke sudut ruangan agar Jaehyuk tidak bisa mencuri dengar. "Lalu bagaimana?"

"Tidak ada orang Korea yang memiliki suku nama Wata, itu sangat asing. Lino sudah menyelidikinya, Wata adalah nama orang Jepang dan Wata yang kita maksudkan di sini adalah Watanabe Haruto—seorang imigran yang terdata tahun 2013. Dia tidak memiliki keluarga dan beberapa kali terlibat kasus pencurian juga kekerasan, tapi tidak pernah ditahan karena memilih berdamai. Sejak 2015, tidak ada data yang diperbaharui—Wata hilang seperti ditelan bumi." Begitu kata Ayen, salah satu rekan detektif Junkyu. "Kurasa ditahun itu dia bergabung dengan Michoso."

"Kalau begitu, Wata ada hubungannya dengan Kanemoto dan Hamada?"

Ayen menggeleng. "Mereka berasal dari prefektur yang berbeda, dan kebetulan bertemu di Michoso."

Junkyu manggut-manggut paham. "Lalu apa maksudmu Busan tadi?"

"Wata tinggal di pinggiran kota Busan, bersama seorang lelaki bernama Kim Doyoung." Ayen menjeda kalimatnya sejenak. "Ada anak laki-laki yang mungkin berumur lima tahun, fisiknya cacat."

"Jadi, Hyunsuk tidak bercanda." Celetuk Junkyu. "Kau sudah menyelidikinya lebih dalam?"

"Ya. Aku akan mengirimkan datanya padamu nanti." Kata Ayen. "Kapan kita akan bergerak ke sana? Jika kasus ini tidak mendapatkan titik terang, Komisaris Oh akan menutupnya."

Junkyu menepuk bahu Ayen yang cemas. "Aku akan berusaha mengorek informasi dari Hyunsuk, ada banyak hal yang belum dikatakannya pada kepolisian. Anak itu juga trauma, tapi dia berusaha tidak menunjukkannya."

Ayen mengangguk, lalu menengok sinis ke arah Jaehyuk yang sedang menatap mereka penasaran.

"Dia masih tidak bicara?"

"Kita akan mencobanya lagi besok." Junkyu mendengus. "Ingat, jangan terlalu percaya dengan orang-orang di kepolisian—kita tidak tahu siapa kaki tangan Michoso sebenarnya."

1 • talkin' about your body [hoonsuk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang