A God? ||Genshin x M.Reader||
||Part 10||
||Liyue dan....||"Wuaah, enak~" Diona memekik gembira saat lidahnya meledak dengan cita rasa dan tekstur lembut ikan masakan Xiangling.
"Menikmati dirimu sendiri nona kecil?" (M/n) terkekeh kecil melihat pipi Diona yang penuh dengan makanan. (M/n) juga memesan makanan, berbeda dengan Diona. (M/n) memesan Jade Percel(?).
"Tentu, makanan ini sangat enak!" Diona mengangguk dengan semangat. Hal itu membuat Xiangling dan Koki Mao tersenyum senang.
"Hahaha, senang melihat dirimu menyukainya. Walaupun putriku sering membuat beberapa menu yang terkesan aneh karena bahan-bahannya. Tapi sebagian besar hasilnya tidak mengecewakan dan terkenal di Liyue" Koki Mao berkata dengan binar bangga di matanya. Keahlian anaknya memang tidak perlu di pertanyakan.
"Ayah, jangan terlalu berlebihan. Ada lebih banyak Koki hebat di luar sana. Lagipula aku masih dalam tahap belajar" Xiangling membalas sambil menundukkan kepalanya. Jelas malu dengan pujian ayahnya sendiri.
"Kurasa tidak berlebihan, masakanmu memang enak." (M/n) juga setuju, keahlian Xiangling memang hebat. Dia tidak bisa berhenti mengunyah dan rasa dari Jade Percel melekat di lidahnya.
"Ehm Ehm!" Diona mengangguk setuju dengan pipi menggembung. Kucing kecil ini sangat menikmati makanannya.
"Kalian memiliki selera yang sangat bagus" Koki Mao tersenyum lebar. Haha, anaknya memang yang terbaik.
"Jadi, Diona setelah ini kita akan kemana?" (M/n) meletakkan sumpitnya di atas piringnya. Selesai lebih cepat dari pada Diona.
"Istirahat saja dulu, lagipula aku ingin berkuliner. Mumpung berada di Liyue, karena biasanya aku ditemani anggota Adventure Guild dan mereka sangat kaku" Diona menjawab sambil menyuap ikan lagi ke dalam mulutnya.
"Eeeh, begitukah...padahal aku ingin jalan-jalan." (M/n) berbicara dengan nada netral. Tapi terlihat jelas di matanya dia ingin eksplorasi kota Liyue ini.
"Kamu ingin berkeliling, maka berkelilinglah. Diona biar aku dan ayahku yang menjaganya" Xiangling menepuk dadanya dengan percaya diri. Lagipula, melihat Diona yang begitu menyukai masakannya. Dia sangat senang~
"Benar kata putriku, pergilah berkeliling. Kami akan menjaga adikmu" Koki Mao juga mengangguk setuju. Toh, restoran juga tidak terlalu sibuk saat ini.
"Bagaimana Diona, tidak papa aku tinggal?" (M/n) bertanya kepada Diona yang diam memikirkan jawabannya.
"Yah, tidak papa, pergilah. Aku akan tetap di sini memakan makanan yang enak ini. Tapi jangan lupa bayarkan nanti ya" Diona mengangguk kecil setuju, tapi ada maunya juga. Hmm...
Untung si (M/n) punya banyak Mora
"Baik-baik, kalau begitu aku akan pergi berkeliling. Jangan merepotkan Xiangling dan Koki Mao mengerti?" (M/n) menatap Diona dengan mata memicing. Memperingatkan agar tidak berbuat nakal.
"Aku mengerti, pergilah dasar cerewet!" Diona kesal karena acara makannya di ganggu.
"Xiangling, Koki Mao aku titip anak nakal ini dulu ya. Kalau nakal, ikat saja dengan tali" (M/n) yang asal bicara. Tentunya untuk bercandaan saja.
"HEY!!!" Diona yang semakin kesal melempar salah satu botolnya ke arah (M/n) yang menangkapnya dengan mudah.
"Dadah, aku pergi~" (M/n) pamit sambil meletakkan botol Diona di meja.
Berjalan keluar Restoran dengan lambaian kecil Xiangling dan Koki Mao. (M/n) menuju ke tempat awal dia sampai. Yah, tidak juga. Sebenarnya dia ingin ke tempat Bolai untuk membeli beberapa kebutuhan. Walaupun di game dia hanya menjual beberapa item, tapi dari setiap misi yang (M/n) dapat. Bolai menjual barang lebih banyak.
"Tuan ini bagaimana, jika tidak ada uang bagaimana mau membeli barang?" Suara lelaki dewasa dan terkesan setengah baya terdengar dengan nada kesal menahan marah. (M/n) hafal, ini suara Bolai
"Maaf, Tuan Bolai, tapi saya melupakan Dompetku lagi. Bagaimana jika anda mengirim barang ini dan saya akan membayar di Rumah Pemakaman Wansheng?" (M/n) mempercepat langkahnya saat mendengar suara yang menyahuti perkataan Bolai.
Suara ini...(M/n) kenal betul suara ini, kang prank Teyvat.
"Tuan Zhongli, tidak bisa, walaupun Rumah Pemakaman Wansheng terkenal. Jika membeli dengan cara ini tetap tidak benar" Bolai menggelengkan kepalanya menolak.
(M/n) berhenti beberapa meter dari mereka. Mengamati dengan binar kagum melihat seorang pria dewasa dengan jas coklat panjang dengan corak rumit dan lukisan naga di ujung jasnya. Surai hitam bergradasi orange atau kuning, entahlah mungkin emas. Manik emas yang tajam dan eyeliner merah yang mempercantik. Ini dia, Morax, Rex Lapis...atau sekarang dikenal sebagai Zhongli.
"Bagaimana jika begini, saya yang akan membayarnya" (M/n) melangkah ke dalam percakapan keduanya. Membuat fokus kedua orang itu beralih kepadanya.
"Siapa kamu nak, jangan bercanda di saat seperti ini pergilah" Bolai melirik baju (M/n). Walaupun terlihat mahal tapi Bolai tau keuangan keluarga seperti itu pasti terbatas.
"Oho, tuan jangan meremehkan saya. Berapa harganya biar saya yang membayarnya untuk Tuan ini" (M/n) berjalan mendekat dan berdiri di samping Zhongli. Jika dilihat baik-baik...
Dia lebih tinggi dari Zhongli...
"Huh, total belanjaan Tuan Zhongli adalah 1.370.000 Mora. Apa kau sanggup?" Bolai melambaikan tangannya acuh. Hanya anak kecil, pasti hanya untuk mencari muka.
"Hanya segitu, baik. Ini" (M/n) dengan santai mengeluarkan uang dengan jumlah yang sama seperti yang Bolai katakan.
"Aku tahu it-tunggu apa?" Bolai langsung tersadar. Dia segera mengambil uang itu dan mengeceknya. Zhongli?
Dia hanya diam menatap interaksi keduanya. Mata emasnya bersinar dengan binar tertarik saat menatap anak muda cantik di depannya. Aneh, kenapa anak ini rela membuang uang untuknya. Pasti ada sesuatu yang dia inginkan, itulah yang sekarang di pikirkan Zhongli. Dia masih diam mengawasi pemuda itu dengan waspada.
"Yah, ini uang asli. Tuan Zhongli, saya akan mengantarkan barang belanjaan anda ke Rumah Pemakaman segera. Senang berbisnis dengan anda" Bolai berseru dengan senang. Terlihat jelas dengan senyum lebar di wajahnya.
"Jadi Tuang Zhongli?" (M/n) berpura-pura bertanya dengan nada ragu. Yah, ektingnya memang hebat. Bahkan Zhongli tidak menyadarinya.
"Ya, nama saya Zhongli, pekerja di Rumah Pemakaman Wansheng." Zhongli membalas dengan tangan yang terulur untuk berjabat tangan.
"Ah, ya senang berkenalan dengan anda Tuan Zhongli. Nama saya (M/n) Lacostra dari Mondstadt." Membalas uluran tangan Zhongli. (M/n) tersenyum seneng bertemu dengan Archon Geo favoritnya.
"Kesenangan adalah milikku, tapi sebelum itu. Kenapa anda membantu saya?" Mereka berdua berjalan sambil mengobrol. Zhongli masih sedikit waspada dengan (M/n) rupanya.
"Tidak ada alasan lain. Sepertinya barang itu sangat penting untuk anda. Jadi, jika anda kembali untuk mengambil dompet dan Bolai menjual barang itu ke orang lain. Bukankah Tuan Zhongli akan rugi?" (M/n) yang telah menemukan alasan yang tepat.
"Lagipula, membantu jika mampu itu baik bukan?" Lanjutnya dengan senyum tipis. Membuat Zhongli tertegun sejenak...
"Ya, senang menemukan orang baik seperti anda Tuan (M/n)" Zhongli mengangguk kecil setuju.
"Ah, jangan panggil aku Tuan, panggil saja (M/n). Lagipula, sepertinya Tuan Zhongli lebih tua dariku" (M/n) melambaikan tangannya kecil dengan santai.
"Baiklah kalau begitu...(M/n)"
'Dia sepertinya anak yang baik, juga tidak ada niat jahat di dalam dirinya' Zhongli
A God? ||Genshin x M.Reader||
||Part 10||
||Liyue dan....||
||End||Yeey, ketemu kakek :D
KAMU SEDANG MEMBACA
A God? ||Genshin x M.Reader||
FanfictionGenshin Impact fanfic Warning! - Character bukan milikku, mereke /husbu and waifu/ milik mihoyo. - Karya yang ada dalam cerita /gambar/ bukan miliku, sumber : pinterest. - Alur terkadang melenceng dari alur asli, terselip cerita karangan sendiri...