Part 34

857 100 4
                                    

A God? ||Genshin x M.Reader||
||Part 34||
||Pengembara yang menangkap Angin||
||PT.1.3||

"Aether, setelah aku melancarkan seranganku. Keluarkanlah serangan terkuatmu. Kau menguasai Anemo kan?" Kaeya tersenyum. Di angguki secara diam oleh Aether.

"Aku bagaimana?" (M/n) bertanya dengan polos. Aether dan Kaeya menatap yang termuda di antara mereka.

"Kamu....makan permen saja" Kaeya dengan senyum senang. Meletakkan sebungkus perman di tangan (M/n) yang membeku diam.

"Cup, cup, cup, jangan menangis" Paimon menepuk kepala (M/n) yang menatap kosong ke permen starberry yang ada di tangannya.

"Ayo~" Kaeya berjalan ke depan dengan santai. Dia mengeluarkan serangan terkuatnya.

Aether menajamkan tatapannya. Dia mengayunkan pedangnya, energi berfluktuasi di sekitarnya, dia melayang. Memunculkan tornado mini yang langsung menyeret slime-slime Pyro itu di putaran tornado es. Menghilang dalam hitungan waktu yang singkat.

"...." (M/n) bertepuk tangan bersama Paimon. Pipi kanannya menggembung karena permen yang baru saja dia makan.

Mereka melanjutkan perjalanan saat pintu gerbang terbuka lagi. kali ini, mereka melihat genangan air dengan jarum-jarum tajam di dasar kolam. Mereka langsung menatap Kaeya. Seolah mengatakan 'bekukan itu, Kapten'. Kaeya terkekeh, membekukan air. Mereka dengan lancar melewati dua kolam itu.

"Omong-omong, apa kalian tau? Dulu, Stromterror adalah salah satu dari The Four Wind." Kaeya tiba-tiba memberitahukan hal ini pada mereka. Sambil berjalan dengan tenang.

"Sejujurnya, aku juga tidak terlalu paham soal hal itu. Tapi jika kalian tertarik, kalian bisa bertanya pada Grand Master." Kaeya terkekeh, Paimon melipat tangannya agak marah. Dia kira Kaeya akan memberitahukan hal yang bagus. Tapi tetap hanya dasar informasi. Seperti Amber tadi.

"Kita sudah hampir sampai ya?" Aether bertanya saat mereka memasuki tangga. (M/n) mengikuti di belakang. Asik memakan permen yang masih memanjakan lidahnya. Kaeya mengangguk membenarkan pertanyaan Aether.

"Ya, gerbang ini adalah pintu ujung kuil ini" Kaeya menyentuh pintu gerbang itu. Bergetar, akhirnya pintu itu terbuka. Menunjukkan ruangan yang luas. Dengan batu familiar di tengah ruangan.

"Bukankah itu benda yang di pakai Stromterror untuk mendapatkan kekuatan?" Tangan kecil Paimon menunjuk ke batu bercahaya itu.

"Oh, sepertinya bisa, ayo kita laku-" Kaeya berhenti saat melihat mata (M/n) menatapnya intens. Seolah bilang, 'aku,aku,biaraku'. Kaeya terkekeh, lalu mengangguk membiarkan. Aether menghela nafas, menatap (M/n) dengan brutal menghancurkan batu itu.

"...dia melakukannya lagi" Paimon menatap lubang di dinding akibat serangan (M/n).

"...." Kaeya dan Aether saling melirik, jelas geli dengan semangat (M/n) yang terlihat. Bahkan jika penampilannya selalu tenang dan kalem.

Dia tetap remaja pada umumnya.

"Bravo, indah sekali" Kaeya tersenyum, bertepuk tangan penuh persetujuan.

"Walaupun sudah tertebak, senang rasanya tau kalian memang patarung yang baik" Kaeya bersedekap dada, mengangguk kecil.

"Gaya bertarungmu cukup membuatku terkejut" ucap Kaeya, di arahkan pada Aether. Pujian singkat dan pengakuan yang cukup.

"Ah, tidak, kemampuanku tidak sebaik itu kok..." Aether menolak pujian itu dengan sopan. Lagipula, kebanyakan rintangan di kuil di selesaikan oleh knight of Favonius. Dia hanya membantu sedikit, yang banyak ya (M/n).

"Ahaha, baiklah, kualitas knight 'rendah hati' sudah kamu kuasai dengan baik" Kaeya tertawa puas, geli, tapi senang dengan tanggapan Aether.

"Kau tau, kisah bagaimana kamu menyelamatkan Mondstadt dari ambang kehancuran. Pasti akan selalu dikenang oleh penduduk Kota Kebebasan" Kaeya melakukan sikap kehormatan. Meletakkan tangannya di dadanya.

"Omong-omong, kalau ada waktu, mampirlah ke markas kami" Kaeya mengulurkan tangan dalam gerakan mengajak.

"Atau...kalau kamu mau, kita juga bisa berbincang santai di kedai minum..." Kaeya memiringkan kepalanya seolah dengan berfikir.

"di kedai? anda yakin? Aku rasa dia akan melarang kita terlalu berisik" (M/n) akhirnya angkat bicara. Mengunyah permennya yang sudah kecil. Kaeya tersenyum mendengar ucapan (M/n).

"Yah, dia pasti akan menerima. Toh...kita ini kan pelanggan..." Kaeya menjawab dengan santai, menatap ke arah lain dengan tenang. (M/n) tersenyum.

"Tunggu, tunggu, siapa yang kalian bicarakan?" Paimon marah karena tidak paham. Dia menatap ke arah (M/n) dan Kaeya bergantian. Aether menarik peri kecil itu, melarangnya untuk ikut campur.

"Jangan terlalu penasaran" Aether mengingatkan. Di balas dengan pipi menggembung dari Paimon.

"Yah...jika kalian menetap lebih lama, aku rasa kalian akan segera bertemu dengan dia" (M/n) berkata dengan santai. Lagipula, dia kan tau alurnya.

"Yah~ ayo lanjutkan, lagipula misi ini cukup bermanfaat, kan?" Kaeya mengusap tangannya. Menghilangkan debu yang menempel di tangannya.

"Iya, iya! Kita berhasil merebut satu kuil lagi dari cengkraman Stromterror." Paimon berucap dengan gembira.  Kaeya berbalik, mengangguk kecil ke arah Paimon.

"Serahkan sisanya di sini padaku. Kalian pergilah dan lanjutkan pekerjaan kalian." Dia menatap Aether, Paimon, dan (M/n). Melirik ke portal yang mulai terbentuk di sisi lain ruangan.

"Kalau begitu, sampai jumpa, bye-bye~" Aether dan Paimon melambaikan tangannya, berjalan duluan menuju ke portal.

"Tuan Kaeya, lagi" dia mengulurkan tangannya. Meminta permen yang biasanya Kaeya siapkan untuk Klee. Kaeya terkekeh geli, memberi ke (M/n) beberapa bungkus permen.

"Cepatlah keluar, setelah selesai dengan kuil terakhir. Segera kembali ke kota, oke?" Kaeya mengusap kepala (M/n). Tersenyum dengan geli, melihat (M/n) memasukkan 2 permen ke mulutnya.

"Hati-hati, aku akan pergi." (M/n) berjalan dengan tenang ke arah portal keluar. Dia tidak begitu khawatir walaupun ada Abyss Order Cryo di sini yang sedang tersembunyi. Lagipula, dia ada di sini.

Mengikuti mereka sejak awal.

"Tenang saja, aku akan aman. Aku rasa kau juga sadar kan?" Kaeya terkekeh. (M/n) mengangguk sebelum menghilang ke dalam portal. Dia melambaikan tangan, lalu melirik ke belakang pilar tinggi.

"Aku sedang berpikir...dengan kemampuan berpikir Hilichurl. Mereka tidak mungkin bisa merencanakan serangan seperti ini...." Kaeya mengatakan ini dengan nada serius. Menatap tajam saat sosok Abyss Order Cryo keluar dari balik pilar dengan cekikikan.

"Ternyata kau dalang di balik semua ini" Kaeya mendengus enggan, dia menatap dengan tenang Abyss Order Cryo itu.

"Gohus Chiso Vonph!" Abyss Order itu mengeluarkan tekniknya.

Medan es kecil tercipta di sekelilingnya. tapi sebelum Abyss itu bisa menyerang. Banyak bola api melesat ke arahnya. Langsung menghancurkan Medan es itu dengan cepat.

grep

Kepala kecil Abyss Order itu di cengkeram orang itu. Si kepala merah dengan kejam membanting Abyss Order itu ke lantai dengan keras. Claymore yang di selimuti api langsung menyerang  Abyss Order itu. Membuat tubuh biru itu terpental-pental ke udara dengan kualahan. Akhirnya, satu tebasan Claymore...Abyss Order itu terjatuh dengan lemas ke tanah di sisi Pilar.

"Knight of Favonius....selalu tidak efisien..."

A God? ||Genshin x M.Reader||
||Part 34||
||Pengembara yang menangkap Angin||
||PT.1.3||
||End||

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A God? ||Genshin x M.Reader||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang