Part 29

1.3K 156 13
                                    

A God? ||Genshin x M.Reader||
||Part 29||
||Archon Anemo dan Stromsterros||
||PT.1.1||

"Ngomong-ngomong (M/n), kenapa aku tidak melihatmu dari kemarin. Kemana kau pergi?" Kaeya membuka suara dari keheningan. (M/n) tersenyum, lalu mengangkat sekantong umpan ikan entah darimana. Yang jelas menarik minat Aether dan Paimon.

"Woah dari mana munculnya umpan ikan itu, apa kau seperti paimon?" Paimon terbang ke arah (M/n) sambil berseru dengan wajah penasaran. Matanya bertemu dengan mana ungu pudar (M/n), lalu dia tersenyum seolah mengerti sesuatu. Paimon bertepuk tangan dengan antusias.

"Hmm....mungkin?" Paimon tertawa mendengar balasan (M/n). Berbeda dengan Aether dan Kaeya yang menatap (M/n) dengan pandangan aneh sekaligus penasaran. Di sisi lain, Amber mengerutkan kening sambil menatap (M/n) yang berada di depannya...entah kenapa, dia memiliki firasat kalau yang di katakan (M/n) itu, suatu kebenaran.

"Oke, cukup kalian berdua. Jangan berbicara tentang hal yang aneh-aneh" Kaeya dengan wajah mengerut menghentikan keduanya. Entah kenapa, (M/n) terkekeh bersamaan dengan Paimon yang terkikik puas. Pada akhirnya, mereka dengan hening menuruni tangga.

Sampai mereka berlima menginjak tangga terakhir dan berjalan pelan menuju ke sebuah bangunan dengan lambang kesatria yang terlihat megah. Aether menatap dengan takjub, sama hal nya dengan Paimon. Tubuh kecilnya bergoyang ke kanan dan ke kiri penuh dengan antusiasme.

"Kelihatannya kita akhirnya sampai di Markas, Knight of Favonious!" Paimon berseru, Kaeya dan Amber mengangguk. Kedua kesatria itu mendekati markas yang terlihat sepi, lalu membuka pintu besar Markas dan memasuki bangunan itu.

"Ayo masuk, aku rasa Master Jean sudah menunggu kehadiran kita" (M/n) tersenyum sambil menatap Aether. Aether balas menatap, penasaran dengan nama baru. Berbeda dengan Paimon, tubuh kecilnya dengan antusias terbang di sekitar (M/n).

"Master Jean?" Aether bertanya, berharap mendapatkan jawaban. Tapi yang dia dapatkan adalah sebuah tangan yang lebih besar dari miliknya. Menggenggam erat tangannya, menyelimuti tangan kecil dan ramping dengan kehangatan.

"Kau akan tau sebentar lagi, ayo" (M/n) dengan sedikit dorongan. Dia menarik Aether dengan lembut memasuki Markas Knight Of Favonious.

~•Rungan Grand Master•~

"Jean, aku datang bersama mereka"Kaeya melambaikan tangannya ketika dia membawa masuk (M/n) dan rombongannya.

(M/n) masuk, di ikuti oleh Aether di belakangnya dan Paimon yang senantiasa berada di dekat (M/n). Amber berdiri tepat di samping (M/n). Mereka bisa dengan jelas melihat ekpresi khawatir wanita bersurai pirang.

Jean, menghela nafas berat ketika akhirnya melihat Kaeya, Amber dan kedatangan (M/n). Mata birunya menatap Aether dan Paimon. Mengakui keberadaan pendatang baru dengan anggukan kecil. Lisa, dia diam dan mengamati pertemuan mendadak di depannya itu. Memilah waktu kapan dia harus berbicara. Jelas menunggu Jean terlebih dulu.

Skip

"....jadi setelah semuanya berakhir, aku langsung membawa mereka kemari" Kaeya menyelesaikan cerita singkatnya sambil bersedekap dada. Menatap langsung ke arah Jean dengan ekspresi serius.

"Monstadt menyambut kalian, pengembara yang mengikuti angin." Jean akhirnya berbicara ke arah Aether setelah terdiam beberapa saat memikirkan beberapa hal. Dia mengangguk kecil sambil meletakkan tangannya di depan dada sebagai salam.

"Dan (M/n) aku senang kau kembali tepat waktu, seperti biasanya" Jean tersenyum, mengangguk kecil ke arah (M/n). Remaja jangkung itu membalas dengan senyuman pengertian. Karena Monstadt memang masuk zona kritis

"Perkenalkan, aku adalah Jean, yang saat ini menjabat sebagai Grand Master Knight of Favonius. Dan ini adalah Lisa, pustakawan kami" Jean memperkenalkan dirinya kepada Aether dan Paimon. Setelah itu, dia memperkenalkan Lisa yang kini berdiri di sampingnya.

"Ara~ kalian anak-anak yang manis, apa kalian datang untuk membantu kami?" Ucap Lisa, lebih di arahkan kepada Aether dan Paimon. Karena (M/n) tidak perlu di tanya lagi. Dia jelas akan membantu dengan sukarela tanpa harus di mintai tolong. Lisa tau akan hal itu.

"Kalian ini, imut sekali ya?" Lisa terkekeh, matanya menyipit saat tersenyum. Membuat Aether menatap ke arah lain karena...malu?

Tapi Aether malah bertatapan dengan (M/n) yang jelas membuatnya lebih malu. Dia langsung menatap ke bawah, membuat Lisa terkikik geli. Paimon menggelengkan kepalanya, Amber yang bingung, Kaeya yang cemburu. Dan seperti biasa, (M/n) yang kurang peka.

"Tapi sayang sekali, kalian datang di waktu yang tidak tepat..." Imbuh Lisa, wajahnya berubah sedih untuk sesaat. Lalu kembali normal ke wajahnya yang sebelumnya.

"Kebangkitan stormteror dan gangguan yang di akibatkannya, sangat mempengaruhi kegiatan di sekitarnya, terutama kota Mondstadt." Jelas Lisa dengan wajah khawatir, alisnya berkerut tidak nyaman mengingat semua kekacauan yang terjadi akhir-akhir ini.

"Arus elemental di Mondstadt dan garis-garis di bumi saat ini terlihat seperti benang-benang yang kacau dan menjadi kusut karena di mainkan oleh kucing. Bagi seorang ahli sihir, situasi seperti ini sangat menjengkelkan...kulitku rasanya semakin hari semakin memburuk..." imbuh Lisa.

"Kalau bukan karena masalah ini, Knight of Favonius akan memiliki cara yang lebih baik untuk membantumu di bandingkan hanya memasang poster orang hilang." Ucap Jean setelah mendengar cerita dari Kaeya.

(M/n) yang mendengar ini hanya mengeluarkan senyum mengejek. Karena jelas, di dalam game. Aether bahkan tidak mendapatkan petunjuk apapun yang pasti, bahkan setelah membantu Mondstadt. Paimon yang menyadari senyum (M/n) langsung menepuk mulut lelaki tampan itu. Membuat (M/n) menghentikan senyum mengejeknya. Beruntung, tidak ada yang melihat senyum mengejeknya, yah, kecuali...satu orang bermata bintang di ruangan itu....

"Untuk sekarang, tinggallah di Mondstadt untuk beberapa waktu, kami akan membantu menemukan adikmu" Imbuh Jean sambil menganggukkan kecil kepalanya.

"Mana boleh seperti itu, kalau begitu, akan lebih baik jika aku membantu kalian" Aether akhirnya membuka suara. Dia tidak suka berhutang Budi, jadi lebih baik membuat dirinya berguna. Karena itu akan mempercepat proses pencarian adiknya, Lumine.

"Paimon! Paimon juga akan membantu!" Paimon dengan lucu mengepalkan tangannya dan menghentakkan kakinya di udara. Dia menatap ceria ke arah Jean.

"Aku juga akan membantu, karena kau sudah mencariku. Itu artinya, kau memang membutuhkan bantuan ku" (M/n) tersenyum, menepuk dadanya lembut. Dia jelas akan maju ke garda depan. Ini adalah saat-saat yang sudah dia tunggu lama sekali.

"Nah...kalau begitu, sekarang kita butuh rencana..." Kaeya akhirnya membuka suara, dia tersenyum ke arah (M/n). Lalu melirik kesetiap orang yang ada di ruangan itu sambil bersedekap dada. (M/n) mengangguk menuruti perintah Kaeya dalam diam.

"...baik...sekarang..."

A God? ||Genshin x M.Reader||
||Part 29||
||Archon Anemo dan Stromsterros||
||PT.1.1||
||End||

A God? ||Genshin x M.Reader||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang