Part 30

1.7K 170 16
                                    

A God? ||Genshin x M.Reader||
||Part 30||
||Archon Anemo dan Stromsterros||
||PT.1.2||

"Sekarang, Stormteror mulai menyerang Mondstadt, mungkin ini memang saatnya bagi kita untuk mengakhiri ini" Jean membalas perkataan Kaeya. Karena, dia juga berfikir. Jika ini tidak segera selesai...

Semua hanya akan menjadi bencana.

"Dari sumber penelitian sihir Lisa, kita sudah menemukan sumber kekuatan Stormteror" imbuh Jean, sambil mengerutkan dahinya serius.

"Ooh? Benarkah?" Kaeya bertanya untuk memastikan. Karena jelas ini kabar baik jika memang benar adanya.

"Aku ingin tau, apa memang sudah di temukan dengan pasti sumbernya? Khawatirnya, ini hanya jebakan Abyss Order. Karena banyak Abyss Order yang berkeliaran di Mondstadt sekarang ini" (M/n) dengan sok bertanya, dia kan sudah tau. Tapi dia hanya ingin membuat dirinya terlihat tertarik. Seperti biasanya, karena jika dia tidak tertarik. Maka akan terkesan aneh di mata Kaeya.

Walaupun, mungkin pria itu sudah sadar akan sesuatu...

"Ya, hasil penelitian menjurus ke Four Winds Temples. Kemampuan Stormteror untuk menciptakan badai, berasal dari kekuatan yang dia dapatkan dari reruntuhan Four Wind Temple." Jelas sekaligus jawab Lisa agar semuanya jelas. Dia menatap langsung ke arah (M/n). Karena Lisa tau, (M/n) bisa menghandle masalah ini, bahkan jika sendiri.

"Maka target kita sekarang ini adalah, tiga dari 4 reruntuhan tersebut" ucap Jean

"Kenapa hanya 3 kuil?" (M/n) bertanya sekali lagi, dia bosan. Jadi...tidak papa mengganggu Jean dengan pertanyaan kecil seperti ini kan?

"Kau tidak tau....aku pikir, kau akan segera tau" jawab Jean ambigu, sama seperti di game. (M/n) tersenyum dan mengangguk. Tapi tidak dengan Paimon.

"Kami tidak tau alasannya" Paimon memiringkan kepalanya. Lalu menggeleng kecil, tanda konfirmasi dia tidak tau apapun.

"Sst, Paimon, mungkin hanya warga lokal yang tau. Kita akan tanyakan hal ini nanti" Aether berbisik ke arah Paimon. Paimon mengangkat bahunya yang kecil, pasrah. Lalu peri kecil itu kembali duduk di bahu (M/n).

Nampaknya, dua ajaib ini, akan akrab.

"Knight of Favonius! Kita berlomba dengan waktu sekarang ini. Di tengah badai seperti ini, tidak ada gunanya bertahan secara pasif. Kita harus bergerak cepat, sebelum situasi menjadi sulit. Kita harus menginvestigasi jejak di reruntuhan-reruntuhan itu." Ucap Jean dengan tegas.

Rapat mendadak itu berakhir dengan perpisahan. Mereka berpencar, untuk mempersiapkan keperluan mereka. Lisa kembali ke kamarnya, Kaeya berjalan ke kantornya untuk mengambil sesuatu. Jelas, dia menggoda (M/n) dulu sebelum pergi. Dan Amber, dia langsung pergi ke tempat kejadian. Tidak membuang waktu.

Skip
~beberapa waktu kemudian~

(M/n) kembali ke depan gerbang Knight Of Favonius setelah dari Katedral mengambil pedangnya yang sempat di sita. Dia berjalan dengan santai, dan mendapati kabar jika yang lain telah berangkat. (M/n) langsung terjun melalui tembok-tembok kota. Berlari kencang layaknya angin, dia menyipitkan matanya saat melihat sosok yang familiar.

"Aether! Paimon! Tunggu!" (M/n) segera tiba di depan kedua pengembara itu. Aether bernafas lega ketika melihat (M/n). Karena dia sempat tertinggal, dan cukup bingung harus kemana.

"(M/n), kami terselamatkan!" Paimon bertepuk tangan dengan girang. Senang melihat bala bantuan~MapGratis~yang dapat memandu.

"Oh? Jangan bilang kalian tidak tau...oh, maaf, kalian baru saja tiba di sini. Yah, tidak papa. Aku tau dari mana mereka berada!" (M/n) tersenyum lembut. Dia memegang Paimon, lalu dengan ringan menggendong Aether dengan tangan satunya.

"T-tunggu, (M/n) kau mau apa?" Aether bertanya dengan gugup. Pasalnya, tangan (M/n) melingkar sempurna di tubuhnya yang mungil. Nyaman?

Tapi tetap saja!

"Ini lebih cepat, mereka sudah menunggu kita. Jadi, tahan saja!" (M/n) terkekeh, lalu kakinya yang panjang mulai berlari menuju tujuan pertama, kuil pertama. Mengabaikan wajah kepiting rebus Aether. Karena Paimon tertawa gembira ketika berada di gendongan (M/n). Lucu melihatnya, seperti...

Keluarga?

Dan kejadian ini, tidak luput dari manik merah menyala. Dari seseorang pengawas yang berdirinya di kegelapan....

Skip
~Kuil Pertama~

(M/n) menurunkan Aether dan Paimon ketika mereka dekat dengan Kuil reruntuhan. Mereka bertiga langsung menghampiri Amber. Yang terlihat sedang mengawasi sekitar reruntuhan. Amber berbalik ketika dia mendengar suara sepatu. Dia langsung tersenyum ceria ketika melihat siapa yang telah datang.

"Ah, akhirnya kalian datang! Hehe, ini adalah salah satu dari 4 kuil reruntuhan Four Wind Temples. Kuil ini sudah sangat lama di tinggalkan, penduduk Mondstadt juga sudah lama tidak datang ke sini. Mungkin saja, di dalamnya penuh dengan kemah Hilichurl...karena memang ada tanda-tandanya." Jelas Amber panjang lebar kepada Aether dan Paimon. (M/n) menyimak dari belakang, juga mendengarkan sekaligus bernostalgia.

"Huuuh~, sayang sekali, bahkan Stormteror meninggalkan kuilnya sendiri..." Desah amber penuh kekecewaan saat mengatakan hal ini.

"Kuilnya sendiri?" Aether bertanya dengan curiga dan penasaran. Dia melirik ke arah (M/n). Dan (M/n) memberi balasan gestur, menjelaskan bahwa dia juga kurang tau tentang masalah ini.

"E-eh...ya...eh...betul" jawab Amber gelagapan karena tidak mau mengakui hal ini.

"Aku juga sulit menerimanya, tapi sebenernya... Stormteror dulunya adalah salah satu dari 'The Four Wind" imbuh Amber.

"Four Wind...." Gumam (M/n).

"Heee, apa itu?!?" Paimon bertanya dengan heboh karena pengetahuan baru yang membuatnya penasaran.

"T-tunggu...apa kau merasakannya?!" Amber membalas dengan hal lain, seolah ingin mengganti topik pembicaraan. Hal itu bisa dengan muda di ketahui oleh (M/n) dan Aether. Tapi tidak dengan Paimon.

"Angin di sini...ada sesuatu yang tidak beres~" ucap Amber sambil memperagakan tubuh kedinginan sambil meraba leher bagian belakangnya.

"Begitukah?" (M/n) bertanya. Karena dia memang merasakan angin berat, berbeda dengan angin yang di hasilnya oleh Centi yang bisa di bilang ringan, sangat ringan.

"Kalau begitu, kita harus segera masuk dan menyelesaikan semuanya. Jelas, kita harus berhati-hati. Sepertinya, di dalam akan memilki banyak jebakan" (M/n) mengatakan hal ini dengan tenang. Dia mengambil kuncir halus dan mulai mengikat rambutnya yang panjang. Karena sejak tadi, rambutnya tergerai indah.

"Benar, kita harus segara masuk. Tapi, ingatlah kalian. Tempat ini lebih berbahaya di bandingkan yang lain. Karena ada sumber kandungan kekuatan naga di kuil ini. Jadi, kita harus extra hati-hati!" Ucap Amber untuk menyakinkan Aether. (M/n) terkekeh, di bandingkan Amber. Bukankah seharusnya Aether lebih...tau?

Karena dia penjelajah dunia

Mereka akhirnya berjalan mendekati pintu kuil yang terbuat dari batu besar dan terdapat segel di pintunya. (M/n), sebagai laki-laki sendiri di kelompok itu. Dia segara berjalan paling depan, dengan mudah membuka pintu sigil itu dengan visionnya. Dia melirik dari balik bahunya pada Aether, Paimon dan Amber.

"Ayo..."

A God? ||Genshin x M.Reader||
||Part 30||
||Archon Anemo dan Stromsterros||
||PT.1.2||
||End||

A God? ||Genshin x M.Reader||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang