01. AWAL MASALAH

512 41 2
                                    

Demi keuntungan bersama, ayo tekan bintang di pojok kiri bawah lalu tekan kolom komentar dan ketikan beberapa kata untuk membangun cerita ini.

Terkhusus untuk kalian yang biasanya hate comments Dan yang memberikan kritikan menjatuhkan, aku tegaskan untuk tidak membaca cerita ini.

Dan maaf bila ada kesamaan nama, tokoh, alur, tempat kejadian, ataupun sifat dengan cerita lainnya, karena itu semua hanya ketidaksengajaan yang mungkin tidak aku sadari. Semoga paham.

Terima kasih. 🤗

Di malam yang sangat gelap, hanya ada cahaya lampu dan bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di malam yang sangat gelap, hanya ada cahaya lampu dan bulan. Ada seorang gadis yang sedang merenung di sebuah restaurant.
Gadis itu nampak duduk di salah satu kursi yang ada di restoran itu, gadis itu menatap kosong lurus ke depan. entah apa yang dia pikirkan hanya dia dan tuhan yang tau.

Keasikan melamun, gadis itu tak sadar restaurant yang dia datangi hampir tutup, Gadis itu pun segera bangun dari duduknya di saat gadis itu ingin beranjak pergi tiba-tiba dia mendapatkan panggilan alam.
Gadis itu pun pergi mencari toilet,
Dia pun berlari menuju lantai atas. Di saat dia ingin berjalan ke lantai atas.

Ada seorang pelayan yang melarangnya, dia pun tak mendengarkan ucapan pelayan itu.

"Persetan dengan larangan." Ucap gadis itu tak peduli, lalu berlari menuju toilet.

serasa hajatnya sudah tertuntaskan gadis itu pun keluar dari toilet.

ia berjalan menuju lantai dasar, dia pun menghentikan langkahnya sebelum itu dia tak sengaja mendengar beberapa percakapan dari seorang pria, karena rasa penasarannya lebih tinggi. Dia pun memutuskan untuk mengintip.

"Kualitasnya sangat bagus, usianya juga masih muda. Saya yakin bisnis ini akan menggiurkan anda."

Gadis itu mengintip keadaan di mana para pria berjas berdiri melingkari beberapa orang yang duduk di meja mereka terlihat tegang.

salah satu orang memakai kacamata tertawa, "bodoh sekali, anda pikir saya pedofil yang terobsesi pada anak-anak menurut saya justru lebih menggiurkan menjual orang tua seperti anda yang tidak berguna." ucapnya dingin.

Gadis itu yang mendengar pun melotot, percakapan macam apa ini. apa mereka oknum penjual organ manusia? Sangat menyeramkan.

Pria tua itu pun tersenyum. "Saya tahu tuan sangat ahli di bidang ini, keluarga anda sudah terkenal akan kondisi terhadap bisnis gelap."

"Lalu?"

"Saya pikir Tuan Reyfan cukup pintar mengartikan apa yang saya ucapkan barusan."

"Jika maksud Anda saya berminat tawaran anda, anda salah orang. saya tidak menjual organ secara ilegal."

"Hahaha, munafik! Saya tahu bagaimana keluarga anda. Saya sangat menyayangkan mereka memiliki anak yang bodoh." Sarkas pria tua itu memandang remeh lawan bicaranya.

Tiba-tiba suasana berubah menjadi tegang dan riuh, ketika salah satu seorang pria mengarah pistol ke arah pria tua itu. gadis itu menegang, lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya merapat berusaha menutup agar tidak bersuara.

"Cih, kesepakatan untuk tidak saling menodong. apakah itu membuktikan jika anda tidak dapat memegang ucapan?"

"Bicaramu sampah sekali kakek tua, saya bisa menjamin dirimu hanya tinggal nama esok hari. apakah itu bisa membuktikan jika omonganku tidak main-main."

Pria tua itu mulai takut. tangannya melonggarkan dasinya yang terasa mencekik sambil menatap takut ke arah pria berkacamata yang membelakang gadis itu.

"Sepertinya percakapan kita sampai di sini saja." pria tua itu segera bangkit diikuti tiga orang bodyguard-nya.

"Aihs, tua Bangka sangat pengecut." ucap gadis itu yang masih setia mengintip.

Dilain sisi pria berkacamata itu tertawa, sambil beranjak bangun dirinya mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya. kemudian mengarahkan kepada empat orang di hadapannya.

Dor.

Dor.

Dor.

Dor.

Pria itu menembaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pria itu menembaknya.

Gadis itu pun berteriak histeris matanya melotot menyaksikan semua orang itu tewas di tempat. mendengar teriakan seseorang membuat pria itu menoleh, gadis itu menyadari jika ia sudah ketahuan, ia pun segera berlari untuk menyelamatkan diri.

"Sialan! Cepat cari gadis itu."

••••

Gadis itu belum menghentikan larinya sambil terengah-engah.

"Sial, aku ketahuan! Bagaimana ini?
Semoga saja badebah sialan itu tak mencari ku."

"Siapa yang kau sebut bedebah? Hm,"

Deg.

Suara itu, seperti nya dia kenal dengan suara itu, Jangan-jangan dia-. Gadis itu pun membalikkan badannya.

"Hai, gadis cantik. kita bertemu lagi!"

Deg.

Gadis itu pun tercengang, bagaimana mungkin, pria tadi yang dia lihat terakhir kali ada di sebuah restoran. tiba-tiba ada di hadapannya dengan sekedip mata.

"Mau apa kamu? Jangan macam-macam!" Tegas gadis itu. Lain lagi di hati, tubuh gadis itu sudah berkeringat dingin.

"Menurutmu? Setelah satu rahasia terbesarku kau tau, aku harus bagaimana?" Ucap pria itu sambil tersenyum. Bukan, bukan tersenyum ramah, tapi. Tersenyum smirk.

Selangkah demi selangkah, pria itu pun maju. Gadis itu pun reflek memundurkan langkahnya, di saat gadis itu hendak kembali berlari tiba-tiba tangan kirinya dicekal oleh pria tersebut.

"Lepaskan!" Berontak gadis itu, mencoba melepaskan cekalan pria itu. Walaupun masih kalah kuat darinya.

Pria itu tak mendengarkan ucapan gadis itu, dia tetap kekeh untuk membawa gadis itu ke sebuah tempat.

Sial! Tenaganya sudah mulai habis.

Harus mencari cara agar terlepas dari cekalan pria brengsek ini, dia pun mempunyai ide, gadis itu pun menendang ke selangkangan pria itu lalu menginjak kakinya dan mulai berlari.

Pria itu pun, merasakan sakit pada area sensitifnya. sambil Menatap kepergian gadis itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Mine."

Tbc



6 Agustus 2022
Revisi 2 April 2024

the revenge of a psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang