18. RINDU

99 16 5
                                    

Demi keuntungan bersama, ayo tekan bintang di pojok kiri bawah lalu tekan kolom komentar dan ketikan beberapa kata untuk membangun cerita ini.

Terkhusus untuk kalian yang biasanya hate comments Dan yang memberikan kritikan menjatuhkan, aku tegaskan untuk tidak membaca cerita ini.

Dan maaf bila ada kesamaan nama, tokoh, alur, tempat kejadian, ataupun sifat dengan cerita lainnya, karena itu semua hanya ketidaksengajaan yang mungkin tidak aku sadari. Semoga paham.

Terima kasih. 🤗

Sherly membuka perlahan kedua matanya yang masih agak memberat itu, Sherly sangat lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sherly membuka perlahan kedua matanya yang masih agak memberat itu, Sherly sangat lelah. Tubuhnya terasa hampir remuk akibat kebrutalan suaminya. Reyfan. Pria itu benar benar melakukannya dengan kasar, dan tak berperasaan.

Setelah kesadarannya mulai terkumpul, kedua mata Sherly langsung mendapati wajah tenang sang suami yang masih tertidur, Jujur. Sherly terpesona akan aura yang di miliki oleh reyfan. Pria itu terlalu menarik dan menggoda secara bersamaan.

"Ada apa dengan ku? Kenapa rasanya jika di dekatmu mulai terasa nyaman?" Sherly bergumam pelan.

"Sayang...." Sherly mematung saat mendengar suara bariton serak itu.

Reyfan membuka matanya, lalu ia mengeratkan pelukannya pada tubuh polos Sherly.

"Terima kasih, sayang." Ujar reyfan lalu mengecup pelipisnya sebelas kiri.

"Untuk apa?"

"Untuk semuanya. I love you," ungkap reyfan lalu mengelus kepala Sherly dengan lembut.

Cup.

Entah kenapa Sherly merasa bahagia, saat mendengar kalimat itu keluar dari mulut reyfan, seakan ada kupu-kupu yang sedang berterbangan di perutnya. Pria itu selalu berhasil membuat jantung Sherly berdegup dengan kencang. Sherly tidak tahu kenapa dirinya seperti itu. Entahlah. Yang pasti Sherly mulai merasakan  adanya getaran didalam hatinya, aneh setiap kali bersama reyfan.

"Hey, Sayang ada apa?" Tanya reyfan dengan tatapan khawatir saat melihat Sherly melamun, mampu membuyarkan lamunan Sherly.

"Hah? Aku, kenapa?" Bukanya menjawab Sherly malah bertanya balik.

Reyfan memandang Sherly di buat gemas, bisa bisanya sang empu memasang muka polos andalannya. Saking gemasnya reyfan mengigit pipi Sherly.

"Auw." desis Sherly saat merasakan perih pada pipinya.

"Maaf. Sayang, abisnya pipimu terlalu menggoda," sesal reyfan sambil mengusap pipi Sherly yang merah akibat kelakuannya.


•••••


Saat ini Sherly benar-benar menatap dirinya di pantulan kaca dengan tatapan kesal.

"Aish.. Badebah itu, benar-benar meninggalkan bekas kissmark terlalu banyak," gerutu Sherly sambil mencoba menghapus bekas keunguan itu pada area dadanya.

the revenge of a psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang