12. OBSESI OR CINTA?

151 26 1
                                    

Demi keuntungan bersama, ayo tekan bintang di pojok kiri bawah lalu tekan kolom komentar dan ketikan beberapa kata untuk membangun cerita ini.

Terkhusus untuk kalian yang biasanya hate comments Dan yang memberikan kritikan menjatuhkan, aku tegaskan untuk tidak membaca cerita ini.

Dan maaf bila ada kesamaan nama, tokoh, alur, tempat kejadian, ataupun sifat dengan cerita lainnya, karena itu semua hanya ketidaksengajaan yang mungkin tidak aku sadari. Semoga paham.

Terima kasih. 🤗

Suara baritone serak nan berat itu menggema di kamar yang nuasa monokrom, mata Sherly membulat saat mata itu bertatapan langsung oleh sang empu yang tak lain adalah reyfan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara baritone serak nan berat itu menggema di kamar yang nuasa monokrom, mata Sherly membulat saat mata itu bertatapan langsung oleh sang empu yang tak lain adalah reyfan.

"Apa lihat lihat!" Beo Sherly dengan nada yang terdengar tegas. Menatap ke arah reyfan dengan tatapan permusuhan.

"Tapi nona---"

"Tutup mulut mu via!!" Sebelum selesai berbicara, reyfan sudah memotongnya.

Sherly yang mendengar itu pun menatap reyfan dengan tatapan sinis,

"tak mempunyai sopan santun."

Reyfan tertawa renyah, itu mampu membuat Sherly sedikit waspada.

"Mulutmu perlu di hukum sayang," lirih reyfan diiringi dengan senyuman tipis.

"Kenapa kau sangat menyebalkan si? Kau selalu mengatakan hal itu, jujur aku mendengarnya sudah sangat muak sekali."

Tangan kekar reyfan menyelipkan anak rambut Sherly, lantas gadis remaja itu hendak melayangkan tamparan pada wajah tampang milik reyfan. Tapi sebelum itu terjadi reyfan lebih dulu menahan tangan Sherly. Dalam satu tarikan wajah mereka saling mendekat, Bahkan mereka hampir saling bertatapan.

Tubuh Sherly membeku menatap reyfan tak percaya, "udah emosian, kasar. Psycho, aku aduin kak Harry tau rasa!"

"Sherly, bukan kasar. Tapi sayang!" Ujar reyfan itu terdengar mutlak.

"Dih, ogah! Kamu aja kali. Aku mah enggak!" Ucap Sherly mendorong kuat tubuh bersetelan lengkap itu, namun semuanya tampak sia sia.

Reyfan mulai geram dengan tingkah gadisnya itu, dengan kasar dia membawa Sherly masuk kedalam kamar lalu menguncinya. Sherly mundur beberapa langkah, ini sesuatu yang buruk. Ingin sekali dia berteriak minta tolong. Tapi Sherly tahu itu tidak ada gunanya. Saat sadar betapa besarnya mansion ini.

"Jangan mendekat!" Ucap Sherly. Sungguh saat melihat Reyfan maju mampu membuat dirinya bergidik ngeri.

"Aku bilang jangan mendekat.
Kamu ngerti bahasa manusia gak si!"

Tubuh Sherly sudah tidak bisa kemana mana lagi, tubuhnya sudah benar benar terhempit oleh tembok. Reyfan berada tepat di depanya, dekatkan wajahnya pada Sherly.

the revenge of a psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang