09. KILAS BALIK

166 25 4
                                    

Demi keuntungan bersama, ayo tekan bintang di pojok kiri bawah lalu tekan kolom komentar dan ketikan beberapa kata untuk membangun cerita ini.

Terkhusus untuk kalian yang biasanya hate comments Dan yang memberikan kritikan menjatuhkan, aku tegaskan untuk tidak membaca cerita ini.

Dan maaf bila ada kesamaan nama, tokoh, alur, tempat kejadian, ataupun sifat dengan cerita lainnya, karena itu semua hanya ketidaksengajaan yang mungkin tidak aku sadari. Semoga paham.

Terima kasih. 🤗

 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terlihatlah seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki sedang duduk di pinggir taman memandangi anak lain yang sedang bermain terlihat sangat ceria, sedangkan dia? Dia terlihat sangat kesepian sorot matanya pun terlihat penuh kekosongan yang dia pancarkan dari matanya.

Sedangkan di lain sisi ada anak perempuan yang berjalan menghampiri bocah laki-laki itu dia pun duduk di sampingnya dan mendekatkan dirinya mencoba untuk beradaptasi terhadap bocah laki-laki itu.

"Kamu sedang apa?" Tanya anak perempuan itu mampu membuyarkan lamunan anak laki-laki tersebut.

Anak laki laki itu pun menoleh ke arahnya lalu menaikkan sebelah alisnya, seolah olah bertanya kenapa? Dan di balas cengiran oleh sang empu.

"Tidak ada" ucap bocah laki-laki itu yang terdengar sedikit ketus.

Anak perempuan itu pun memutarkan badan anak laki-laki itu hingga menghadap kepadanya, "kamu kenapa? Aku lihat sepertinya banyak sekali pikiran? dan tidak biasanya ada anak yang seperti dirimu menyendiri sendiri"

"Kau tak akan mengerti!" Pekik anak itu lalu mengalihkan pandangannya dari anak perempuan itu.

Anak perempuan itu pun menarik nafasnya lalu menghembuskannya perlahan dia mencoba tenang menghadapi sikap keras kepala bocah di depannya ini sebisa mungkin dia terlihat sabar padahal sejujurnya dia sudah agak sedikit kesal dengan nada jawaban yang anak itu ucapkan.

"Kata bunda, jika kita memiliki masalah akan lebih baik bercerita itu dapat meringankan beban yang kita rasakan. Kamu kalau ada masalah ceritakan saja sama aku siapa tau aku bisa bantu!"

Anak laki-laki itu tak menjawab Dia masih diam seperti enggan untuk bicara sambil menatap bocah perempuan itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan, tapi anak perempuan itu sangat peka kalau anak laki-laki di depannya ini menatap dirinya dengan tatapan yang menyorot kesedihan dia bisa rasakan itu.

"Apakah kau yakin? Ingin mendengar ceritaku?" Cicit anak laki-laki itu yang terdengar sedikit ragu.

"Ya. Tentu saja, jadi apa masalahmu?"

"Sebelumnya kau berjanji tak mengejekku?" Jedanya sebelum bercerita, dan di beri anggukan oleh anak perempuan itu.

"aku akan pergi ke Amerika"

the revenge of a psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang