Seorang psychopath yang mencoba memecahkan kasus pembunuhan yang terkait satu sama lain, dan sesuatu yang memicu ingatan yang dia pikirkan akan hilang selamanya.
Dan terobsesi oleh seorang gadis, tentunya tidak akan mudah dia lepaskan begitu saja.
S...
Demi keuntungan bersama, ayo tekan bintang di pojok kiri bawah lalu tekan kolom komentar dan ketikan beberapa kata untuk membangun cerita ini.
Terkhusus untuk kalian yang biasanya hate comments Dan yang memberikan kritikan menjatuhkan, aku tegaskan untuk tidak membaca cerita ini.
Dan maaf bila ada kesamaan nama, tokoh, alur, tempat kejadian, ataupun sifat dengan cerita lainnya, karena itu semua hanya ketidaksengajaan yang mungkin tidak aku sadari. Semoga paham.
Terima kasih. 🤗
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Harus mencari cara agar terlepas dari cekalan pria brengsek ini, dia pun mempunyai ide, gadis itu pun menendang ke selangkangan pria itu lalu menginjak kakinya dan mulai berlari.
Pria itu pun, merasakan sakit pada area sensitifnya. sambil Menatap kepergian gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Mine" _____________________
Bruk.
"Anjing!" Latah seorang pemuda yang sedang duduk di sofa.
"Mulutnya" sinis pemuda yang satu lagi, yang baru saja datang setelah mendengar latahan sang sahabat.
Sedangkan sang pelaku hanya terkekeh melihat kedua pemuda itu, dengan enaknya dia mengambil beberapa minuman yang ada di meja Tampa permisi.
"Udah?"
"Hm."
"Mana?" Tanyanya kepada pemuda yang sedang berdiri sambil memegang beberapa snack.
"Nih." ujar pemuda itu menyodorkan beberapa map.
Pemuda yang berkaca mata pun mengambil map itu, map yang di ketahui berwarna kuning terdapat 4 lembar biodata seseorang.
Sherly Xylo Angellica.
Nama yang ada di biodata itu, pemuda itu pun tersenyum setelah membaca isi map. Lalu tersenyum smirk.
"Nama yang cantik."
••••
"Hai, bang" sapa gadis itu memasuki rumah dengan keadaan lusuh, rambutnya sudah sangat kusut di tambah bajunya yang kotor dan dia menenteng sebuah sepatu.
Sang Abang yang mendengar sapaan sang adik pun menoleh, begitu terkejutnya dia melihat adiknya dengan keadaan lusuh baju kotor rambut acak-acakan dan sepatu di teng teng dia pun menyiritkan alisnya, lalu bertanya. "Kamu kenapa? Kok bajumu kotor?"
"Gapapa, bang aku pamit ke atas" ucap gadis itu, berjalan menaiki lantai atas.
"Sherly. Abis dari mana kamu?"
Di pertengahan tangga dia pun berhenti, serasa namanya di panggil dia pun menoleh. Benar saja yang memanggilnya adalah kakak sulungnya.
"Dari resto kak, kakak kalau mau tanya nanti aja ya! Sherly cape mau istirahat dulu" pamitnya lalu berlari menuju kamar sebelum mendapatkan amukan dari sang kakak.
Sang kakak yang melihat kelakuan sang adik hanya bisa mengelus dada, ada ada aja kelakuan sang adik. Sesampainya di kamar gadis itu merebahkan dirinya di atas kasur. Rasa lelah seketika mulai reda, dan di gantikan dengan rasa nyaman dan ngantuk. Walaupun gadis itu sudah mulai mengantuk ia akan usahakan untuk mandi terlebih dahulu sebelum tidur.
Gadis itu mau tak mau pun beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, setelah itu dia pun membersihkan badannya. 5 menit pun berlalu gadis itu sudah selesai mandi, dengan tampang lelah dia pun merebahkan badannya di kasur.
"Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam. Sampai sampai aku bertemu orang seperti dirinya"
Gadis itu menatap langit-langit kamarnya, sesekali dia melamun. Gadis itu terlihat seperti banyak sekali pikiran.
"Andaikan saja waktu itu, mommy tidak menyelamatkanku. Mungkin saja sekarang aku sudah berada di tempat mommy. Mengantikan posisi mommy" gumamnya pelan sebelum ke gelapan menghampirinya.
Tak di sangka perkataannya di dengar seseorang, hatinya serasa sangat sakit mendengar perkataan frustasi yang keluar dari mulut gadis itu, Tapi mau bagaimana lagi mereka tak bisa melawan takdir. Pria itu juga tak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada gadis itu. Takdir tetaplah takdir sekuat apapun kita menghindar jika takdir tidak merestui kita bisa apa? Jadi jangan berlarut larut dalam kesedihan. Cukup jadikan pengalaman dan yakinlah masih ada hari esok yang akan membawamu ketempat yang lebih baik suatu saat.
Pria itu pun menutup pintu kamar gadis itu, sebelum dia keluar menggalakan kamar. Dia terlebih dahulu mencium gadis itu.
Cup.
"Maaf"
••••
3 hari setelah kejadian itu, Sherly mencoba hidup seperti biasa meski dirinya kini menjadi lebih takut jika bertemu dengan orang yang tidak dikenal. otaknya selalu bekerja menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang belum tentu terjadi, belum lagi jika membayangkan orang-orang jahat itu menemukannya dan menembak kepalanya hingga hancur.
Sherly membayangkannya berkedip ngeri langkahnya semakin cepat menelusuri Jalan setapak yang merupakan satu-satunya menuju rumahnya saling mendongak melihat ke arah langit yang begitu gelap dan ditambah dengan hawa dingin menyelimuti nya seperti malam ini akan turun hujan.
Di tengah perjalanan Sherly menoleh ke belakang tepat saat suara langkah mengikutinya dari arah belakang, Sherly menyirit bingung, siapa di sana? pikirnya tak ingin berpikiran negatif Sherly tetap melanjutkan langkahnya. Sesekali bersenandung. Sherly mengamati jalanan yang luas nampak sepi. tapi biasanya jalanan ini tak terlalu sepi seperti ini pikir Sherly. Sherly merasa mulai janggal. Suasana malam ini begitu mencekam menurutnya, bahkan langkah sepatunya yang pelan pun terdengar bergema diiringi serangga malam.
Tapi kini Sherly mulai bersiap-siap ketika suara langkah terdengar ganda mengikuti di belakangnya. Sherly tahu sedang diikuti. Maka dari itu dia sengaja berpura-pura tidak mengetahuinya. Dia sengaja mengeluarkan bedak padat dari tasnya dan mengangkat tinggi-tinggi agar bisa melihat keadaan belakang dan benar saja, mata Sherly melebar, Tepat di belakangnya ada seorang pria bertudung hitam berjalan mengikutinya dan mata mereka pun saling bertemu.
Sherly menaruh kembali bedaknya ke dalam dan siap berlari menyelamatkan diri. Namun dia kalah cepat. Orang itu sudah keburu memukul tekuknya sehingga Sherly tidak sadarkan diri.
