A Gift From Me

1K 94 15
                                    

"Nomong-Ngomong, apa kau akan diam saja? Maksud ku, apa kau tidak akan balas dendam? Pada Kaisar Tirani itu? Lalu Chimera itu? Dan juga Bangsawan yang telah menghina mu? Katakan saja? Akan kupastikan hidup mereka seburuk di neraka." Tawar Lucas.

Lucas sudah mengetahui berbagai penderitaan yang dialami gadis bermata permata itu. Dikucilkan, dipermalukan, bahkan direndahkan.  Mengingat itu Lucas ingin sekali menjatuhkan meteor ke kediaman bangsawan bodoh itu.

"Tidak perlu. A... Aku tidak mau berurusan dengan mereka." Ucap Athanasia dengan kepala tertunduk. Sekarang, Athanasia hanya mau hidup tenang tanpa harus meladeni bangsawan yang menghinanya.

Mendengar jawaban itu, Lucas agak tidak senang. Athanasia terlalu baik di matanya. Tapi Lucas tetap menghargai keputusannya itu.

"Baiklah. Aku tidak menyentuh bangsawan bodoh itu tapi aku tidak bisa membiarkan Kai--"

kryuuukk

Ucapan Lucas terhenti begitu mendengar suara yang berasal dari perut gadis bersurai pirang yang tengah memerah.

"Hahahah.... Sepertinya aku membuatmu terlalu banyak bicara." Ujar Lucas sambil tertawa kecil.

"Turunlah ke bawah. Pengasuh mu masih ada di sana." Ujar Lucas sambil membantu Ahanasia turun dari kasur.

"Lalu kau?" Tanya Athanasia. Apa Lucas tidak akan ikut turun bersamanya?

Dengan senyum yang tidak dapat diartikan, Lucas menjawab, "Aku akan pergi sebentar. Tidak akan lama kok."

Dengan ragu Athanasia meninggalkan Lucas. Athanasia tau hal yang akan di lakukan Lucas bukanlah hal baik tapi setidaknya jangan sampai dia terluka.

Lucas menatap pintu kayu itu. Setelah memastikan Athanasia sedang bersama pengasuhnya, Lucas mulai melancarkan aksinya.

"Maaf, Princess. Kau mungkin baik hati tapi aku tidak. Bangsawan bodoh itu bisa ku ampuni tapi tidak dengan Kaisar tirani itu." Ucap Lucas dengan seringai mengerikan. Lalu ia berpindah tempat. 

Mata ruby miliknya menatap tajam sang Kaisar yang sedang berada di ruang kerjanya. "Penyebab utama penderitaan mu adalah Kaisar tirani yang bodoh itu. Akan kupastikan hidupnya dipenuhi penyesalan." Ucap Lucas sebelum berpindah ke dalam ruang kerja sang Kaisar.

Claude Tersendak begitu melihat pria dengan rambut hitam itu muncul kembali. Claude segera bangun dari kursinya. 

"Kau.... si B******k yang telah menculik pendosa itu." Ucap Claude yang mengetahui siapa Lucas.

"Saya kemari hanya ingin memberikan anda hadiah kok." Ucap Lucas formal.

"Hah? Hadiah? Maksud j****g itu? Ternyata ka-"

Buagh!

Dengan satu pukulan Kaisar Obelia itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Claude merasakan pipi kirinya memanas. Darah segera mengalir dari sudur bibirnya. 

Lucas yang emosi tidak tahan untuk memukul Claude. Lucas tidak tahan jika ada yang mengatai hal buruk mengenai Athanasia.

"Dasar bodoh. Sihir hitam yang kau gunakan membuat dirimu melemah. Akh! Aku terlalu di sini."

Lucas berjalan mendekati Claude yang masih terduduk di lantai. Lucas mengangkat tangan kanannya ke atas.

"Ini hadiah dari saya. Silahkan di nikmati, Yang Mulia." Ucap Lucas lalu sebuah batang pohon entah dari mana menghantam kepala Claude. Claude langsung pingsan di tempat.

"Batang dari pohon dunia ini bisa menjernihkan otak mu itu. Sekarang, Hari Penyesalan mu telah tiba, Yang Mulia." Ujar Lucas menatap sinis ke arah Claude. 

****

"Lily, aku kenyang." Ucap Athanasia yang telah memakan 1 mangkok bubur dan Lilian malah memberikan 1 mangkok lagi.

"Anda harus makan lagi. Anda terlalu kurus." Ucap Lilian. Padahal tubuh Athanasia sangatlah ideal untuk gadis seusianya.

"Tidak mau. Sejak aku bersama Lucas, aku selalu makan banyak. Lily, aku bukan anak kecil lagi." Keluh Athanasia. Lilian dan Lucas selalu memberikannya makanan yang banyak. Apa mereka ingin membuatnya gemuk?

"Sudahlah, nona Lilian, sepertinya Princess sudah kenyang. Bagaimana dengan puding cokelat ini?" Felix memberikan puding cokelat yang terlihat lezat. Athanasia yang semual kenyang kini merasa lapar.

"Aku makan itu saja. Ma-masih ada ruang kosong di perut ku." Ucap Athanasia dengan semangat memakan puding itu.

Selagi Athanasia sibuk memakan pudingnya, Felix bertanya pada Lilian. "Nona Lilian, apa yang akan kalian lakukan selanjutnya? Apa nona sudah memikirkan tempat untuk tinggal?"

Lilian terdiam mendengar itu. Dirinya belum memikirkan sejauh itu. Apa yang dia lakukan sekarang? Dirinya dan Athanasia harus tinggal di tempat jauh agar tidak tertangkap prajurit istana.

"Lili," Lamunan Lilian pecah begitu Athanasia memanggil dirinya. "Ya?"

"Lily jangan khawatir. Aku sudah bicara dengan Lucas kok. Kita akan tinggal di tempat yang damai. Kaisar itu tidak akan bisa menyentuh kita." Lanjut Athanasia. 

Lilian merasa tenang mendengar itu. 

"Apa? Princess akan tinggal jauh? Di mana?" Tanya Felix yang terkejut atas penuturan Athanasia.

"Maaf, Felix. Aku tidak bisa memberitahu mu. Maaf, ya." Ujar Athanasia. Athanasia masih belum percaya pada Felix. Bagaimana pun juga, Felix ada tangan kanan kaisar. Bisa saja di membocorkan semua yang ia katakan.

"Ah,,, Saya mengerti." Ucap Felix murung. Tentu saja Princess pertama itu tidak percaya padanya.

"Tapi, saya harap kemana pun anda pergi anda akan bahagia." Ucap Felix.

"Terima kasih," Balas Athanasia.

"Apa yang terjadi selama aku pergi?" Tanya Lucas yang tiba-tiba muncu.

"Ack! Lucas. Kenapa muncul tiba-tiba?" Tanya Athanasia yang kaget akan kehadiran Lucas.

"Urusan ku sudah selesai. Sekarang, Tuan Ksatria ini harus kembali. Ayo..." Ujar Lucas sambil menyeret Felix ke luar bar itu.

"Tungg- Tuan Lucas, apa-apaan ini?" Tanya Felix bingung. Setelah mereka di luar, Lucas melepaskan cengkraman tangannya.

"Jangan banyak bicara. Cepatlah kembali ke istana. Kaisar itu sedang dalam masalah."

"AP-?!"

"Sstt... Aku tidak menjelaskan. Intinya dia masih bernapas. Katakan, kalau Lucas si Penyihir Menara mengucapkan,'sama-sama'. Bye... byee... " Ucap Lucas lalu langsung memindahkan Felix ke istana Garnet.

"Lucas, apa yang kau lakukan? Kemana Felix?" Athanasia yang keluar hanya melihat Lucas saja.

"Dia sudah ku kembali ke tempatnya dengan aman kok. Daripada bicara itu, ayo pergi." Ucap Lucas sambil menggenggam tangan Athanasia.

Athanasia selalu merasa hangat dan tenang ketika tangan Lucas menggenggam tangannya.

"Ke mana?" Tanya Athanasia.

Dengan senyum Lucas menjawab, "Tentu saja ke Atlanta. Sekarang adalah waktunya bersenang-senang Princess." 

***

Halo semuanya. Author harap keadaan kalian diluar sana baik-baik saja.

Part tentang penyesalan Claude bentar lagi nih,

Kalian maunya Claude di apaain?

Apa Claude cuma perlu minta maaf ke Athy lalu semuanya selesai?

Author nantikan jawaban kalian.

Tetap sehat di mana kalian berada.

(WMMAP FANFIC) My Lovely Princess (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang