Apa semua orang yang jatuh cinta akan merasakan ini?
Jantung yang berdebar dengan cepat?
Tiba-tiba jadi gagu?
Dan juga, salah tingkah yang kerap terjadi?
.
.
.
.
.
Langit malam Atlanta sangatlah indah. Meskipun sekarang musim salju, langit yang cerah dengan hamparan bintang itu terlihat indah. Dua orang sejoli sedang berdiri berhadapan. Mereka hanya berada di belakang villa. Membicarakan hal yang penting.
"Jadi bagaimana?" Tanya Pria berambut hitam itu."Apa perasaan ku kamu terima?" Tanya nya lagi dengan sedikit menunduk. Maklum, gadis berambut pirang itu agak pendek.
"itu.... aku... " Athanasia sulit untuk berucap. Nada bicaranya terdengar bergetar dan wajahnya pasti merah sekarang. Gadis berambut pirang itu tidak bodoh. Ia hanya tidak peka saja. ia bingung dengan semua perasaan ambigu yang tiba-tiba datang. Tapi dari semua novel romantis yang dadakan ia baca, semua respon tak terduga dari dirinya itu berarti ia menyukai pria berambut hitam. Tapi,
".Kalau Anda suka, maka ungkapkanlah. Sebelum orang itu pergi dan hanya tersisa penyesalan"
Ucapan Lilian itu lantas terpintas di benaknya. Menjadi sebuah kekuatan untuk mengeluarkan kalimat ini.
"Aku tidak tahu....!" Ucap Athanasia kencang. Lucas melongo mendengar respon gadisnya itu.
"Putri?"
"Aku... aku tidak tahu perasaan apa ini!"
"Eh? Itu..."
"Aku sungguh bingung. Setiap melihat mu jantung ku berdetak cepat. Rasanya sangat sulit untuk bernapas. Makanya ucapan ku terbata-bata seperti ini." Ucap Athanasia jujur mengenai perasaannya. Gadis muda itu mengucapkan semua kegundahan hatinya. "Aku sudah baca sepuluh novel romantis tapi tetap saja tidak berguna. Aku masih tidak tahu arti semua perasaan ku." Lanjutnya lagi dengan tangan meremas rok tebalnya itu.
"Alasan macam apa itu?!" Gumam Lucas yang kesal. Lantas pria yang berusia ratusan itu menarik tangan Athanasia dan menempelkannya di dadanya.
"Lucas!" jerit Athanasia yang kaget. Pria di depannya ini Cuma menggunakan kemeja hitam, celana hitam dan sebuah jubah hitam yang terlihat tipis untuk cuaca bersalju seperti ini.
Dan di karenakan itu, Athanasia bisa merasakan kalau detak jantung Lucas sama cepatnya dengan miliknya.
"Kamu dengar itu? bukan Cuma kamu saja yang seperti itu. Aku juga sama!" Ucap Lucas yang memang kedua pipinya ikut memerah.
"Argh. Apa perlu ku cium supaya kamu tahu perasaan mu?" Tanya Lucas yang sebenarnya hanya spontan saja. namun, respon gadis yang berada sejengkal di depannya di luar dugaan.
"Ya. Cium saja."
Ucapan yang serius tanpa keraguan itu membuat pria itu malah membatu. Dia tidak salah dengar kan?
"Aku sudah baca mengenai itu. saat berciuman, ada seperti gejolak listri yang akan terjalin. Juga katanya, ciuman itu manis. Kalau Lucas melakukan itu. Aku bisa memutuskan seperti apa perasaan ku." Ucapnya lagi yang kali ini jauh lebih serius. Mata permata itu terlihat tidak bisa di bantah sama sekali.
"Hah..." pria bermata merah itu menghela napas lelah. Sepertinya ia tunda saja memberikan cincin itu dulu.
"Tunggu apa lagi? Cepat cium aku." Ucap Athanasia dengan dua bola mata yang membola sempurnya. Seperti anak kucing yang di minta untuk di elus.
"Baiklah. Tutup mata mu dulu."
Athansia pun lantas patuh. Ia menutup matanya dan bersiap menerima ciuman dari Lucas. Setidaknya jika dengan ciuman itu, mungkin ia bisa memutuskan seperti apa perasaannya ini. berdasarkan novel romantis yang ia baca baru-baru ini, sebuah ciuman itu rasanya manis dan saat berciuman, seakan ada ribuan kupu-kupu yang keluar dari perutnya.
'Bagaimana bisa ada ribuan kupu-kupu keluar dari perut? Apa dia makan kempompong ulat bulu?' Pikir Athanasia saat membaca novel tersebut.
Kembali ke saat sekarang. Bukannya ciuman di bibir yang ia dapatkan. Lucas justru Cuma mencium pipi kanannya dengan agak lama.
"Kenapa di situ?" Tanya Athanasia sambil memegang pipi kanan yang habis di cium Lucas.
Hangat. Itulah yang Athanasia rasakan di pipi kanannya.
Lucas dengan pipinya yang masih memerah menjawab, "Apa kamu tidak lihat pengasuh mu itu sedang memegang pisau? Sepertinya dia mau mencincang ku." Ucap Lucas melirik ke dalam villa di mana Lilian sedang mengawasi mereka tentunya dengan pisau yang nampak jelas ia pegang.
"Itu Cuma pisau buah."
"Ya memang. Tapi aku melihat hal lain dari itu. Pokoknya, untuk sekarang di pipi dulu."
"Kenapa?"
"Kenapa? Tuan Putri, kalau mau yang lebih dari di pipi, kita harus menikah dulu. Bagaimana?"
"Lu-Lucas Bodoh!"
~o0o~
Singkatnya, setelah malam itu ada yang berbeda. Lucas, pria berambut hitam itu terus saja berada di dekatnya. Seperti sekarang.
"Tuan Putri, kamu kelamaan menggoreng telur dadar itu. Di ujungnya mulai gosong." Ucap Lucas yang duduk di kursi makan sedangkan Athanasia sedang mencoba membuat sarapan. Walau ada beberapa bagian yang gosong.
Sekarang, di meja makan tersaji sarapan yang terdiri dari roti isi dengan daging ham yang gosong di pinggir dan juga telur yang sama gosong.
"Di buang saja!" Ucap Athanasia ingin membuang makanan tersebut namun Lucas mencegah.
"Jangan! Mumbazir loh." Ucap Lucas yang sedang menahan tangan Athanasia itu. "Lagian, yang gosong Cuma di pinggir kan bisa di potong." Ucap Lucas yang kali ini memotong pinggiran yang gosong. Athanasia pun melakukan hal yang sama.
'Asin.' Ucap Lucas dalam hati begitu memakan sesuap roti isi tersebut. "Kamu... benar-benar mau nikah, ya?" Ucap Lucas setelah menelan roti isi itu.
"Aku kan masih belum jawab!" Ucap Athanasia sewot. Lalu gadis itu pun memakan roti isi buatannya dan... yah, kalian bisa tahu responnya.
"Maaf. Aku akan berusaha lebih baik."
"Semangat! Perut ku menantikan makanan yang layak di makan."
~o0o~
"Sangat Mengecewakan, ya?" Ucap seorang pria yang memiliki bekas luka di dada nya. Pria lain berambut putih Cuma bisa menyandarkan tubuhnya dengan lelah.
"Diamlah. Aku sedang pusing." Ucap Duke Alpheus yang terlihat sangat lelah. Para bawahannya mulai memberontak. Mereka merasa Zenit harus segera menjadi Puteri Mahkota karena gosip Zenit yang diabaikan mulai terdengar.
Zenit harus seera menjadi Puteri Mahkota agar posisi mereka semakin kuat namun, para petinggi bangsawan lain menolak karena kurangnya pengetahuan politik, ekonomi, dan hal-hal penting tentang kekaisaran. Bagi petinggi bangsawan yang lain, Zenit masih memerlukan waktu yang lama agar bisa di posisi itu.
'Sialan....! padahal Puteri itu sudah menghilang tapi malah ada masalah baru.' Batin Roger yang merasa sangat kesal.
"Hah... hahahah....!" Tawa menggelegar dari pria berambut hitam makin membuat Roger kesal.
Anastasius De Alger Obelia.
Raja sebelumnya yang telah di bunuh Claude namun berkat ilmu hitamnya, ia bisa selamat. Dan sekarang ia ingin mengambil tahta itu lagi.
"Jangan pusing seperti itu. Aku sudah merencanakan hal baru." Ucap Anastasius yang membuat Roger tersentak.
"Apa?" Tanyanya.
"Ada deh. Anggap saja aku punya kartu as yang bisa membunuh adik pincang ku dengan mudah." Jawab Anastasius dengan santai lalu ia meminum wine. "Claude, Adik pincang ku yang manis. Hidupmu tidak akan lama." Ujarnya lagi dengan senyum miring yang menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
(WMMAP FANFIC) My Lovely Princess (TAMAT)
FanfictionHari dimana Princess Athanasia si Pendosa akan dihukum gantung gagal karena kemunculan pemuda bersurai hitam yang mengaku dirinya sebagai 'kekasih' dari Princess Athanasia. Princess Athanasia dinyatakan menghilang bersama kekasihnya. Lalu... Apa yan...