Lilian duduk di sofa yang berada di depan perapian. Di belahnya sudah ada meja kecil yang terdapat segelas cokelat hangat dan beberapa kue kering lainnya. Lilian terlihat senang bisa merajut. Hobinya sejak dulu.
Ia merajut ditemani Blackie, anjing lucu pemberian Lucas. Blackie yang nampak nyaman tidur di dekat perapian.
Ia hanya membuat sebuah syal berwarna merah krimson. Entah kenapa, di matanya Athanasia akan sangat cocok menggunakan syal ini.
'Tuan Putri pasti akan sangat cantik.' Batin Lilian bahagia.
Lucas sudah menjelaskan padanya bahwa Ijekial Alpheus sudah mengetahui keberadaan mereka di ibu kota Atlanta. Makanya mereka memilih meninggalkan hotel dan pergi ke kota Eden yang terletak di pinggiran Atlanta.
Walau letaknya di pinggiran, kota ini terkenal akan destinasi saljunya. Ada banyak gunung es dan danau-danau indah yang membeku menjadi daya darik bagi kota ini.
Lucas dengan mudahnya menyewa sebuah vila dua lantai. Terlihat sederhana, nyaman, dan juga hangat. Apalagi semua perabotan di sini masih bagus.
Mata berwarna aqua itu melirik keluar jendela yang menampilkan keadaan luar yang tertutupi salju. Sungguh. Ia tidak menyangka bisa melihat salju dalam hidupnya. Karena selama ini di Obelia hanya ada musim panas dan musim hujan.
"Tuan Putri pasti sedang bersenang-senang." Ucapnya senang. Kondisi tubuhnya yang tidak tahan dingin membuatnya harus tetap tinggal di vila. Hah... gak papa. Asal Tuan Putri bahagia gak papa deh. Pikirnya.
Well, yang diharapkan Lilian memang benar. Karena gadis berambut pirang itu sedang menuruni gunung salju yang tinggi dengan sangat cepat.
Swwoosshh!
"Kyaaa!!! Hahaha...." Jerit Athanasia kesenangan. Berbanding terbalik dengan Lucas yang berusaha mengejarnya di belakang sana.
"Athy! Jangan cepat-cepat! Bahaya!" Ujar Lucas nyaring. Padahal ini baru pertama kalinya gadis itu melakukan ski tapi kenapa ia terlihat seperti sudah biasa? Cepat sekali dia mempelajari cara main ski. Pikir Lucas keheranan. Sepertinya ia terlalu meremehkan gadis di depan sana.
Kalau begini, Lucas gak mau kalah.
Pria berambut hitam itu tanpa ragu menambah kecepatannya dengan tongkat ski yang ia pegang.
"Kyaa!" Jerit Athanasia panik karena Lucas semakin mendekatinya. Bisa-bisa ia kalah nanti. Dengan lihainya, gadis berambut pirang itu menambah kecepatannya. Di susul dengan Lucas yang tidak mau kalah.
Orang-orang di sekitar mereka menatap kedua sejoli itu.
"Ah... anak muda. Manis sekali."
"Mereka romantis sekali. Andai pacar ku romantis juga."
"Aduh, cowok berambut hitam itu tampan banget. Ada yang jual di online, gak ya?"
"Yang cewek cantik sekali. Kalau saja dia jadi kekasih ku."
Ucap mereka mengagumi dua orang yang tengah berlomba itu. Rasa iri dan kagum mereka ungkapkan.
Kembali ke Athanasia, gadis itu dengan penuh semangat menuruni gunung salju ini. Meskipun ini pengalaman pertamanya, ia cukup pandai mengusainya. Hingga ia yang sampai lebih dulu di bawah di susul Lucas kemudian.
"Aku menang!" Sorak Athanasia senang. Lucas hanya menatap agak kesal. Dia kalah dari cewek yang baru pertama kali coba ski? Harga dirinya seakan tidak terima.
"ya... ya... selamat Athy." Ucap Lucas agak tidak ikhlas. Niatnya tadi mau pura-pura kalah karena bagaimanapun ini pertama kalinya bagi Athanasia tapi sekarang ia malah benaran kalah.
"Hihihi...Terima kasih." Ucap Athanasia dengan senyum manisnya. Entah kenapa seperti ada bunga-bunga kecil yang menjadi background nya. Melihat itu tentu saja membuat Lucas semakin luluh.
'Sial! Aku lemah kalau lihat senyumnya.' Batin Lucas yang berusaha menjaga kewarasannya.
"Lucas! Ayo naik lagi!" Seru Athanasia dengan penuh semangat. Lucas yang mendengar itu terkejut. "Lagi? gak capek?" Tanya nya.
"Gak! Ayo cepat..." Ucap Athanasia yang antusias sekali. Oke, kali ini Lucas akan serius.
Mereka melakukan ski beberapa kali dengan hasil seri. Baik Lucas maupun Athanasia sama-sama jago memainkan ski.
Selain bermain ski, mereka juga mengunjungi restoran sekitar. Makanan yang mereka sajikan sangatlah enak. Athanasia sampai tambah 5 piring. Lucas tentu saja terbiasa dengan hal itu tapi orang-orang di sekitar mereka ada yang terkejut dan juga kagum.
"Dia makan sebanyak itu? Perutnya muat?"
"Badannya kurus tapi makannya banyak. Kok bisa sih?"
"Cantik-cantik tapi rakus."
"Cowok di sebelahnya itu pacarnya?"
"Paling juga kakaknya."
Komentar orang-orang itu tentu saja sampai ke telinga mereka berdua.
"Kenapa banyak suara nyamuk di sini?" Gumam Lucas pelan. Ia tidak suka melihat tatapan mereka. Apalagi tatapan pria-pria yang menatap Athanasia dengan tatapan menggoda.
'Apa ku bunuh saja mereka?' Batinnya. Padahal ia sudah mengubah mata permata itu menjadi soft pink di tambah dengan rambut cokelat tua. Kalau strukur wajah ia ubah sedikit.
"Abaikan saja. mending Lucas coba makan ini." Ucap Athanasia sambil menyodorkan sesendok bubur ketan hitam. Lucas pun dengan senang hati menerima. Bahkan rona merah di pipinya sempat terbit.
"Enak..." Ucap Lucas. Dan mereka berdua menikmati makanan yang tersaji. Selepas itu, mereka memilih berjalan di sekitar. Melihat lingkungan yang dipenuhi salju. Mata permata itu tanpa sengaja menatap ke arah taman, di mana ada banyak anak-anak bahkan orang dewasa yang saling melempar bola salju.
Yang menjadi perhatian Athanasia adalah sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya yang sedang saling melempar salju. Ayah dan anak nampak kompak melempari si ibu dengan bola salju sampai ibunya menjerit. Melihat itu, membuat senyum terbit di wajahnya, tapi tidak lama karena wajah murung kini menggantinya.
Andai saja... dia berada di posisi. Ia pasti akan sangat bahagia.
Setelah puas keliling, mereka kembali ke villa dengan banyak makanan sebagai makan malam dan untuk sarapan nanti.
Lilian yang ada di dapur sedang mempersiapkan segalanya untuk makan malam sedangkan Athanasia duduk di dekat perapian dengan Blackie di pangkuannya.
Tangannya mengelus bulu hitam itu."Blackie, hari ini aku senang banget. Tadi pertama kalinya aku meluncur secepat itu. Aku seakan... terbang. Bebas... tanpa ada beban di benak ku." Ucapnya kembali senang ketika mengingat kejadian waktu itu.
Dan anjing hitam itu merespon dengan, "Guk! Guk!" seolah mengerti kebahagian Athanasia.
"Hihihi... harusnya kau melihat Lucas tadi. Dia tampan bang... et... eh?" Athanasia yang berucap dia sendiri yang bingung. Lucas... memang tampan sih. Eh- itu tentu saja dia tampan! Rambut hitamnya yang pendek yang lembut terlebih mata merah itu tampak menggoda kaum hawa. Apalagi...
"Athy,"
suara beratnya itu... seksi.
Eh... kenapa ia memikirkan hal itu?
Athanasia segera menggelengkan kepalanya.
"Blackie! Yang ku katakan tadi rahasia, oke? Jangan kasih tahu Lucas. Mengerti?" Ucapnya sambil memegang kedua pipi Blackie. "Guk! Guk!" Jawab Blackie yang Athanasia anggap iya.
"Bagus! Jangan sampai Lucas tahu!" Tegasnya lagi dengan wajah yang merah malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(WMMAP FANFIC) My Lovely Princess (TAMAT)
FanfictionHari dimana Princess Athanasia si Pendosa akan dihukum gantung gagal karena kemunculan pemuda bersurai hitam yang mengaku dirinya sebagai 'kekasih' dari Princess Athanasia. Princess Athanasia dinyatakan menghilang bersama kekasihnya. Lalu... Apa yan...