Bee

532 47 13
                                    

Maaf karena udah gak up dua minggu ini. Karena Mona akhir-akhir ini sibuk ama tugas sekolah, jadi cerita di wp jarang di garap deh. Mona usahakan supaya bisa update kayak biasanya, ya...

Kalau kalian suka  chapter ini, boleh vote dan juga komen ya...

.

.

.

.

"Anu, apa kamu baik-baik saja?" Tanya seseorang. Ketika ia membuka mata, seorang gadis berambut pirang ada di depannya. Dari pakaiannya yang biasa, mungkin ia anak dari seorang pelayan. Tapi, matanya permata. Itu berarti dia keturunan kaisar. Kalau gadis itu memang Putri kenapa pakaiannya sederhana sekali?

"Kalau butuh sesuatu-"

"Tidak." Ucap Lucas cepat. "Apa yang Tuan Putri lakukan di taman ini? seorang diri dan di tengah malam pula. Apa kau tidak takut kalau aku membunuh mu?" Tanya Lucas dengan smirk. Ia hanya ingin menakuti gadis itu. Dia pasti akan langsung nangis sekarang.

"Apa... kau akan membunuh ku?" Tanya si gadis tapi terlihat biasa saja. 'ini cewek gila, ya? Apa tidak ada yang mengajari untuk tidak bicara dengan orang asing? Untung saja aku malas membunuh orang akhir-akhir ini.' Jerit Lucas dalam hati.

"Kalau pun, iya. aku tidak masalah." Ucapnya dengan raut sendu. "Kalau aku mati Papa pasti akan bahagia." Lanjutnya lagi. Lucas bisa mengerti. Gadis di depannya ini memang seorang Putri. Tapi dia Cuma Putri Terbuang yang keberadaannya dianggap tidak ada bahkan oleh Kaisar sendiri.

"Tuan Putri, kau beruntung hari ini. Aku sedang tidak mau membunuh orang." Ucap Lucas dengan suara lesu. "Tapi karena aku sedang baik, akan ku antar kau pulang. Dimana rumah mu?" Ucapnya sambil berdiri. Sesekali menepuk celana hitamnya agar rumput yang menempel hilang.

"Tidak perlu. Aku bisa pergi sendiri." Ucap gadis itu terlihat waspada. 'Kenapa sekarang waspadanya?' batin Lucas. "Namaku Lucas. Kau..."

"Athanasia De Alger Obelia." Ucap gadis itu yang memang keturunan kaisar.

Dan setelah perkenalan singkat itu, mereka sering bertemu atau lebih tepatnya setiap hari bertemu. Lucas yang memiliki banyak waktu luang menghabiskan harinya bersama Athanasia. Seperti hari ini.

Di sebuah taman terbengkalai yang sebenarnya cukup indah dan nyaman untuk tempat piknik.

"Otak mu kuat juga, ya." Ujar Lucas. Gadis di sebelahnya itu sedang membaca buku berjudul 'Strategi Keamanan dan Pertahanan Negara' yang memiliki halaman lebih enam ratus lembar itu. Lucas pribadi merasa takjub.

"Tidak juga kok. Ini Cuma bacaan ringan saja." Ucap Athanasia. 'Bacaan ringan? Kalau orang biasa pasti memilih mati daripada membaca buku tebal.' Tukas Lucas tentunya dalam hati.

"Untuk apa kau membaca buku itu? Lagian kau ini sudah pintar."

"Aku harus lebih pintar. Supaya papa sayang padaku." Ucapnya Athanasia dengan wajah masih ke arah buku. Lucas bisa melihat tekad kuat di mata permata itu. Dan jika diperhatikan dengan jelas, gadis itu terlihat lebih cantik saat serius seperti ini.

Untuk hari selanjutnya, Lucas membawakan buku baru untuk Athanasia. 'Strategi Pemasaran Barang' itulah judulnya. Buku delapan ratus halaman itu membuat mata Athanasia berbinar senang.

"Lucas... kau teman terbaik ku." Ucapnya yang sampai terharu.

"Katakan saja kau mau apa. Pasti ku belikan. Aku ini orang paling sedunia tahu."Ucap Lucas menyombongkan dirinya sendiri.

"Jangan sombong. Gak baik."

"Bukan sombong. Itu fakta."

Dengan di temani satu toples kue cokelat, Lucas dan Athanasia bersama di kamar si gadis. Tiba-tiba pintu terbuka dan Lucas spontan menggunakan sihir tranparan. Membuat tubuhnya tidak terlihat sama sekali. Yang membuka pintu ternyata Lilian, pengasuh Athanasia.

(WMMAP FANFIC) My Lovely Princess (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang