Double up!!!
Senang gak?
BTW, Mona belum sempat revisi jadi kalau ada typo kasih tau, ya.
.
.
.
.
Gadis bermata permata itu tidak tahu harus bicara apa. Di depannya sudah ada sosok ayah kandungnya yang ia pikir sudah meninggal.
"...."
"...."
Dan, demi mendekatkan hubungan ayah-anak, Zenit mencoba sarapan bersama.tapi suasana sarapan kali ini terkesan sangat canggung.
"Sepertinya Putri tidak nyaman. Aku akan pergi. Silahkan nikmati makananya." Ucap Anastasius dan berniat bangkit dari duduknya tapi ucapan Zenit menghentikannya. "Tidak! Tu-ayah tidak perlu pergi."
Dan Anastasius pun tidak beranjak pergi dan malah tersenyum senang.
"Santailah. Aku tahu kau merasa canggung."
"Maaf. Semuanya terlalu mendadak bagi ku."
"Justru aku yang harus minta maaf. Jika saja, waktu itu aku tahu di mana Penelope bersembunyi..."
"Itu bukan salah, ayah."
Jawaban itu spontan keluar dari mulut Zenit. Gadis itu pun bingung kenapa ia berucap demikian.
"Lalu, kenapa ayah kemari?" Tanya Zenit. "Pasti, ada hal yang ayah inginkan?" Lanjutnya.
Anastasius tersenyum senang mendengar pertanyaan itu. "Putri ku memang pintarnya." Malah perkataan itu yang keluar dari mulut pria berambut hitam itu.
"Aku yakin kau bisa menebak yang ku inginkan." Ucap Anastasius dan membuat Zenit merasa tertekan.
"Merebut tahta?" Tebak Zenit yang memang benar.
"Wah! Putri ku pintar sekali." Ucap Anastasius. "Jadi, apa kau akan membantu ayah mu ini merebut tahta, Putriku yang cantik?" Tanya Anastasius dengan senyum miring.
~o0o~
Pagi ini Claude terlihat lebih hidup dari sebelumnya. Felix sebenarnya tahu alasan kenapa Claude bisa lebih hidup tapi ia memilih untuk tetap bertanya.
"Apa Putri Athanasia baik-baik saja?" Tanya Felix dengan senyum cerah khas miliknya. Claude dengan wajah jengkelnya menjawab, "Ck. Kau pasti sudah tahu."
Dan Felix Cuma tersenyum mendengar respon Claude itu. Pikirannya dan sang kaisar itu sudah terhubung. Apa pun yang Claude pikirkan atau rasakan, ia pasti akan tahu.
"Tuan Penyihir memang bisa membuat Putri Athanasia bahagia." Ucapnya lagi dan mendengar Lucas di sebut, raut wajah jengkel itu makin kentara.
"Hentikan omong kosong itu." Ucap Claude yang tidak mau membahas ini lebih lanjut. "Apa kau sudah menarik mundur para prajurit?" Tanya Claude.
"Sudah, Paduka. Baik prajuri maupun penyihir sudah ditarik dalam pencarian Putri Athanasia." Jawab Felix sambil membaca kertas di tangannya.
Dan sekarang, dengan nada serius, Felix berucap, "Paduka, saya dapat laporan, kalau pembelian senjata dalam jumlah banyak di pasar gelap." Salah satu mata-matanya, mendapatkan informasi pembelian sejanta di pasar gelap. Apalag pembeliannya dalam jumlah banyak. Bisa jadi.... pemberontakan akan dimulai.
Claude tersenyum miring mendengar itu. "Hah,ternyata ada curut yang berani berontak." Ucapnya tanpa rasa sakit sama sekali.
"Biarkan saja. Semakin cepat mereka bergerak, semakin cepat ajal mereka datang." Ucap Claude dengan senyum yang senang.
~o0o~
Mata permata itu terlihat kosong. Ia kembali ke ingat kejadian tadi pagi. "Jadi, apa kau akan membantu ayah mu ini merebut tahta, Putriku yang cantik?"
Karena terlalu kaget, ia sama sekali tidak bisa menjawab. Merebut tahta, itu berarti melakukan pemberontakan. Melengserkan Kaisar sekarang. Di sudut hati Zenit, ia mau menolak. Bagaimana pun juga, selama ini Claude telah menjadi sosok 'ayah' terbaik baginya. Waktu-waktu bahagia yang ia jalani bersama Claude itu tidak bisa di lupakan.
"Putri Zenit!" Panggil salah seorang temannya.
Ah, benar. Saat ini ia sedang mengadakan pesta minum teh di kediaman salah satu temannya.
"Ah, apa Putri tidak apa-apa?" Tanya gadis berambut hitam.
"aku baik-baik saja." Jawab Zenit."
Keempat gadis kecuali Zenit saling bertatapan. Rumor Zenit yang diabaikan sudah tersebar sampai ke telinga mereka. Kalau benar Putri Zenit di abaikan, maka percuma mereka berteman selama ini.
Byur!
"Kyaaa!" Teriak Zenit terkejut karena teh yang hangat mengenai dirinya.
"Astaga, tangan saya tergelincir." Ucap salah satu gadis berambut hijau. Di wajah gadis itu sama sekali tidak ada penyesalan. Ia malah terkesan biasa. Para nona di sana pun tidak ada yang membantu Zenit. Salah satu dari mereka malah berucap,
"Lebih baik Putri Pulang. Kalau terus seperti ini, Anda bisa masuk angin."
Zenit yang gaunnya basah Cuma bisa menggertakan giginya. Marah dan malu kini ia rasakan. Selama ini ia belum pernah mengalami penghinaan seperti ini. Apa ini... karena rumor sialan yang beredar itu?
"Astaga! Zenit kau kenapa?" tanya Countess Rosalia begitu Zenit sampai ke mansion Alpheus. Semua orang terkejut melihat Zenit yang gaunnya basah apalagi wajah gadis itu terlihat sangat marah meskipun ada jejak air mata di pipinya.
"Ayah," Panggil Zenit menatap ke arah Anastasius yang memang ada di situ.
"Ya? Kau mau sesuatu? Pelayan akan bawakan handuk. Jadi—"
"Pertanyaan mu saat sarapan tadi, maaf aku tidak bisa menjawabnya." Ucap Zenit masih dengan muka penuh amarah. "Tapi sekarang akan ku jawab. Aku akan membantu mu!" Ucap Zenit dengan nada tinggi mengagetkan tiga orang dewasa di ruangan itu.
"Akan ku bantu ayah mengambil tahta!"
~o0o~
"A-aku makan di kamar." Ucap Athanasia yang buru-buru masuk kamar sambil membawa makan malamnya. Lilian dan Lucas saling tatap bingung. Sudah hampir seminggu-an Athanasia berdiam diri di kamarnya.
"Tuan Lucas, apa yang sudah Anda lakukan?" Tanya Lilian dengan senyum namun sebuah pisau buah di tangannya itu membuat Lucas sedikit merasa seram.
"Aku tidak melakukan apa-pun." Jawab Lucas jujur.
Di lain, sisi gadis berambut pirang itu sedang duduk di kasurnya membaca dengan serius buku yang ke-24 dengan genre seperti chapter kemarin. Niat awalnya yang baca dikit malah keteruan sampai punya 24 novel dengan tema 21+
Sekarang, gadis berambut pirang itu tidak bisa berhenti membaca buku itu.
"Tangan berototnya itu memeluk dengan erat. Ciumannya yang hangat seperti membuatku akan pingsan. Terlebih... gerakan yang kuat dan cepat itu seakan mau membawa ku ke surga.... " Gumam Athanasia membaca isi buku itu. wajahnya sudah semerah tomat. Dengan napas yang sedikit memberat. Semua buku yang direkomendasikannya memang sangat bagus.
Dan ya, semalaman itu, Athanasia habiskan marathon buku ke 24 itu sampai tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
(WMMAP FANFIC) My Lovely Princess (TAMAT)
FanfictionHari dimana Princess Athanasia si Pendosa akan dihukum gantung gagal karena kemunculan pemuda bersurai hitam yang mengaku dirinya sebagai 'kekasih' dari Princess Athanasia. Princess Athanasia dinyatakan menghilang bersama kekasihnya. Lalu... Apa yan...