Angel

634 52 9
                                    

Athanasia tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. di toko ini menjual permen-permen yang sangat menggiurkan. Bukan Cuma Athansia yang kagum, semua pengunjung di sana apalagi anak-anak juga sama.

Gadis berambut pirang itu dengan cepat mengitari rak-rak yang ada permen cokelat terkenal itu. Tangannya segera mengambil beberapa bungkus. Tak lupa, Terkadang Athanasia membantu anak kecin yang ingin mengambil permen dari rak yang tinggi.

Oke, ia sudah mengambil 3 toples cokelat berbentuk koin, 4 kotak cokelat berbentuk bolat dilapisi bungkusan kuning seperti emas, dan 2 kota cemilan yang berisi campuran cokelat dan susu. Athanasia sungguh tidak sabar memakan ini semua. Apa rasanya akan sangat manis? Bagaimana rasanya cokelat mahal saat bertemu dengan lidahnya?

Ugh, ia sungguh tidak sabar.

"Luc-" Langkahnya terhenti. Luca, pemuda itu sedang berbicara dengan seorang wanita. Jarak mereka cukup jauh dan keadaan toko yang berisik membuatnya tidak bisa mendengar pembicaraan mereka. Anehnya, Athanasia merasakan ada yang aneh dengan dirinya. Ada hal yang membuatnya tidak senang. Wanita itu...

Dadanya besar banget! Teriak Athanasia dalam hati.

Entah kenapa sebagai perempuan ia merasa iri. Tatapannya menurun ke bawah melihat miliknya yang bahkan tidak setengah dari ukuran wanita itu. Hiks... dunia memang tidak adil! Padahal dia juga perempuan yang ingin punya badan berisi seperti itu.

"...."

"...."

Keheningan.

Di sepanjang jalan menuju hotel, keduanya tidak ada yang bicara, lebih tepatnya Athanasia yang mendiamkan dirinya. 'Dia kenapa lagi, sih?' Batin Lucas bertanya-tanya.

Saat di toko permen tadi, gadis itu gembiranya bukan main terus sekarang kenapa jutek? Apa masih mau mencicipi makanan lain?

"Mau ke restoran xxxx?" Tanya Lucas.

Dan Athanasia hanya menggeleng saja. diaa juga tidak membiarkan Lucas membawa belanjaannya.

"Aku ada salah ya?" Tanya Lucas lagi.

"Gak." Jawaban yang singkat, padat, dan jelas.

"???" oke, fix. Pasti ada yang salah. Tapi apa??? Tolong bantu Lucas menemukan jawabannya wahai para pembaca....

***

"Apa yang barusan kau katakan, Cabel?" Tanya seorang pria berambut cokelat pada sang adik.

"Aku melihat seorang malaikat! Rambutnya pirang dan matanya permata! Dia sangat cantik! Tapi aku tidak sempat menangkapnya tadi." Jawab pria yang tak lain muncul di chapter kemarin itu. Di ruang tengah itu ada sosok lain yang terkejut.

"Kau serius, Cabel?" Tanya orang berambut putih dengan mata emas. Ia adalah Ijekiel, sahabat dari Cabel yang kebutalan mampir.

"Iya! Aku serius! Yang aneh, orang sekitar tidak ada yang mengenalinya. Hanya aku saja! mataku ini memang hebat kan!" Ucap Cabel dengan bangga sekali. Ijekiel segera merogo sakunya mengeluarkan sebuah batu mana yang bisa menyimpan vidio dengan durasi 30 detik saja.

Ijekiel memutar vidio itu. Berisi tetang gadis berambut pirang yang terlihat sedih sambil menatap hujan yang turun.

Cabel langsung berseru. "Ya! Itu dia! Astaga, Ijekiel, kenapa kau punya vidio tentangnya? Kalian saling kenal? Kok gak kasih tahu sih!" Ijekiel mengabaikan pertanyaan itu dan mengajukan pertanyaan lain. "Dimana kau bertemu dia? Di Atlanta? Di mananya?"

"Itu... di jalan dekat alun-alun. Di depan cafe yang terkenal akan makanan manis. Nama cafe nya xxxx. Memangnya kenapa? Dia orang berbahaya?" Tanya Cabel. "Rambut pirang dan mata permata. Dari ciri-ciri itu, dia pasti Princess Athanasia, bukan?" Tebak Uegene, yang merupakan kakak Cabel.

"Eh? Princess Athanasia? Orang yang dikabarkan meracuni Princess Zenith?" Cabel terkejut. Lalu Ijekiel kembali bertanya lagi. "Bagaimana keadaanya? Dia sehat? Baik? Apa dia terluka? Jawab Cabel!" Desak Ijekiel.

"Santai, bro! Nanyanya satu-satu. Nona Malaikat yang kulihat cantik dan sehat kok. Dia tidak terluka sama sekali." Jawab Cabel cepat. Ini pertama kalinya ia lihat Ijekiel sepanik itu.

"Sekarang kau mau apa?" Sekarang giliran Cabel yang bertanya.

"Maksud mu?" Ijekiel tidak mengerti.

"Keberadaan Princess Athanasia ada di Atlanta. Apa kau akan menangkapnya? Dan membawanya paksa ke Obelia?" Tanya Cabel.

"...." Ijekiel diam. Tidak menjawab apa pun. Sekarang apa yang harus ia lakukan? Ia bisa meminta pasukan Duke Alpheus untuk mencari sang Princess tapi habis itu? Apa Ijekiel akan membawanya ke hadapan Kaisar Obelia? Dan melihat Gadis itu di hukum gantung lagi?

Ijekiel bimbang. Ia tidak mau melihat gadis itu kembali terluka lagi.

Di lain sisi, Uegene sedari tadi diam menonton kedua orang itu. Ia seolah menikmati 'tontonan' dadakan di ruang kerjanya. Apalagi ada teh disertai cemilan ringan di sini.

".... yang mau ku bilang, Nona Malaikat bukanlah seorang kriminal." Ucap Cabel. "Pandangan itu... bukan padangan dari seorang Kriminal." Lanjutnya. Cabel merupakan pasukan Atlanta. Menghadapi orang jahat sudah biasa baginya dan Nona Malaikat yang ia temui, bukanlah orang jahat.

"Semua keputusan ada di tangan, Tuan Ijekiel. Jika mau, aku bisa meminta ksatria Ernst untuk mencari Princess Athanasia." Ucap Uegene menawarkan.

Ijekiel diam sejenak belum menjawab, "Aku...."

***

"SEBELUM PADUKA SADAR KALAU ZENIT BUKAN PUTRI NYA!!!"

Tidak! Tidak! Tidak!

Itu pasti bohong. Bibinya pasti bohong. Ia adalah anak Claude. Papanya itu Claude. Kaisar Obelia saat ini. Bibinya pasti sudah berbohong. Lagian, orang yang memiliki mata permata hanya dia, Athanasia, dan Claude. Kecuali mereka bertiga tidak ada lagi.

Harusnya begitu. Dengan rasa penasaran yang besar, Zenit membaca buku sejarah yang berhalaman 600 lembar ini. Tulisan mengenai sejarah kekaisaran Obelia ia baca. Walau merasa pusing, Zenit tidak berhenti membaca sampai-

"Kaisar Claude yang pemberani berhasil menghabisi Kaisar Anastasius , si Tirani yang membuat langit Obelia dirundung kegelapan."

Anastasius? Nama itu terdengar asing. Tanpa memerdulikan jam yang menunjukkan 4 dini hari, Zenit terus membaca buku sejarah itu. Berharap menemukan titik terang.

"Kalau papa ku bukan Claude bisa jadi Anastasius papa ku yang sebenarnya?" Gumam Zenit masih tidak percaya. Penampilannya sungguh berantakan. Matanya menghitam layaknya panda disertai rambut yang berantakan. Ia terlihat seperti gembel sekarang.

"Hahahah... ini semua pasti bohong. Benar ini bohong. Ini tidak mungkin nyata." Zenit berusaha menyangkal sebuah fakta yang barus saja ia ketahui. Fakta yang selama ini disembuyikan darinya.

Banyangan hitam perlahan muncul dan terus menjalar di tubuh Zenit. "Benar. Ini semua mimpi buruk. Aku pasti terlalu stress sekarang. Beberapa hari ini aku juga kurang tidur. Nanti aku akan tanya bibi. Ini semua Cuma bohong. Cuma mimpi buruk. Jangan percaya Zenit." Gumam Zenit terus menerus. Ia tidak menyadari sebuah kegelapan mulai menggerogoti dirinya.


****

https://trakteer.id/mona1601

Melalui link di atas kalian bisa traktir mona lohh... Lumayan buat nambah uang saku mona. Mona tunggu traktir kalian, ya...

(WMMAP FANFIC) My Lovely Princess (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang