The Only Princess

514 43 22
                                    

Athanasia terus saja merenung di kamarnya dan hal itu membuat Lilian khawatir. 'Ini pasti ada kaitannya dengan Tuan Penyihir.'Batin Lili. Wanita berambut cokelat itu dengan inisiatif membuat cokelat hangat dua gelas dan membawa beberapa biskuit.

"Putri, saya membawakan cemilan." Ucap Lilian yang masuk ke kamar Athanasia.

"Ah, ternyata Lili..." Ucap Athanasia terdengar kecewa. Lilian meletakkan gelas di meja lalu ia duduk di kasur sedangkan gadi berambut merah itu di kursi yang menempel di jendela.

"Apa ini karena Tuan Penyihir?" Tanya Lilian dan membuat gadis bermata permata itu tersentak. "Ba-bagaimana Lili tahu?" Tanya nya kaget. Dan Lilian terkekeh kecil melihat respon Athanasia yang baginya imut.

"Tentu saja saya tahu. Sejak Tuan Penyihir pergi, Tuan Putri terlihat sedih." Ucap Lilian. "Jadi, ada masalah apa? Apa yang beliau lakukan hingga Anda sesedih ini?" Tanya wanita berambut cokelat itu dengan senyum. Hanya saja senyum nya terlihat menakutkan.

"Lu-Lucas tidak melakukan yang aneh kok! Dia Cuma menyatakan.... perasaannya saja..." Ucap Athanasia yang memelan di akhir kalimat.

"......" tulisan loading terlihat jelas di atas kepala Lilian. Sepertinya wanita itu masih butuh waktu memperoses ucapan anak asuhnya ini.

"Lili..." Panggil Athanasia yang merasa heran+takut karena Lilian Cuma diam bengong saja.

"Ah... maafkan saya Putri. Otak saya perlu waktu." Ucap Lilian yang nampak masih linglung. Kalau boleh jujur, Lilian sudah menduga rasa suka Lucas untuk Athanasia hanya saja dia tidak menyangka pria itu akan menyatakan perasaannya secepat ini.

"Jadi bisa dibilang, setelah Tuan Lucas menyatakan perasaannya itu, sekarang Anda jadi bingung?"

"Iya... aku kan gak pernah pacaran. Rasa suka lawan jenis juga aku baru tahu. Ugh, sekarang aku harus apa?" Ucap Athanasia mengeluh. Lilian yang melihat itu Cuma menghela napas saja. ternyata anak asuhnya sudah dewasa. Sudah bisa memikirkan masalah cinta.

"Apa Putri menyukainya?" Tanya Lilian.

"Eh, itu..." Jeda sebentar. "Se-sepertinya iya." Ucap Athanasia dengan wajah yang merah.

Lilian pun lantas tersenyum. "Kalau begitu, Anda harus mengatakannya. "

"Eh?"

"Katakan pada Tuan Penyihir seperti apa perasaan Anda."

"Ta-tapi—"

"Tuan Putri, biar saya beri satu nasehat. Kalau Anda suka, maka ungkapkanlah. Sebelum orang itu pergi dan hanya tersisa penyesalan."

Ucapan Lilian sebelum meninggalkan kamarnya itu begitu membekas. Athanasia yang sendiri di kamar ini kembali merenungi. Yang di katakan Lilian memang benar. Tapi,

Deg!

Deg!

Deg!

'Jantung ini tidak bisa di ajak kerja sama!' Teriaknya dalam hati sambil memegang dadanya sendiri.

~o0o~

Rumor bahwa Kaisar mengabaikan Zenith mulai terdengar di seluruh kekaisaran. Bahkan ini menjadi topik hangat di kalangan bangsawan. Tentu saja Duke Alpheus dan Countess Rosalia menyangkal hal itu.

"Kaisar sedang sibuk dengan persiapan acara pendirian negara. Makanya Beliau tidak bisa meluangkan waktu dengan Putri Zenit."

Begitulah ucap mereka berdua. Namun, hal itu Cuma bisa bertahan beberapa waktu saja. karena ada beberapa pelayan 'yang tidak sengaja' menumpahkan teh panas pada Zenit namun Claude sama sekali tidak meresponn.

(WMMAP FANFIC) My Lovely Princess (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang