"Permisiii, Kak." Seorang siswa mengetuk pintu 11 IPA 2. "Kak Jihan-nya ada?"
Chayeon yang sedang merampok shopee pay Haruto langsung mendongak ke arah pintu masuk.
"Nggak ada," jawab Chayeon. "Masih di kantin kayaknya." Perempuan itu kembali menunduk. Ia sedang mencari make up lucu sisa diskon 10.10.
"Kalau mejanya Kak Jihan di mana, Kak?" Adik kelas itu belum menyerah. Ia masih berdiri di depan pintu. "Saya mau nyimpen sesuatu."
"Di paling ujung, baris ke dua." Tanpa merasa curiga Chayeon menunjuk tempat Jihan. "Tuh, yang ada cewek duduk," jelasnya yang menjadikan Jaehee sebagai patokan.
"Itu siapa, Cha?" tanya Hatuto. Lelaki itu datang sendirian dari kantin.
"Adek kelas, nyariin Jihan." Tanpa mempedulikan Haruto, Chayeon masih tetap menunduk pada ponsel temannya itu. "To, gue nitip case handphone, ye."
Haruto yang sudah duduk di kursi Jeongwoo dengan santai mengangguk. "Emang ada gratis ongkir?"
"Kan, pake shopee pay. Pasti ada, lah." Chayeon masih tetap fokus pada ponsel Haruto. Perempuan itu sedang memastikan alamat rumahnya benar. "Nih, gue bayar sekarang, ya."
Misteri Haruto yang selalu mentraktir teman-temannya itu salah. Ia memang selalu mengisi saldo di aplikasi belanja kesukaan anak kelas, dan para perempuan sering memakainya untuk mengincar gratis ongkir. Tenang, mereka hanya mengincar gratis ongkir, sedangkan uang untuk membayar belanjaan mereka ganti dengan uang cash.
"Iye--"
"Buset, ngasih coklat." Suara nyaring Dohyon membuat fokus Haruto dan Chayeon di pojok dekat pintu menoleh ke arah ujung kelas. "Eh, lo yang sering bikin Jihan risih, kan?"
"Apa, neh? Apa, neh?" Haruto langsung mendekat ke meja kerusuhan. "Ini adek kelas kenapa?"
"Cha, lo kenapa nyuruh ini bocah masuk?" sewot Dohyon. Wajahnya berubah menjadi garang.
Chayeon menatap anak-anak di kelasnya bingung. "Gue kira dia mau ngumpulin berkas ekskul," belanya. "Makanya gue suruh ke meja Jihan langsung. Emang kenapa, sih?"
Dohyon mengambil coklat dengan bungkus warna ungu di meja Jihan. Ia membuka dengan asal, dan memakannya. "Lo tau, kan, Jihan risih dideketin sama lo?" tanya Dohyon kepada adik kelas tersebut.
"Kenapa, Yuj?" tanya Doyoung. Papa kelas itu baru datang, dan langsung disambut oleh kerumunan di pojok kelas. "Anak siapa itu yang diomelin Dodo?"
"Anak kelas 10, dia mau ngasih coklat diem-diem ke Jihan," jelas Yujin yang sedari tadi hanya menonton. Membiarkan Dohyon ngomel kepada adik kelas tersebut.
"Lah, cowoknya juga diem aja," balas adik kelas tersebut. Ia tak terlihat takut. Wajahnya masih tetap tenang, bahkan saat para senior mengelilinginya. "Kenapa malah Kakak yang ngomel-ngomel?"
Senyuman miring Dohyon berikan kepada adik kelas tersebut. "Lo tau siapa cowoknya Jihan?" tanya Dohyon. Lelaki itu duduk di meja baris ke tiga, tepat di belakang mejanya Jihan.
Gelengan kepala sang adik kelas Dohyon terima. Senyuman miring si atlet makan 11 IPA 2 semakin merekah. Ia beranjak, mendekat kepada adik kelas tersebut. "Lain kali, kalo mau deketin cewek gue itu liat dulu cowoknya siapa." Dohyon sembari menepuk pundak lelaki tersebut. "Ah, gue makan juga, nih!" lanjutnya sembari kembali memakan coklat yang ada di tangannya.
Anak-anak kelas yang menonton hanya bisa melongo. Otak mereka dengan kompak mencerna perkataan Dohyon. Tak ada yang pintar dalam momen seperti ini, IQ mereka kompak berada di bawah simpanse.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPAH [KIM DOYOUNG]✓
Teen FictionBUKAN! INI BUKAN TENTANG ANAK SMA NIKAH MUDA YANG PUNYA ANAK MANIS DAN LUCU!