🐰 Bagi Repot

1.2K 305 36
                                    

"Makasih, Tanteee," ucap Yujin antusias setelah menerima rapotnya, "maaf ngerepotin, Tan."

Mama Kim menepuk pelan pundak Yujin. "Apa, sih, Anna. Biasanya juga emang Tante yang ambil rapot kamu, ngerepotin apanya?"

Yujin menyengir. "Formalitas aja, Tan," candanya pada Mama Doyoung.

Rapot Yujin memang biasanya diambilin sama Mama Kim alias mamanya Doyoung. Ada beberapa alasan yang membuat mamanya Yujin tidak bisa mengambil rapot si bungsu, salah satunya adalah istri entah keberapa sang suami yang juga memiliki anak srusia Yujin dan bersekolah di tempat yang sama.

Mamanya Yujin menghindari pertengkaran yang akan membuat sang putri semakin dinilai buruk oleh orang-orang. Untungnya Mama Kim siap turun tangan, selain karena sekalian, Mama Kim juga tak ingin temannya itu semakin banyak pikirin.

"Ini rapotnya mau dibawa kamu atau Tante?" tawar Mama Kim. "Kamu pulang sama Aby, kan?"

Yujin mengangguk. "Anak-anak kelas rencananya mau rapat buat foto buku tahunan, ujian praktek PAI sama tempat liburan akhir tahun nanti, Tan."

"Ya udah, kalo nggak ada tempat buat ngumpul, di rumah aja, ya."

"Siap, Taaan," sahut Haruto tidak tahu malu. Lelaki itu tiba-tiba saja nimbrung. "Ada kue nggak, Tan?"

"Ada Junkyu, To. Makan aja."

Wajah Haruto berubah manyun. "Anak sulung Tante nggak enak, udah alot, pait lagi. Kayak ayam kampung yang keseringan main di got," balas Haruto dan langsung mendapatkan lirikan tajam Yujin.

Hari ini SMA Bina Nusa memang sedang menyelenggarakan pembagian raport semester ganjil. Masing-masing kelas sudah rusuh dengan kumpulan murid yang siap terkena sidang kalau-kalau nilainya terjun bebas. Tetapi, beda dengan 12 IPA 2, mereka justru rusuh mikirin konsep foto buku tahunan.

"Woy, nanti langsung ke rumah aja, ya. Gue duluan, mau nge-grab dulu," ucap Jeongwoo yang siap mengantar sang mama dan mamanya Dera pulang. "Masuk lewat rumah si Wony aja, terutama para lelaki bejat! Awas lo pada godain adek gue!"

Adik perempuannya Jeongwoo itu memang aset negara. Incerannya banyak banget, cuy. Haruto aja masih gencar deketin itu anak SD.

"Woy, ke rumah Jeongwoo jam berapa? Gue balik dulu, ye. Nanti nyusul--"

"Jangan ngaret lo!" Jihan menyela celat perkataan Dohyon.

Mata Dohyon sendiri langsung membulat. "Heh, nganter emak lo balik ini," sewotnya tak terima. Nam Dohyon memang mendapatkan tugas untuk mengantar ibunya Jihan dan bundanya pulang.

Naik apa? Naik mobil, lah! Nggak mungkin dong mereka tumpuk tiga pake motor.

🐰🐶

Halaman belakang keluarga Park sudah ramai dipenuhi kuda liar berkedok manusia. Dohyon sudah mukbang makanan bersama Jinwoo dan Junhyuk. Yuna, Jihan, dan Wonyoung asik main tiktok di sudut dekat pintu masuk ke ruang tengah rumahnya. Daeun bersama Minseo sudah memiliki dunia sendiri, bercerita tentang berbagai hal.

"Jadi, ini gimana, Mah?" tanya Mara yang pusing sendiri melihat teman-temannya mencar tidak jelas. "Kita mau obrolin apa dulu?"

Yujin yang sebelumnya asik menikmati cireng isi akhirnya melempar molen di piring ke arah Doyoung yang kebetulan duduk di dekat ia dan Mara. "Coba anak-anak setan lo suruh diem!" perintahnya. "Lo juga! Malah asik ngabisin puding sama si Ruto."

Belum sempat Doyoung mengambil kendali dan membuat anak-anak kelasnya kembali teratur. Tiba-tiba saja Jihoon, sepupu Jeongwoo dan Wonyoung muncul dari arah pintu dapur rumahnya.

PAPAH [KIM DOYOUNG]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang