🐶Perpisahan

811 263 47
                                    

"GUE NGGAK PEDULI SAMA LAKI-LAKI ITU! AMBIL AJA! GUE NGGAK PEDULI!"

Yuna kewalahan menahan Yujin yang sudah meledak-ledak. Sedangkan Jihan sudah berkali-kali menelepon bala bantuan dari siapapun. Pasalnya dari kelas mereka baru ada tiga orang, itu juga mereka datang bareng karena emang nginep di rumah Yuna. 

"Apa ini? Apa ini? Apa ini?" Dohyon muncul bersama Jinwoo, keduanya belum memakai jas, Dohyon bahkan masih memakai kaus pororo. "Papah mana, Jih?"

Wajah Jihan sudah pucat, make up dari MUA ternama bahkan gagal memberi warna di wajahnya. "Lagi di jalan, lo ke dalem, Do! Sumpah gue nggak tega liat Mamah marah-marah."

Belum sempat Dohyon mengambil langkah untuk masuk ke backstage untuk memisahkan keributan di dalam. Wonyoung tiba-tiba saja muncul. Dengan songket kebaya yang dia sing-singkan agar tidak menghalangi langkah kakinya. "Mana si tai?" tanya Wonyoung kasar, sangat tidak cocok dengan kebaya dan dandanannya yang elegan. 

Wonyoung paling benci sama saudara tiri Yujin itu. Perempuan yang selalu mengusik Yujin sejak SMP, dan selalu membuat kodam Wonyoung muncul. "Kasian banget karena jadi pilihan kedua," balas Wonyoung yang berdiri dengan tubuh bersandar pada meja di ruangan khusus itu, "bokap lo lebih milih Yujin? Anak dari istri sah emang selalu jadi juara."

Ahn Seohyun, salah satu anak dari istri kesekian papanya Yujin, yang sialnya seusia dengan Yujin dan lebih sial lagi karena selalu satu sekolah dengan dia. Emang goblok papanya Yujin ini. Ada aja tingkahnya. 

"Berapa kali kalah sama Yujin?" tanya Wonyoung dengan senyum miring meremehkan saudara Yujin itu. "Padahal Yujin juga ogah bersaing sama lo, beda level! Lo ambil, dah, itu tua bangka. Yujin nggak butuh."

Sepagi ini sudah ada kerusuhan. Perkara Papa Ahn yang tahu kalau Yujin akan maju sebagai perwakilan siswi membuatnya ingin maju ke podium, namun Yujin menolak keras jika bukan dengan mamanya. Dan, Seohyun merasa kesal karena dia kembali kalah. 

"Nggak usah ikut campur! Ini masalah keluarga!"

Wonyoung tersenyum miring, lalu setelah itu berdecih. "Keluarga? Keluarga jenis apa? Keluarga yang saling iri?" sindirnya tepat sasaran.

Perempuan berpipi chubby itu menatap tajam pada Wonyoung, anak ini mentalnya memang cukup kuat, ia datang sendiri tanpa pasukan untuk menyerang Yujin. "Sekali lagi gue ingetin!" Seohyun menunjuk tajam pada Yujin, "kalo sampe Papah maju ke depan sebagai orang tua lo--"

"Saya jamin itu nggak akan terjadi!" Madam Jessie, wali kelas kesayangan mereka muncul dengan pakaian formal tanpa seragam guru. "Saya yang akan menjadi orang tua Yujin untuk maju. Bukan sebagai wali kelas, tapi sebagai wali murid."

Madam Jessie memang benar-benar orang tua 12 IPA 2. Beliau rela datang sebagai wali murid dan absen dari kegiatan sekolah sebagai guru. "Kamu mending keluar! Kembali ke kumpulan kelas kamu!"

Ahn Seohyun jelas tak bisa membantah, ia akhirnya keluar dari ruangan. Berbarengan dengan Haruto, Doyoung, Jeongwoo dan Junhyuk yang baru datang. 

"Lah, udah selesai ributnya?" tanya Jeongwoo yang rela lari-larian demi melihat adu omong antra Wonyoung dengan seorang anak perempuan yang memang cukup sering membuat mamah kelasnya kesal. "Ck! Gue ketinggalan."

Emang dasar anak-anak setan. Bukannya nenangin sisa-sisa kerusuhan, mereka malah cari masalah baru. Mana si Jeongwoo masih penasaran sama tragedi tadi.

Doyoung jelas tak peduli dengan keributan yang dibuat Jeongwoo dan Haruto. Lelaki itu berjalan mendekati Yujin, lalu menyodorkan air mineral yang sudah dibukakan tutupnya. "Minum dulu."

🐰🐶

Sesuai dengan rencana yang tadi pagi Madan Jessie ucapkan. Akhirnya beliu lah yang maju sebagai orang tua Yujin, sedangkan Mama Kim tetap menjadi mamanya Doyoung. Prosesi berjalan lancar, meskipun papanya Yujin sempat memaksa maju sebagai wali murid. Namun, berhasil dihadang oleh papanya Doyoung.

PAPAH [KIM DOYOUNG]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang