Lapangan outdoor SMA Bina Nusa berubah menjadi lautan merah yang rusuh, mirip seperti sungai mati yang hidup kembali. Jumat ini sekolah sengaja mengosongkan jam belajar. Semua kalas mengikuti lomba agustusan, kelas 10 bahkan memiliki stand prakarya untuk berjualan makanan.
Sebenarnya lomba sudah ada sejak awal Agustus, tetapi Jumat ini finalnya. Dan, 12 IPA 2 masuk final di beberapa cabang perlombaan. Tarik tambang, balap karung laki-laki, makan kerupuk laki-laki, serta perang bantal di kolam renang indoor sekolah.
"Woy, tarik tambang duluuu!" Seperti biasa, Mama Yujin adalah makhluk yang paling sibuk. Memastikan anak-anaknya yang ikut lomba berkumpul dan terarah. Syukurnya tahun ini Mama dan Papa nggak jadi penanggung jawab lomba lagi, Jeongwoo si osis sejati saja sudah lengser. "Jihan mana Jihan? May sama Wony juga mana?"
Kasian Mama kepusingan, padahal anak-anak setannya lagi kulineran di stand adik kelas. Haruto bahkan udah asik lesehan sembari menikmati beberapa makanan dengan Mara, Jeongwoo dan pacarnya Jeongwoo. "Ru, es kuwut enak tauuu," ucap Mara yang asik mengunyah dimsum yang kematangan, "terus tadi aku juga liat ada roti goreng rasa ayam."
Hari ini Mara memang diberi kebebasan untuk memakan tanpa pantangan, tetapi ayah bilang jangan over, sedikit aja, sisanya Haruto yang abisin. Dan, memang benar. Sejak awal mereka berempat kulineran, Haruto hanya menikmati sisa makanan Mara.
"Stand anak sepuluh apa?"
"Jejeran IPS, Ru--"
Dengan sigap Haruto berdiri, lelaki berseragam olahraga itu langsung menuju stand wirausaha jejeran anak IPS. Ia membeli dua porsi makanan yang Mara mau, satu untuknya dan Mara, sedangkan yang lain untuk Dera, kalo Jeongwoo suruh beli sendiri aja.
"Kak Haruto nggak sekalian beli coklatnya, Kak?" Adik kelas di stand sebelah ikut menawarkan dagangannya. "Manis kayak senyum Kakak, loooh."
Jelas Haruto tidak meladeni, junior kelas 10 itu. Ia hanya menggeleng dan menunggu pesanannya dibuatkan oleh anak-anak IPS 5. Roti goreng dan es kuwut ternyata berada di stand yang sama.
"UTOOO! Ayo kumpul buat tarik tambang! Yang lain mana?" Pukulan langsung mendarat di pundak Haruto. "Cari komplotan lo yang lain! Terus kumpul di tribun lapangan basket!"
Haruto merengut sebal, seperti bocah yang dipaksa pulang main karena ada jadwal les. "Si Mao sama Wony lagi double date di kantin, sono gusur juga, Maaah!" Haruto ini memang potret teman cepu yang patut dipunahkan. "Sekalian usir para alumni gabut yang gagal move on dari Binus."
Peserta tarik tambang ganda 3 perempuan dua laki-laki dari 12 IPA 2 adalah Mao, Wonyoung, Jihan, Haruto, dan Jeongwoo. Pasukan bertenaga ekstra yang siap menarik tronton. Di final ini mereka siap melawan 11 IPA 4, saingan terberat karena salah satu anggotanya itu jelmaan sapi versi manusia.
Selain Yujin yang pusing setengah hidup, Doyoung juga sama. Lelaki itu berusaha menjinakan para hewan liar lainnya. Dohyon, Jihan, Chaeyeon, dan Jinwoo, mereka sudah merampok uang Doyoung, membeli berbagai macam jajanan di stand anak IPA dengan dalih membantu tugas junior. Belum lagi Jaehyuk yang tebar pesona.
"Ini kalo ngumpulin botol sama gelas plastik bekas, bank sampah kita kaya taya, Eun!" Minseo sebagai duta lingkungan hidup berjiwa pengusaha rongsokan, perempuan itu sudah membayangkan sebanyak apa pundi-pundi rupiah yang ia dapat kalau mengerahkan anak-anak kelasnya buat mulung. "Liat, satu stand aja bisa ngeluarin gelas plastik ukuran gede lebih dari 20. Mana harga per kilo buat gelas plastik itu mahal."
Daeun dan Jaehee yang asik menikmati bakso bakar jelas tak berminat menyahuti Minseo. Bahaya kalo di-iya-in, yang ada mereka malah jadi korban mulung. Masa iya lagi jam kosong gini masih mikirin bank sampah yang duitnya nggak seberapa. Haruto kadang kesel sendiri, dia lebih milih ngasih duitnya langsung daripada harus mulung.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPAH [KIM DOYOUNG]✓
Teen FictionBUKAN! INI BUKAN TENTANG ANAK SMA NIKAH MUDA YANG PUNYA ANAK MANIS DAN LUCU!