🐰Nikah?🐶

1.3K 176 29
                                    

🔞

5 Tahun kemudian ....

.
.
.

Setelah istirahat sebentar dan berbelanja ke salah satu supermarket terdekat. Yujin bergegas menuju rumah keluarga Kim di blok depan, kedua tangannya sudah penuh menjinjing berbagai jenis bahan masakan untuk makan siang kali ini. "Loh, Bi? Bibi mau ke mana?"

"Nah, kebetulan ada Mbak Yujin. Mbak, Bibi izin pulang dulu ya, cucu bibi muntah-muntah. Di rumah cuma ada A Aby, dia masih tidur."

Mampus! Petaka! Ini berarti di dalem cuma dia sama Doyoung. Tapi, Yujin juga nggak mungkin ngelarang Bi Muni pergi. "Iya, Bi. Udah bilang ke Mama, kan?"

"Sudah, Mbak. Nanti Bibi ke sini lagi sore."

Yujin hanya bisa mengangguk, memberi pesan pada Bi Muni untuk hati-hati saat di jalan. Dan, setelah Bi Muni pergi, Yujin dengan berat hati melangkah masuk ke dalam rumah megah tempat tinggal kekasihnya. Ia memilih langsung masuk ke dapur, menyiapkan bahan-bahan untuk memasak, dan membiarkan Doyoung tetap terlelap tidur.

Seperti sedang di rumah sendiri, Yujin dengan sigap membersihkan berbagai jenis sayur dan ikan yang akan dia masak. Menu makan siang kali ini tak terlalu repot. Hanya capcay goreng dan gurame asam manis. Sebenernya agak repot di masak guramenya, sih. Tapi, waktu Yujin dan Doyoung jalan-jalan ke salah satu restoran sunda, lelaki itu terlihat sangat lahap menikmati gurame asam manis itu.

Setengah jam lebih Yujin bergulat dengan dua menu sekaligus, akhirnya semua berhasil ia hidangkan di meja makan. Ia bergegas menuju kamar Doyoung, membangunkannya kekasihnya dan mengajak lelaki itu untuk makan siang bersama.

"Ini gue kayaknya nggak usah masuk, deh," gumam Yujin yang entah mengapa merasa takut kalau harus masuk dan mendekat ke tempat tidur Doyoung. Ia bahkan ragu mengetuk pintu kamar Doyoung, meskipun akhirnya membuka pintu kayu itu dengan hati-hati.

Suasana kamar yang temaram langsung menyambut Yujin. Perempuan itu memilih tetap berdiri di daun pintu agar tidak terjadi sesuatu yang mengerikan. Otak Doyoung akhir-akhir ini agak kotor, Yujin harus waspada.

"Abby! Biiii!" Yujin berusaha membangunkan Doyoung dengan hanya bermodalkan suara. "Kim Doyouuung!"

Sebenarnya Doyoung sudah bangun, tetapi ia sengaja berlagak tidak mendengar panggilan Yujin. Meskipun Yujin sudah waspada, tetapi Doyoung punya seribu macam cara untuk membuat perangkap baru. Dan, sialnya insting waspada Yujin itu lemah, jadi dia masih sering masuk ke dalam perangkap.

Sekarang saja Yujun sudah mendekat ke ranjang Doyoung. Perempuan itu mengguncang tubuh kekasihnya yang masih terus berakting tidur. "Aby!" teriakan Yujin seketika memenuhi kamar Doyoung, sedangkan si pelaku terlihat santai bahkan sudah memeluk erat Yujin yang kembali masuk ke dalam perangkap.

"Masak apa?" tanya Doyoung yang semakin erat memeluk Yujin. "Diem, ih!"

"Lepaaas!" rengek Yujin yang berusaha kabur dari pelukan Doyoung. Posisinya sangat tidak baik, ia berada di atas tubuh lelaki yang sudah menyembunyikan kepala di ceruk lehernya. "Aby!" Teriakan Yujin semakin kencang saat ia merasa ada sesuatu yang basah menyerang leher kirinya.

Dengan sekuat tenaga Yujin melepaskan diri, namun sialnya ia masih kalah oleh tenaga Doyoung yang berhasil mengubah posisi menjadi di atas Yujin. Sebenarnya tak ada yang Doyoung lakukan, lelaki itu hanya diam, setengah tubuhnya memang berada di atas tubuh Yujin, namun tidak sepenuhnya menindih. Lelaki itu hanya menghirup dalam-dalam aroma tubuh Yujin yang menenangkan.

"Ini mau makan kapan?" tanya Yujin yang sudah pasrah dan tak berminat untuk melepaskan diri dari pelukan Doyoung, meskipun insting waspadanya mulai kembali aktif, jaga-jaga takut Doyoung berulah. "Nanti guramenya keburu dingin, nggak kriuk lagi."

PAPAH [KIM DOYOUNG]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang