🐰Introgasi

1.8K 456 104
                                    

"Nggak, Mamaaah." Jihan masih tetap tidak mengaku. "Gue emang akrab sama siapa aja, kan? Nah, masalah adek kelas itu emang sering curhat ke Dodo. Makanya dia tau," jelas Jihan. Ia duduk berhadapan dengan Yujin. Keduanya sedang menikmati takoyaki pinggir jalan.

Yujin menatap penuh curiga kepada Jihan. "Masa?" tanyanya penuh selidik.

"Iya." Jihan mengangguk berkali-kali. Mulutnya penuh dengan takoyaki traktiran Yujin--menggunakan uang Doyoung. Remaja itu berusaha terlihat tenang. "Mah, boleh pesen takoyaki lagi nggak?"

"Pesen, gih," kata Yujin. "Bungkus sekalian."

Jihan langsung melompat ke penjual takoyaki. Ia segera memesan lagi. Meninggalkan Yujin yang masih duduk lesehan di atas spanduk kampanye.

Doyoung: Dodo ngaku

Senyuman Yujin langsung terbit. Pesan Doyoung tidak ia balas. Tatapan matanya tertuju pada Jihan yang sedang tertawa dengan penjual susu kedelai.

"Ma, Si Mao tadi balik sama anak kelas 12 tauuu," cerita Jihan. Dia datang dengan tangan kanan membawa wadah berisi takoyaki, dan kiri susu kedelai. "Temennya Kak Yedam."

"Siapa?"

Jihan mengedikan bahunya. "Aku juga tau May balik sama Kakak kelas dari si Uto," jelas Jihan. "Makanya mobil Uto tadi sepi. Cuma ada dia sama Jaehee."

"Berdua doang?"

"Paling Daeun sama Minseo dimutasi ke mobil Uto dari mobil Uwo. Wowo pengen berduaan sama ceweknya," jelas Jihan. "Ini Mamah pulang sama aku?"

"Iya, lah! Lo pake motor si Doyoung!"

"Oh, iya," gumam Jihan. "Eh, terus aku pulang sama siapa, Mah?"

Yujin meminum susu kedelai milik Jihan. "Sama Dodo, dia ada di rumah Doyoung," jawab Yujin. Matanya menatap penuh selidik, berharap ada gerak-gerik mencurigakan dari anak kelasnya ini.

"Oh ..., okay."

Senyuman terbit dari bibir Yujin. "Btw, Dodo udah ngaku ke Dobi." Sebuah pancingan Yujin keluarkan.

"Ngaku apaan? Si Dodo nyolong apa?" Gerak gerik Jihan terlihat mencurigakan. Tangannya dengan iseng menusuk-nusuk styrofoam bekas takoyaki.

"Udah berapa lama?" tanya Yujin. Ia berusaha nahan tawanya. "Dari SMA?"

Jihan tak berani menatap Yujin. Matanya sudah berkeliaran melihat apapun selain mama kelasnya.

"Dari kelas 9?" tebak Yujin tepat sasaran. "Pas mau kelulusan, kan?"

Mata Jihan langsung membulat. Ia menoleh kepada Yujin. "Mah, lo kuliah jadi ambil psikopat?"

"Psikologi anjir!" koreksi Yujin. "Lo kata gue badut serem, kuliah ambil psikopat." Dengan sebal Yujin mengambil susu kedelai. "Bener dari SMP? Pinter juga lo berdua akting santuy di kelas."

"Besok gue emang mau casting drama, Mah," kata Jihan santai. "Rencananya debut di tiktok kemenkes."

Yujin hanya mengangguk saja. Ia mengikuti alur teman kelasnya ini. "Terserah lo, dah," katanya pasrah. "Ini anak-anak kelas perlu tau atau gue cukup tau aja?"

"Jangan sampe anak-anak kelas tau," kata Jihan cepet. "Nanti mereka bacotnya sampe lulus." Jihan menghabiskan susu kedelainya. "Anak kelas jangan tau ya, Maaah."

Doyoung: Udah selesai belom?
Doyoung: Cepet balik.

"Balik, yuk." Yujin merapikan barang-barangnya. "Bapak lo udah nyariin Vespanya."

"Eh, by the way, Mah." Jihan menahan Yujin yang akan beranjak. "Akting Papah juga jelek, loooh," katanya dengan santai. "Masa Mamah nggak sadar?"

PAPAH [KIM DOYOUNG]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang