Mina dan Momo merupakan mahasiswi tahun terakhir jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Seoul. Mereka berdua merupakan teman masa kecil. Awalnya, mereka berdua tinggal di Tennoji-ku, Osaka.
Karena suatu hal dan setelah lulus SMP, Momo yang Ayahnya seorang diplomat, pindah ke Seoul, Korea Selatan. Sedangkan Mina dan keluarganya pindah ke Kobe. Namun, Mina memutuskan untuk merantau dari Kobe ke Seoul saat ia lulus seleksi masuk Institut Seni Seoul.
Hari ini pertemuan terakhir mata kuliah wajib terakhir yang mereka berdua ambil. Setelah ini, mereka berdua akan difokuskan untuk membuat sebuah proyek duet dengan mahasiswa Seni Musik sebagai syarat lulus dari jurusan Seni Tari.
Hal tersebut dicetuskan oleh Ketua Jurusan Seni Tari, Prof. Lee Sunmi. Hal itu tentu saja mengundang pro dan kontra. Mina yang sejak awal masuk kuliah menutup diri pada orang lain selain teman-teman satu jurusannya, merasa kesal dengan keputusan Prof. Lee tersebut.
"Hhhhh" Mina menghela napas kesal ketika mengingat-ingat proyek duetnya belum menemui titik terang, karena ia masih belum menemukan pasangan yang tepat untuknya.
Momo yang berjalan beriringan dengan Mina pun tersenyum simpul melihat kelakukan sahabatnya itu.
"Kamu masih belum mendapat pasangan duet?" tanya Momo.
Mina menggeleng, "Bagaimana bisa aku mendapat pasangan duet kalau aku saja tidak kenal dengan mahasiswa jurusan Seni Musik. Terlebih aku mengambil konsentrasi tari klasik, sedangkan kebanyakan mahasiswa akhir dari jurusan Seni Musik mengambil konsentrasi musik modern dan kontemporer."
"Kamu salah Mina, tidak semua mahasiswa akhir Seni Musik seperti apa yang kamu bilang," ucap Momo.
Mereka berdua sekarang duduk di bangku yang ada di lobi fakultas mereka.
"Maksudmu?" Mina memiringkan kepalanya penasaran atas ucapan Momo.
"Aku mempunyai kenalan dari jurusan Seni Musik, dia mengambil konsentrasi musik klasik. Kalau kamu mau berpasangan dengannya, sepertinya dia ada di aula gedung B sekarang," ucap Momo.
Mina yang mendengar itu langsung bergegas menuju aula gedung B seorang diri. Momo yang menatap pun terheran, karena ia tidak memberitahu nama kenalan yang ia maksud pada Mina.
Ah sial, aku lupa menanyakan namanya, Mina pun kembali ke tempatnya semula dan beruntung Momo masih di lobi.
"Kenapa kembali?" tanya Momo tersenyum jahil.
"Kenalanmu itu, namanya siapa?" tanya Mina sedikit kesal karena kebodohannya.
"Hahaha," Momo tertawa melihat tingkah Mina yang kesal itu.
"Berhentilah tertawa Hirasaki Momo!" tegas Mina.
"Hahaha, maaf. Dahyun, Kim Dahyun." ucap Momo.
Tanpa mengucap terima kasih Mina pun langsung menuju aula gedung B.
"Dasar, tidak tahu terima kasih," Momo menggerutu dan menuju parkiran mobil.
***
Mina yang hampir sampai di aula gedung B mendengar bunyi piano dimainkan.
Reminiscent-nya Yiruma? Kenapa? Kenapa saat mendengarnya aku semakin merindukanmu, Hirasaki Sana.
Mina yang hampir terbawa suasana pun membuka pelan pintu aula dan Dahyun—kenalan Momo—yang memainkan piano tersebut pun berhenti bermain.
Mina kaget bagaimana bisa Dahyun bisa mendengar bunyi pintu terbuka saat ia sendiri pun yakin begitu pelan membuka pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anthology: MiHyun & SaiDa
FanfictionKumpulan oneshot dan cerita pendek Saida dan Mihyun P.S. Mostly MiHyun 😬