8. Love is poison

181 21 1
                                    

Eye contact insinuation is awkward
You're looking other way when I approached you
I knew it wouldn't hard to find you
You're too beautiful to get angry
-NCT Dream-

Kata pujangga
Cinta itu luka yang tertunda
Walau awalnya selalu indah
Bila bukan jodohnya
Siap-siap 'tuk terluka

Hmm-mm-mm ...

Lebih baik bangun cinta
Daripada jatuh cinta
Jatuh itu sakit
Bangun itu semangat

Lebih baik bangun cinta
Daripada jatuh cinta
Meski tak mudah
Namun cinta
Jadi punya tujuan

Kata pujangga
Bangun cinta itu tak semudah
Tak secepat hati jatuh cinta
Namun bila jodohnya
Kita pasti bahagia

Hu-u-hu ...

Lebih baik bangun cinta
Daripada jatuh cinta
Jatuh itu sakit
Bangun itu semangat

Lebih baik bangun cinta
Daripada jatuh cinta
Meski tak mudah
Namun cinta
Jadi punya tujuan



"Lau galau, ada orang galau."

"Dingin banget euyy"

"Kayak hatinya gak sih, dinginnn."

Pelataran rumah Jinan begitu ramai dengan remaja-remaja baru gede itu. Tanpa mempedulikan sekitar yang mengejeknya, Hanan terus bernyanyi diiringi tepukan pada kursi yang didudukinya. Persetan dengan sorak-sorai teman-temannya, hati remaja itu sedang dilanda kegalauan. Mengingat sang pujaan hati yang tidak kunjung peka akan segala hal yang telah diperjuangkan.

"Sad boy bener sih lu, Nan," ucap Raka.

"Hah? Kok gue."

"Hanan, bukan Jinan."

"Oh, sorry." Jinan melanjutkan kegiatan mengemil permen coklat pemberian Julia. Seperti biasa gadis itu selalu tahu apa yang menjadi kesukaan Jinan.

Malam minggu memang waktu yang tepat untuk nongkrong seperti ini, terlebih lagi ini di rumah Jinan. Lokasi rumah yang strategis dengan tempat para pedagang kaki lima membuat para remaja ambyar itu dengan senang hati berada di sini. Kalau mau beli makan tinggal jalan sedikit sudah dapat satu porsi.

"Ini ada keripik singkong dimakan rame-rame, ya." Malik datang dengan stoples stok keripik singkong miliknya. "Maaf ya abang cuma ada ini."

"Ya ampun, gak usah repot-repot abang, kita udah numpang di sini gak enak masa masih minta makan," ujar Jun tak enak hati.

"Enggak papa, gak ngerepotin kok. Abang begini juga buat ngajarin Jinan, kalau ada tamu itu harus disambut dan dijamu dengan baik."

Jinan yang dibicarakan hanya memutar bola matanya, malam ini dia malas sekali berdebat dengan sang kakak.

"Dengerin tuh, Nan," kompor Leo.

"Berisik ya lo." Jinan mendengus.

"Nanti ada yang mau Shalat Isya di Masjid?" tanya Malik.

Dengan cepat semua remaja itu mengangkat tangan dengan rusuh. Salah satu yang Malik suka dari sahabat-sahabat Jinan yaitu mereka tidak pernah melupakan ibadah.

"Oke, kalau ada yang gak bawa sarung itu abang ada. Pake aja kayak biasa."

"Sip, bang Malik memang ter the best."



ADARUSA | Park Jisung (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang