10. Because life is still going on

172 21 7
                                    

Even if you don't really do anything, life is still going on, just flow.
-Nct Dream-





Bau obat-obatan dan bahan kimia menyeruak di dalam ruangan serba putih itu, sedikit membungkuk untuk meraih benda berbentuk persegi panjang yang sudah lima tahun ia gunakan. Malik terus mengecek isi pesan dan panggilan di dalam ponselnya, setidaknya walaupun tidak datang, Jinan bisa sedikit menanyai kabarnya lewat gawai nya. jam pulang sekolah jinan sudah berakhir dua jam yang lalu, namun pucuk kepala remaja itu belum juga Malik temui.

Seharusnya kita bisa mengingatkan Malik tentang hubungannya dengan Jinan yang sedari dulu tidak selayaknya saudara. Tapi apakah salah, bahwa Malik kali ini menginginkan sedikit perhatian dari adiknya, yang mana merupakan bagian dari hidupnya. Terkadang Malik kembali berpikir apakah Jinan juga menganggap dirinya sebagai bagian dari hidupnya yang seharusnya ia jaga dan perhatikan. Tapi melihat bagaimana Jinan tidak menemuinya sekarang membuat Malik yakin, --ia tidak lebih dari sebuah sampul yang mencoba melindungi sisi luar buku tanpa mengetahui isi yang diceritakan dalam buku tersebut. Yang mana apabila orang melihat nya dari luar mereka akan berpikir ini adalah buku yang bagus, sebagaimana yang di tampilkan di luar sampul tanpa membaca isi dari buku itu.

Sampul itu sendiri menggambarkan kebahagiaan dan semerbak harum warna-warni kehidupan, membuat orang-orang yang melihat bisa menyimpulkan bahwa ini adalah buku yang berisi sukacita dan keharmonisan. padahal yang sebenarnya terjadi adalah buku itu menceritakan hikayat-hikayat penderitaan dan luka batin antar individu yang hanya bisa diketahui oleh orang-orang tertentu yang tidak hanya melihat buku dari sampulnya.



"Dav.."

Suara yang berasal dari pintu yang sedikit terbuka, membuyarkan segala lamunan Malik. senyuman tipis di bibirnya membuat Julia yakin, bahwa Malik kembali kecewa bahwa bukan adiknya yang datang kesini.

"Mungkin Jinan ada tugas kelompok ,Dav. Tunggu sebentar ya" ucapan Julia membuat Malik kembali menghela nafasnya. Dia lelah menunggu

"Gue mau pulang aja, Jul. gue gak betah disini"

"Gak, Dav lo mana bisa pulang dalam kondisi kayak gini"
Julia memijit pelipisnya yang sedikit pening, lalu beranjak dari sana mengambil handphone-nya yang tersimpan di nakas.

"Gue coba telpon lagi ya" ucap Julia

Hanya terdengar suara nada sambung pertanda sang penerima belum menjawab panggilan. Hingga nada itu terputus, suara dari Jinan juga tak kunjung terdengar.

"Biarin aja"

Julia menoleh, ada perubahan di wajah Malik yang tadi begitu cemas dan khawatir, kini menjadi datar.

"Sudah gak usah dihubungi lagi, biarin aja dia" lanjut Malik

Julia memperhatikan Malik yang sedang meraba-raba kepalanya yang terikat oleh perban, lalu lengannya kembali turun meraba kakinya yang juga terbalut oleh perban diiringi sedikit ringisan.

Padahal tadi pagi dia sedang asik mengikuti senam yang ditayangkan di televisi. Karena ponselnya yang terus-menerus berbunyi membuat Julia menghentikan kegiatan senam pagi itu. Dan sekarang dia berada di rumah sakit, menemui Malik yang kata dokter mengalami keretakan tulang kering dan benturan di kepalanya. Sungguh, Julia tidak akan bisa menebak apa yang akan terjadi dalam satu jam ke depan.

"Dav, lo belom cerita ke gue kenapa lo bisa jatuh"

Malik hanya tersenyum. "Gue ceroboh aja, Jul. Lagian yang namanya pekerjaan pasti ada resikonya"

"Tapi, masa lo gak pake SOP nya?" Tanya Julia penasaran

"Gue udah pake segala macam perlengkapan nya, cuman tadi itu kepala gue rada pusing jadi gak fokus" Malik ingat betul sebelum pergi bekerja, ia menyempatkan diri untuk menerima ajakan Julia yaitu sarapan bubur abalone yang dibeli Julia saat jogging. Seharusnya ia bisa lebih berenergi setelah sarapan, tapi entahlah.

ADARUSA | Park Jisung (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang