Vier

2.5K 387 194
                                    

Usai membereskan kekacauan dibawah, Sano Manjirou naik ke lantai atas untuk menuju kamar kekasihnya.

Begitu sampai didalam kamar (Y/N), pemandangan yang ia lihat ialah si puan yang tertidur damai dengan selimut tebal yang membungkus tubuh mungilnya.

Senyum tipis terukir pada wajah Sano Manjirou. Sang wirawan menaikkan tubuhnya diatas ranjang yang sama dengan si jelita, membawa (Y/N) kedalam rengkuhan hangatnya.

Sano Manjirou bisa merasakan nafas teratur (Y/N). Sangat damai, pikirnya.

Mengelus lembut wajah jelita yang tengah tertidur dalam pelukannya seraya bergumam, "jika aku melakukan itu padamu, apa kau masih menerimaku?"

Puan dalam dekapannya menggeliat kecil, Sano Manjirou mengulas senyum hangat.

"Tidak akan ku biarkan kau pergi dariku,
(Y/N)-cchi. Aku tidak akan merusakmu."

*cup

Sano Manjirou menempelkan bibirnya pada bibir (Y/N) agak lama, "jadi, aku tidak akan melakukan hal bejat itu bersamamu."

Pria itu tersenyum misterius. "Setidaknya bukan aku."

Bisakah kalian menggeplak kepala pemimpin Bonten ini?

"Oyasumi."

••••••

Jepang, 30 Oktober

Sinar matahari menerpa wajah dua insan yang masih tertidur. Merasa hari sudah pagi, (Y/N) mengerjapkan matanya pelan untuk menyesuaikan cahaya. Setelah kesadarannya terkumpul, ia berusaha bangkit dari tempat tidurnya, namun ada sepasang tangan yang melingkar pada pinggang rampingnya.

Netra indahnya agak terkejut dengan pemandangan hari ini. Biasanya (Y/N) harus menunggu hingga sore atau malam hari untuk mendapati Sano Manjirou kembali, akan tetapi kali ini berbeda.

Sang wirawan tengah mendekapnya.

Usai dengan acara termenungnya, (Y/N) mengelus pelan punggung tangan milik Sano Manjirou, "Manji-kun, bangun, ini sudah pagi."

Si empu nama mengerang rendah sembari mengeratkan kedua lengannya pada pinggang (Y/N), pertanda ia masih ingin berada dalam alam bawah sadarnya sedikit lebih lama.

'Perasaanku saja atau hari ini Manji-kun seperti kembali ke dirinya beberapa tahun silam,' batin (Y/N). Dengan gerakan pelan takut mengganggu aksi tidur Sano Manjirou, (Y/N) melepas rengkuhan pada pinggangnya.

Si puan menghela nafas lega karena berhasil bebas dari dekapan Sano Manjirou. Ia mendekatkan wajahnya pada telinga si tuan lalu berbisik, "aku tinggal untuk membuatkan sarapan untukmu dulu, ya."

Mengelus surai perak Sano Manjirou, selepas itu melenggang pergi ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapan.

(Y/N) lebih berseri karena kekasihnya yang memang jarang atau bahkan hampir tidak pernah ke mansion di pagi hari, kini tengah tertidur pulas diatas ranjang yang sama dengannya.

Ia pun segera memasak makanan favorit Sano Manjirou. Waktu sudah hampir menunjukkan tengah hari, sudah saatnya ia membangunkan Sano Manjirou.

 Waktu sudah hampir menunjukkan tengah hari, sudah saatnya ia membangunkan Sano Manjirou

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Monachopsis (Sano Manjirou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang