Achttien

1.6K 240 191
                                    

Tempat persembunyian darurat, ruangan bawah tanah yang tidak ada ventilasi udara dikarenakan ruangan itu khusus menyentil para pengkhianat. Berkumpulah seluruh anak buah beserta eksekutif Bonten yang tersisa.

Sanzu mendecak kesal setiap melihat layar laptop yang terdapat titik merah di semua markas persembunyian. Polisi bergerak cepat, mengamankan anak buah organisasi kejam yang berpencar diseluruh penjuru Jepang. Bahkan karena terlalu cepat, Sanzu ingin menghantam layar laptop hingga hancur.

"Sialan! Kemana lagi kita akan pergi?" Ujarnya kelewat kesal.

Cklek!

Suara pintu terbuka membuat mereka memasang badan dengan waspada, namun mereka menghela nafas lega saat mendapati Manjirou masuk ke markas terakhir yang tersisa.

"Takeomi, aku butuh alamat (Y/N)-cchi yang sekarang. Tidak usah banyak tanya."

BRAK!!

Ditengah ketenangan dan udara yang semakin sesak karena tidak ada jendela, seorang pria datang mendobrak pintu markas secara paksa, membuat semua anggota Bonten terbelalak.

••••••

BUGHH!

"KAU BAJINGAN, DRAKEN!!"

BUGH!

"KEPARAT!"

BUAAGH!!

"SIALANNN!"

"Takashi-kun, berhenti! Rahang Draken sudah hancur! Hidungnya patah!!"

Mitsuya menggeram penuh amarah. "Itu tidak ada apa-apanya dibandingkan luka yang ia torehkan pada sahabatku. Aku tidak menyangka kalau dia dan orang ini adalah sahabatku."

Tak puas, lelaki lilac itu meraih kerah Draken kasar, tak peduli luka robekan pada pelipis sang tato naga akibat bogeman mentah yang Mitsuya berikan. "Demi Tuhan, Draken. Perempuan yang kau lukai perasaannya itu sahabatku! Perempuan itu sudah rapuh dan kau semakin membuatnya rapuh?! Apa sikapmu ini pantas hah?! Mana ucapan manismu kemarin-kemarin?!"

Yuzuha hanya bisa memeluk Hinata, dua perempuan cantik itu saling berpelukan seraya terisak pelan.

"Aku bahkan tak sudi memanggil namamu." Lanjut Mitsuya pedas.

Draken tak menanggapinya.

Ia pantas mendapatkan semua bogeman dari sang sahabat.

Ini semua karena keegoisannya yang mempermainkan dua perasaan sekaligus.

Jika saja ia bisa menunggu sedikit lagi,
maka hidup yang ia inginkan bersama (Y/N) pasti tercapai.

"Apa ... yang harus ku lakukan?" Gumam Draken.

Mitsuya tertawa sinis. "Memangnya apa yang bisa kau perbuat? Apa yang bisa kau ubah?"

Hinata, "a-ano ... R-ryuguji-san, (Y/N)-chan dirawat dimana?"

"Rumah Sakit Yokohama." Balasnya dengan nada parau. Membayangkan wanita itu saja rasanya ia tak punya kekuatan.

"Aku akan kesana. Aku takut (Y/N)-chan berbuat aneh-aneh," tutur si gadis surai peach khawatir.

Yuzuha menyeka air matanya, "aku ikut!"

Takemichi mengepalkan kedua tangannya. Jiwa pahlawan cengeng pada dirinya mulai meliputinya. Ia merasa emosi, kesal, sedih, ingin meledakkan semua amarahnya.

"Draken-kun." Panggil si Hanagaki, membuat sang empu nama mendongak dengan tatapan kosong.

PLAKK!!

Monachopsis (Sano Manjirou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang