Dertien

1.9K 287 378
                                    

Pagi hari yang cerah, Manjirou tengah berjalan lemas. Iris hitamnya menunjukkan tiada kehidupan. Langkah kakinya terasa sangat berat.

Ia kehilangan arah.

Kehilangan cahayanya.

Langkahnya terhenti kala melihat dua insan beda gender tengah bercanda bersama 2 jagoan kecil di tengah keduanya.

"(Y-Y/N)-cchi?" Gumam Manjirou. Ia berjalan lesu ke pasangan yang tengah berbagi kehangatan.

Saat ia sudah tiba di belakang keduanya, Manjirou membelalakan kedua matanya, "Kenchin?"

Si empu nama tak menjawab. Keduanya tetap berbagi cerita sembari tertawa lepas, seakan melupakan kehadiran Manjirou di belakang mereka.

"(Y/N)-cchi? Kenchin?" Manjirou agak meninggikan suaranya. Tetapi, nihil. Keduanya tak menjawab. Ingin tahu, Manjirou pun mencoba menyentuh pundak (Y/N).

Iris hitam Manjirou terbelalak untuk kedua kalinya. "(Y-Y/N)-cchi? K-kenapa aku tidak bisa menyentuhmu?" Ia tetap mencoba untuk menyentuh (Y/N) atau Draken bergantian, tetapi tidak berubah.

Pandangannya memburam, buliran air mata menggenang, siap jatuh kapan saja. Manjirou melihat kedua tangannya sendiri. "Kenapa? Aku ... a-aku, hiks ... aku—"

Ia berhenti menggumam kala (Y/N), Draken, dan 2 anak kecil berjenis kelamin laki-laki itu semakin menjauh.

"(Y/N)-CCHI!!!" Manjirou ingin mengejar, tetapi hal pahit lainnya ialah semakin jauh pula pasangan itu menjauhinya. Ia berlari semakin cepat dengan air matanya yang sudah mengalir deras. Tangannya berusaha menggapai punggung (Y/N), tapi sekali lagi. Ia dikejutkan dengan kalimat yang terlontar dari mulut perempuan itu.

"Aku mencintaimu, Ken-chan."

Dunia Manjirou serasa berhenti detik itu juga.

"Aku lebih mencintaimu, (Y/N)."

Manjirou menggelengkan kepalanya kuat.

"Terima kasih sudah mencintaiku dengan tulus."

Hati Manjirou berdenyut ngilu.

"Dan terima kasih sudah mencintai anak-anakku dengan tulus."

Lelaki Sano itu menjambak rambut peraknya frustasi. Dia merasa orang yang paling bodoh di dunia. Kenapa ia menyia-nyiakan perempuan cantik dan hebat seperti (Y/N)? Kenapa ia mempermainkan hati perempuan itu?

"(Y/N)-cchi, k-kumohon ... hiks, kembali padaku." Ia jatuh bersimpuh di tengah jalanan sembari memukul-mukul keras dadanya. "Jadi, ini rasanya ketika aku menyelingkuhimu?" Manjirou semakin meremat kaos hitamnya kuat-kuat sebagai pelampiasan kebodohannya. "S-sakit, (Y/N)-cchi. Hatiku sangat sakit."

Ia melihat kearah samping, dan iris jelaganya kembali membelalak kala (Y/N) dan Draken mengucap janji suci pernikahan.

"Silahkan untuk mempelai laki-laki agar mencium mempelai perempuan."

Keduanya melebur dalam satu ciuman manis. Baik (Y/N) dan Draken saling memandang mesra dengan kedua bibir mereka yang saling bertautan. Tepuk tangan menggema di segala arah yang seakan senang dengan kedua pasangan itu.

Manjirou kembali menjambak rambutnya. "T-tolong. Siapapun itu," nafasnya tersenggal-senggal.

"Bangunkan aku. Bilang padaku kalau i-ini hanya mimpi."

"Ini bukan mimpi."

Suara khas perempuan mengalun di telinganya. Manjirou berdiri dan memegang kedua pundak perempuan itu.

Monachopsis (Sano Manjirou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang