Tien

2.1K 324 240
                                    

Selimut berantakan, bantal dan guling berserakan di sudut kamar, suara decakan tubrukan antar kulit terdengar begitu kencang. Dua insan berbeda gender sedang melakukan 'olahraga' panas di pagi hari. Sang lelaki menumbuk liang hangat milik puan dibawah kukungannya. Nampaknya, ia menikmati aktivitas yang tengah ia jalankan.

Lebih tepatnya hanya si tuan mengerang keenakan, sementara perempuan itu mengerang tangis, pilu, sedih, luka yang amat mendalam.

Isak tangis penuh luka diabaikan oleh sang adam. Menulikan indera pendengaran, Kokonoi Hajime tetap melakukan penyatuan dengan gadis muda yang takdirnya menyedihkan.

Kokonoi Hajime benar-benar menyetubuhi (Y/N) atas perintah si bos, Sano Manjirou.

Lebih gilanya lagi, Manjirou yang memberi arahan pada bendahara Bonten itu untuk semakin menghancurkan (Y/N). Sedangkan, lelaki Sano ini masih memangku Alexa dengan tatapan datarnya seakan tidak peduli dengan kondisi (Y/N) yang semakin memprihatinkan. Tangisan yang memenuhi ruangan panas itu pun hanya dianggap angin lalu bagi Manjirou.

"S-sakit, Kokonoi-sannhh." Jerit (Y/N) berkali-kali. Bukannya berhenti, lelaki itu semakin memompanya lebih dalam.

Ini salah.

Seharusnya bukan seperti ini.

(Y/N) menjaga mahkotanya selama bertahun-tahun untuk Sano Manjirou, tapi justru perlakuan ini yang ia terima.

Ia hanya seorang gadis lugu.

Betul-betul hanya seorang gadis lugu yang tidak pernah berbuat kejahatan dengan orang lain.

Ia juga tidak pernah menjadi orang ketiga yang memainkan karakter antagonis.

Lantas, salah gadis itu ada di bagian mana?

Ia selalu ada disamping Sano Manjirou, lalu kenapa sang kekasih malah mencari kesenangan sendiri diluar sana?

(Y/N) tidak memiliki siapapun, kecuali sang kakak tirinya yang sedang berada di pangkuan Manjirou. Agaknya perempuan yang menyandang status kakak tiri itu tidak peduli dengan kondisi (Y/N).

Perempuan itu malah tertidur dipangkuan kekasihnya.

Kenapa? Kenapa semuanya begitu kejam dengannya?

"Hiks ... tolongghh hentikanhh ... K-kokonoi-sannh ... hiks. S-sakithh."

Si empu nama berhenti menggoyangkan pinggulnya. Gadis ini bilang apa? Berhenti?! Sejauh ini tidak ada yang pernah menolak goyangan panas dari pemuda surai panjang ini.

Manik kucingnya melotot sebal ke (Y/N). "Kau tahu? Seluruh jalang diluar sana mengantri padaku agar memasukan liangnya bahkan sampai memohon. Sementara kau? Malah menolak?!"

"AKU ... HIKS— BUKAN JALANGMU, BAJINGAN!!!" (Y/N) berteriak lantang didepan wajah si empu nama. Kokonoi semakin naik pitam, dengan cepat ia mengeluarkan kejantanannya lalu membalikan tubuh (Y/N) dan memasuki lubang analnya dengan kasar.

Lagi-lagi bukannya kelembutan dari Manjirou, tapi tatapan menusuk. Lelaki bengis ini berubah 180°. Sebelumnya ia sudah berjanji untuk tidak menyakiti dan selalu ada disamping (Y/N). Tapi, kenapa sifatnya langsung berubah?

"Setiap manusia bisa berubah fikiran seiring berjalannya waktu."

Sekelebat kalimat yang tadi pagi diucap oleh Manjirou terngiang lagi di otaknya. Ia berusaha untuk menahan desahannya dengan menggigit bibir bawahnya keras hingga berdarah-darah.

Kokonoi, "ck, bos! Gad— wanita sialan ini tidak ingin mendesah!"

"Biarkan saja. Tetap teruskan." Ujar Manjirou dengan nada datar. Ia sama sekali tidak peduli dengan tubuh (Y/N) yang sudah kelelahan dan kesakitan.

Monachopsis (Sano Manjirou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang