❗️Disclaimer❗️ : di part ini terdapat tindak kekerasan, dan manipulatif. Bagi yang tidak nyaman, silahkan skip ke part selanjutnya.
••••••
Setelah kegaduhan kecil yang berasal dari kediaman Tachibana, perempuan bersurai peach itu terduduk melamun lalu bertanya kepada kekasihnya, "nee, Takemichi-kun. (Y/N)-chan akan baik-baik saja, kan?"
Sang empu nama menoleh ke asal suara. Ingin rasanya ia menarik sahabat lama dari jeratan dua orang asing tadi, akan tetapi ia masih cukup memiliki kewarasan.
Lelaki bersurai gelap ini tetap memprioritaskan sang hawa yang berstatus sebagai kekasihnya. Akan tetapi, disisi lain ia merasa khawatir dengan keadaan sahabat lamanya itu.
Bagaimana bisa ia bernafas lega setelah melihat raut wajah sahabatnya itu seperti menyembunyikan sesuatu?
'Aku akan baik-baik saja.'
Kalimat keramat itu senantiasa memenuhi kapasitas otaknya yang tak seberapa itu. Ia mengacak surai legamnya dengan gemas. Cemas terhadap partnernya yang dibawa secara paksa oleh Haitani bersaudara.
Takemichi tidak mau meninggalkan Hinata, tapi pria itu juga tidak bisa kembali untuk menyelamatkan teman-temannya.
Bagaimana jika alurnya berubah mendadak? Bagaimana jika tidak ada yang namanya pernikahan antara dirinya dengan Tachibana Hinata.
Takemichi tidak mau. Sial! Ia ingin melawan, tapi tak berdaya. Ingin memperbaiki semua, tapi sudah terlambat. Sungguh malang nasibmu, Hanagaki Takemichi.
"Ya. Semoga saja (Y/N)-san baik-baik saja. Lagi pula (Y/N)-san kekasihnya Mikey-kun dan dia sangat menyayanginya, 'kan?" Ucap lelaki itu dengan nada terpaksa untuk menenangkan kegundahan hati gadisnya.
Tidakkah Takemichi mengerti kalau Manjirou yang sekarang jelas berbeda dengan Manjirou yang dulu?
Ah, kata menyayangi itu sangat tidak tepat untuk mendeskripsikan pria bengis seperti Sano Manjirou, Hanagaki Takemichi.
••••••
Di lain tempat dengan waktu yang sama, terdapat lima insan yang berdiri di luar mansion Sano Manjirou. Satu tatapan tajam ditujukan untuk perempuan yang tengah berjalan kearahnya beserta Haitani bersaudara yang menggiring paksa untuk menghadap ke bos mereka.
"Sudah puas main petak umpetnya?" Suara serak yang terdengar begitu dalam menusuk indra pendengaran semua orang yang berada ditempat yang sama.
(Y/N) merasakan atmosfir disekitarnya mendadak berubah menjadi lebih suram. Pandangan si puan beralih ke lelaki dengan surai panjang dan tattoo khas Bonten di sisi samping kepalanya.
Kokonoi Hajime.
Tatapannya menajam seakan kesal dengan lelaki itu. Lelaki yang ditatapnya kini tak mau mengalah. Ia membalas tatapan (Y/N) dengan remeh. Lagipula perintah bos-nya itu mutlak. Kokonoi tidak bisa menolak permintaan sang raja seenak jidatnya.
'Ah. Menyenangkan sekali melihat ekspresi polos perempuan itu yang tersiksa karena tekanan bos.'
Hening sejenak.
Tiba-tiba terdengar suara tertawa nyaring yang keluar dari mulut Kokonoi Hajime.
"Heeh~ sepertinya ada yang terlihat sangat kesal karena acara melarikan dirinya tertangkap basah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Monachopsis (Sano Manjirou)
Fanfiction[END] Kita saling mencintai. Aku yang mencintaimu, dan dirimu yang mencintai orang lain. ••••••••• - [♡] ; notes ⚠21+, harsh word, toxic relationship, angst. • semua gambar bersumber dari pinterest. • karakter hanya milik Ken Wakui, saya hanya mem...