Hari demi hari telah berlalu, hingga tak sadar sudah memasuki usia 4 bulan, sehingga perut (Y/N) terlihat agak membesar. Selama 4 bulan itu juga ia tak pernah bertemu dengan anggota Bonten, termasuk Manjirou, yang tidak pernah menemuinya.
Lelaki itu betul-betul meninggalkannya, dan memilih bersama sang kakak tiri, Alexa.
(Y/N) sudah tidak mempermasalahkan itu. Lebih baik ia fokus dengan kehamilannya.
Dan, sudah terhitung 4 bulan lamanya, ia dan Draken berkencan. Draken lah yang selalu menemaninya, menuruti kemauannya meski sulit sekalipun, pemuda itu tak pernah mengeluh. Meskipun jarak dari rumahnya ke rumah Draken memakan waktu 30 menit, hal itu tak menjadi masalah bagi Draken.
Draken sempat menawarkan agar lebih baik tinggal bersama dengan pemuda itu agar jika terjadi apa-apa, Draken bisa mengawasinya secara langsung. Namun, kekasihnya itu menolak halus.
(Y/N) tidak ingin terlalu bergantung pada Draken, merepotkannya lebih jauh. Ia lebih nyaman tinggal sendiri, di rumah peninggalan kedua orangtuanya. Hatinya jauh lebih nyaman dan damai ketimbang dirumah orang lain. Memori bersama kedua orangtuanya inilah yang membuat (Y/N) kuat.
TING TONG
Wanita yang tengah mengandung 4 bulan itu membuka pintu rumahnya, dan mendapati lelaki bertato naga sedang tersenyum nyengir untuknya.
"Pagi, (Y/N)-chan."
"Wah, pagi juga, Ken-chan. Ada apa datang kesini?" Tanyanya. Ia membuka pintu lebih lebar, memberi kode Draken masuk kedalam.
Aura keibuan yang terpancar di tubuh (Y/N) membuat Draken terpana. Wanita surai hitam yang kini berjalan didepannya semakin dewasa dan menawan.
Pemuda itu mengekori (Y/N) sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Y-yah, cuaca hari ini sedang cerah. Jadi, eum ... a-apa kau ingin keluar bersamaku?"
'Kurasa sudah waktunya aku membuka hatiku untuk Ken-chan.'
"Dengan kata lain, kau ingin mengajakku berkencan?" Ujar (Y/N) memastikan.
Pipi Draken merona tipis. "I-iya gitu."
Kedua sudut bibir wanita itu membentuk lengkungan indah. Senyum yang membuat Draken merasa tenang.
Dengan cepat, (Y/N) mengecup bibir Draken, membuat si empunya mematung.
Kecupan tadi adalah tindakan pertama kali yang dilakukan (Y/N) selama mereka berkencan. Karena sejak awal, hanya Draken yang memberi kasih sayangnya secara terang-terangan.
"Kita sudah berpacaran. Jadi, ya dengan senang hati aku mau, Ken-chan. Aku ambilkan minum dulu sekalian bersiap sebentar, ya."
Draken merona tipis sambil menunjukkan jempolnya. (Y/N) menyeduh kopi untuk pemuda itu, lalu bergegas mengganti pakaian.
'Tapi, kenapa baru sekarang?' Batin si pria dengan tatapannya yang telah berubah.
Wanita yang tengah mengandung itu hanya memakai oversized sweater dan rok selutut, serta polesan bedak tipis dan lip balm seadanya.
"Ken-chan, aku sudah siap." Ucap (Y/N) seraya memasukkan dompet ke tasnya.
Draken sempat terperangah dengan penampilan wanita hamil didepannya. Sederhana, namun tetap anggun dimatanya.
'Terkadang aku masih tak menyangka bisa berkencan denganmu, (Y/N). Tapi—'
Lamunannya terhenti kala pujaan hati menggenggam jemari. "Ayo, Ken-chan."
"U-uh, ayo kita pergi sekarang."
'Maafkan aku, (Y/N).'
••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Monachopsis (Sano Manjirou)
Fanfiction[END] Kita saling mencintai. Aku yang mencintaimu, dan dirimu yang mencintai orang lain. ••••••••• - [♡] ; notes ⚠21+, harsh word, toxic relationship, angst. • semua gambar bersumber dari pinterest. • karakter hanya milik Ken Wakui, saya hanya mem...