Elf

1.8K 300 203
                                    

Sinar matahari menembus celah-celah ventilasi kediaman Ryuguji Ken. Seorang wanita rapuh sudah terbangun, tetapi ia masih tetap berbaring diatas kasur. Tatapannya terlihat kosong nan dingin.

"Apa ... dosaku selama ini?" Gumamnya.

"Kenapa aku harus menerima kepahitan semuanya?"

Ia meremat selimut. "Apa aku saja tidak cukup untuknya?"

PLAK!

(Y/N) menampar kedua pipinya sendiri. "Jangan lemah, (Y/N)! Kau hebat karena ... bisa bertahan sampai sejauh ini. Dan, selama itu juga ... Manji-kun berselingkuh dibelakangku, ya?" Lirihnya.

"Oh, aku baru sadar." Ia menelisik seisi kamar. "Ini ... kamar Ken-chan." Seketika ia teringat bahwa dirinya sempat bertingkah aneh dan beruntung Draken membawanya pergi.

"Aku harus berterima kasih padanya."

TOK TOK TOK

"(Y/N)? Aku masuk— oh? Kau sudah bangun?"

Si empu nama menoleh. "Ya. Baru saja." Jawabnya singkat.

Draken membawa nampan berisi bubur hangat dan segelas air hangat. "Lihat. Aku membawa sarapan untukmu. Isi perutmu, bersihkan diri. Aku ingin ke tempat bengkelku sebentar, karena salah satu pelangganku ingin mengambil motor yang sudah kuurus."

(Y/N) mengangguk. "Terima kasih, Ken-chan."

Lelaki itu tertegun, 'syukurlah dia sudah membaik. Kemarin itu ... seperti kehilangan jati dirinya.' Batinnya seraya tersenyum tipis untuk si puan.

"Kalau begitu aku pergi dulu."

"Ya. Hati-hati."

Pintu kamar pun tertutup rapat menyisakan (Y/N) bersama keheningan. Ia merapihkan sesaat surai legamnya, lalu teringat sesuatu. "Beruntung aku tidak mengganti warna rambutku menjadi warna pirang." Lalu menghela nafas gusar. "Aku tidak menyangka kalau permintaannya Manji-kun itu secara tidak langsung ingin menyamakan aku dengan rambutnya Lexa-neesan."

Menyedihkan.

Selama ini (Y/N) yang selalu berada di sisi Manjirou, tetapi kenapa semuanya berubah begitu cepat? Kenapa dirinya mudah tersingkir dengan wanita lain yang notabenenya baru bertemu beberapa hari yang lalu dengan sang kekasih?

Sial. Memikirkannya saja membuat kepala (Y/N) berdenyut lagi.

Merasa kurang segar, (Y/N) berdiri untuk menyibak gorden lalu membuka jendela kamar agar menghirup udara pagi. "Apa setelah semua ini terjadi ... aku masih bisa menganggapnya sebagai kakakku?"

Flashback On.

"Aku ingin jadi cantik seperti Lexa-neesan!"

Perempuan anggun itu tertawa pelan. "Oh, ya? Kalau begitu berusaha. Aku yakin kalau adikku yang imut ini akan melebihi kecantikanku." Ujarnya sambil mencolek hidung mungil sang adik tiri.

"Lexa-neesan. Bagaimana agar tidak cengeng?"

"Dengan cara mengingat nama orang yang kita sayang. Jika kau mengingat nama orang itu, kau akan menjadi kuat."

Manik bulat (Y/N) mengerjap bingung. "Huh? Aku tidak mengerti, Lexa-neesan! Jelaskan lebih rinci!"

Si empu nama tertawa. "Suatu saat kau akan mengerti, adikku."

Flashback Off.

(Y/N) tersenyum kecil kala mengingat kenangan manis dengan Alexa. "Apapun kondisinya, Lexa-neesan tetaplah kakakku." Ia pun beralih ke kamar mandi untuk membasuh diri terlebih dulu.

Monachopsis (Sano Manjirou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang