'J-JALANGNYA BONTEN?!'
(Y/N) menggelengkan kepalanya kuat. "J-jangan, aku mohon, Manji-kun."
Manjirou biadab.
"Oh, jadi kau lebih memilih dengan lelaki tato naga sialan itu dibandingkan Bonten?" Manjirou memainkan pistol yang ada di belakangnya lalu menodongkan ke pelipis (Y/N). "Kau ingin mati dengan cara apa?"
(Y/N) bergetar ketakutan. Manjirou dihadapannya benar-benar berbeda. Pemuda ini bahkan dengan berani menodongkan senjata api ke kekasihnya sendiri.
Agaknya otak Manjirou tertinggal di makam Emma.
"A-aku akui itu salahku, tapi—"
DOR!
Manjirou melepaskan peluru mengenai dinding di belakang (Y/N).
"TAPI INI SEMUA KARENA ULAHMU, MANJI-KUN!"
*PLAKK!!
Sano Manjirou menampar (Y/N) lagi. "Kurang ajar sekali berteriak seperti itu. Kau pikir kau siapa?"
"AKU KEKASIHMU SEJAK BELASAN TAHUN YANG LALU, SIALAN!!" Teriak (Y/N) lagi. Nafasnya memburu, ia tetap melanjutkan pekikannya tanpa mempedulikan seluruh atensi yang tengah menatapnya dengan amarah; untuk perempuan yang sangat berani dengan pemimpin mereka.
"Aku hanya ingin kasih sayangmu seperti dulu, bukan uang atau hartamu. Apa itu salah?" Balas (Y/N) dengan lirih. "Aku ingin kau selalu pulang, mengucapkan kalimat selamat malam, melakukan hal manis seperti dulu, Manji-kun."
"Kau fikir aku pulang malam itu ngapain?! Aku mencari uang juga untukmu! Untuk mencukupi kebutuhanmu! Apa itu kurang?!"
Manjirou tidak mengerti. Kenapa dirinya yang disalahkan? Kenapa kekasihnya ini berteriak murka kepadanya? Dimana letak salahnya Manjirou yang selalu pulang malam dan tidak pernah pulang demi menyentil para pengkhianat, serta berurusan dengan mafia yang mengerikan. Tidakkah (Y/N) mengerti kalau Manjirou bertaruh nyawa demi memberi kebahagiaan?
"SEBUAH HUBUNGAN TANPA KASIH SAYANG ITU TIDAK PANTAS DIPERTAHANKAN!" (Y/N) kembali berteriak.
Seakan tertampar, Sano Manjirou langsung membelalakan netra jelaganya yang kosong. 'Apa aku sudah kelewatan? Hubungan tanpa kasih sayang?'
Lalu menggelengkan kepalanya perlahan. "J-jangan, jangan tinggalkan aku, (Y/N)-cchi, kumohon."
Seluruh antek-anteknya menganga tak percaya. Apa telinga mereka tidak salah menangkap suara? Seorang Mikey Tak Terkalahkan membuat kalimat permohonan?
(Y/N) menggigit bibir bawahnya dengan sesekali terisak. Ia tersenyum miris. "Aku tidak meninggalkanmu. Tapi, kau yang meninggalkanku, Sano Manjirou."
"T-tidak, jangan, (Y/N)-cchi." Ucap Manjirou lagi. Pemuda ini membawa (Y/N) kedalam pelukannya, ia menenggelamkan wajahnya ke lipatan leher (Y/N).
Ah. Pertahanan (Y/N) mulai goyah— lagi. Gadis ini tidak suka dengan Manjirou yang rapuh. Dengan ragu, ia membalas pelukan Manjirou.
Sano Manjirou menyeringai penuh kemenangan tanpa sepengetahuan gadisnya.
'Hubungan tanpa kasih sayang? Heh. Sejak kapan diriku yang sekarang mengenal kasih sayang?'
Karena Manjirou memeluk (Y/N) menghadap kearah anak buahnya, mereka yang melihat si bos menyeringai pun turut senang.
"(Y/N)-cchi, katakan apa saja permintaanmu. Aku pasti akan menurutinya." Pinta Manjirou dengan nada yang sengaja dibuat-buat sedih.
'Bos kita sangat ahli dalam memanipulasi, ini berkat ajarannya Sanzu.' Ucap para petinggi Bonten dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monachopsis (Sano Manjirou)
Fiksi Penggemar[END] Kita saling mencintai. Aku yang mencintaimu, dan dirimu yang mencintai orang lain. ••••••••• - [♡] ; notes ⚠21+, harsh word, toxic relationship, angst. • semua gambar bersumber dari pinterest. • karakter hanya milik Ken Wakui, saya hanya mem...